TEMPO.CO, Jakarta - Pendaftaran Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes atau UTBK SNBT 2025 telah resmi ditutup pada Kamis, 27 Maret 2025 pukul 15.00 WIB. Panitia penyelenggara Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru atau SNPMB 2025 mengatakan sebanyak 860.976 orang mendaftar lewat jalur ini.
"Pendaftar yang akan ikut UTBK 860.976," kata Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Panitia SNPMB Eduart Wolok kepada Tempo, Sabtu, 29 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, pendaftaran UTBK-SNBT ini berlangsung dari 11 hingga 27 Maret 2025. Eduart menjelaskan bahwa UTBK-SNBT merupakan seleksi berbasis tes yang memungkinkan siswa tingkat akhir sekolah menengah atas (SMA) untuk memilih perguruan tinggi negeri (PTN) tanpa terikat wilayah domisili. Selain itu, calon mahasiswa juga bisa mengikuti tes secara fleksibel dengan memilih lokasi tes yang sesuai.
Eduart menjelaskan bahwa dalam jalur ini, PTN berbadan layanan umum (BLU) dan satuan kerja (Satker) harus menerima setidaknya 40 persen dari total daya tampung yang tersedia. Sementara itu, perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH) wajib menerima minimal 30 persen dari total daya tampung yang ada.
"Di data ini ada yang menarik kalau kita lihat, kuota terbesar itu ada di SNBT, 259.564 orang," kata dia.
Adapun calon mahasiswa yang telah terdaftar sebagai peserta UTBK selanjutnya akan mengikuti tes sesuai lokasi dan jadwal masing-masing antara 23 April hingga 3 Mei 2025. Materi tes UTBK 2025 nantinya akan terdiri dari tes potensi skolastik (TPS) dan tes literasi. TPS mencakup penalaran umum, pengetahuan dan pemahaman umum, pemahaman bacaan dan menulis, dan pengetahuan kuantitatif. Sedangkan tes literasi mencakup literasi dalam bahasa Indonesia, literasi dalam bahasa Inggris, serta penalaran matematika.
Panitia SNPMB memastikan kelulusan peserta pada UTBK-SNBT tidak akan mengacu pada batas nilai atau passing grade. Koordinator pusat panggilan atau call center SNPMB Badrus Zaman mengatakan program studi di perguruan tinggi mana pun tidak menerapkan sistem passing grade.
Badrus menjelaskan, mekanisme seleksi untuk SNBT murni menggunakan nilai UTBK. "Dan tinggal diurutkan saja, misalnya prodi A di PTN A, daya tampung 50. Maka diurutkan peringkat satu sampai 50 dengan nilai UTBK tertinggi. Nah, itu yang diterima," ujarnya di acara bincang daring seputar persiapan UTBK-SNBT yang disiarkan di seluