Pemasok Senjata Api ke TPNPB-OPM: Dari Eks Prajurit TNI hingga Warga Bojonegoro

7 hours ago 4

SATUAN Tugas Operasi Damai Cartenz 2025 bersama Kepolisian Daerah Papua berhasil mengungkap pasokan senjata api untuk kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Tim gabungan menyita enam pucuk senjata api dan 882 butir amunisi berbagai kaliber produksi PT Pindad Bandung. Tim meringkus mantan prajurit TNI, Yuni Enumbi (YE), yang mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi untuk tentara OPM.

Menurut Kapolda Papua Irjen Patrige Renwarin, berdasarkan pengakuan Yuni, senjata dan amunisi itu dibeli dari seseorang di Jakarta seharga Rp 1,3 miliar. Kemudian, kata dia, barang ilegal ini dikirim ke Surabaya untuk dikemas dan kemudian dikapalkan ke Jayapura menggunakan jasa pengiriman kapal laut. “Kami masih menelusuri dan mengerahkan tim di Pulau Jawa untuk mengusut sumber senjata api ini,” ujar Patrige dalam konferensi pers di Polda Papua pada Sabtu, 8 Maret 2025.

Tiga Warga Bojonegoro Diduga Produksi Senjata Api untuk OPM

Penelusuran yang dilakukan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur mengungkap dugaan keterlibatan tiga orang warga Kabupaten Bojonegoro yang memproduksi senjata api untuk OPM di Puncak Jaya, Papua Tengah.

Kapolda Jawa Timur Komjen Imam Sugianto mengatakan penangkapan tiga tersangka merupakan hasil pengembangan dari penangkapan yang dilakukan oleh Polda Papua. “Dari hasil pengembangan kasus di Papua, diketahui bahwa pemasok senjata berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur,” kata Imam dalam konferensi pers di Mapolda Jatim, Selasa, 11 Maret 2025, seperti dikutip dari Antara.

Imam mengungkapkan ketiga tersangka adalah TR, yang berperan sebagai pemasok dan distributor senjata serta amunisi; MK sebagai operator mesin perakitan; dan PJ sebagai perakit senjata api. Dengan demikian, dalam kasus ini, total ada tujuh tersangka yang ditangkap oleh Polda Jatim, Polda Papua, dan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tersangka ketujuh, AP, berperan sebagai penyimpan senjata dan amunisi di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, DIY.

Dua di antaranya adalah mantan anggota TNI Kodam 18 Kasuari, berinisial YE dan ES, yang ditangkap oleh Polda Papua dan Papua Barat. “Dari penangkapan kedua tersangka, diketahui bahwa senjata dirakit di Bojonegoro,” ujar Imam.

Kapolda Papua Irjen Petrus Patrige Rudolf Renwarin, dalam konferensi pers yang digelar secara daring, menyebutkan barang bukti yang diamankan meliputi 982 butir amunisi berbagai kaliber dan lima senjata api. Adapun lima senjata api yang disita terdiri atas dua senjata rakitan jenis Fajar dan tiga senjata api laras pendek.

Kapolda Papua menegaskan hingga saat ini tidak ditemukan keterlibatan anggota TNI/Polri dalam kasus ini. Namun dia mengatakan tindakan tegas akan diberikan jika ada personel yang terbukti terlibat. “Jika ada anggota TNI yang terlibat dalam jual beli senjata api kepada kelompok kriminal bersenjata, mereka wajib dihukum dengan tindakan tegas, karena mereka sadar bahwa senjata tersebut akan digunakan untuk menyerang rekan mereka di wilayah konflik,” kata dia menegaskan.

Penggerebekan Tempat Perakitan Senjata Api di Perumahan

Sebelumnya, personel gabungan dari Polda Jatim dan Satgassus Mabes Polri menggerebek sebuah rumah di Perumahan Kalianyar, Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang diduga menjadi tempat perakitan senjata api tanpa izin.

Dalam operasi yang yang digelar pada Sabtu siang hingga malam, 8 Maret 2025, itu polisi menemukan seorang perempuan yang merupakan istri penghuni rumah serta dua pria yang diduga sebagai pekerja di bengkel perakitan.

Kepala Desa Kalianyar Ibnu Ismail membenarkan adanya penggeledahan dan penyitaan yang dilakukan aparat kepolisian. “Pihak desa hanya diminta menjadi saksi. Informasinya, rumah itu dikontrakkan dan bukan milik warga Kalianyar,” ujarnya.

Polisi juga menyita sejumlah mesin bubut yang digunakan dalam perakitan senjata api. Beberapa mesin tersebut diangkut menggunakan mobil towing dan pikap yang ditutup terpal.

TPNPB-OPM Beberkan Jaringan Penyuplai Senjata Api

Sementara itu, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan Yuni Enumbi (YE) masih memiliki jaringan sindikat untuk menyuplai senjata api kepada kelompok mereka. “Jaringan sindikatnya itu dari Jakarta. Saya bilang teman saya ke Kopasus, pernah bawa tiga pucuk senjata api dari Surabaya,” ucap Sebby kepada Tempo melalui telepon seluler pada Senin, 10 Maret 2025.

Meski telah dipecat sebagai prajurit TNI, Sebby menyebut Yuni bekerja sama dengan prajurit militer lainnya untuk bisnis menjual senjata api. Dia mengatakan Yuni memanfaatkan koneksi internalnya di TNI untuk mendapatkan akses jual beli senjata api. “Sekarang Yuni Enumbi ini kan pernah ditangkap lalu disidangkan dipecat karena suplai senjata ke TPNPB-OPM, tapi dia masih punya komunikasi karena dia punya teman-teman tentara masih ada jaringan itu,” kata dia.

Sebby mengaku jaringan jual beli senjata api untuk menyuplai ke OPM masih ada hingga saat ini. Dia mengatakan dalang utama yang mengirim senjata api ke wilayah Papua belum tertangkap. “Bagaimana dia (Yuni) bisa ke Surabaya beli senjata-senjata itu lalu dibawa. Jaringan sindikatnya yang master plan-nya yang mengirim senjata dari Jawa itu kan belum ditangkap. Senjata itu pasti akan datang lagi,” ujar Sebby.

Yuni Enumbi disebut-sebut mulai menyuplai senjata api ke OPM sejak jadi anggota TNI. Dia mengatakan pemberian senjata api itu sebelum Yuni dipecat dari TNI pada 2022. “2022 ya, akhirnya dia dipecat. Dia memang waktu anggota TNI ini, dia biasa suplai senjata, makanya ditangkap, dan dipecat,” kata dia.

Sebby mengatakan kala itu Yuni menyuplai banyak jenis senjata api kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah. Seperti Avtomat Kalashnikova atau AK-47, senapan serbu yang paling banyak dijual oleh Yuni beserta peluru kepada OPM. “Saya pikir itu banyak. AK-47 semuanya lengkap. Jenis-jenisnya lumayan banyak, makanya mereka lihat tembak tentara banyak, polisi banyak,” ujarnya.

Dia menyebutkan kelompoknya telah membeli peluru dan senjata api sejak 2004. Dia mengatakan senjata dan peluru tersebut didapatkan dari anggota TNI yang bertugas di wilayah Papua. “2004 itu sudah kami terima peluru-peluru dari anggota tentara aktif yang ada di semua pertahanan militer Indonesia di Jayapura, di Wamena, di Nabire, di mana-mana,” kata Sebby.

Adapun Tentara Nasional Indonesia (TNI) membantah melakukan jual beli senjata dengan OPM melalui pasar gelap. “Kami tidak pernah menjual senjata (ke OPM),” kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan saat dihubungi pada Senin.

Candra mengatakan pihaknya hanya berfokus menjalankan tugas pokok dan fungsinya di Bumi Cenderawasih. “Menjaga kedaulatan NKRI, maupun melindungi dan mengayomi masyarakat,” ujarnya.

M. Raihan Muzzaki, Novali Panji Nugroho, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Revisi UU TNI, Menhan Sebut Prabowo Minta TNI yang Ditugaskan di Lembaga Lain Harus Pensiun

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online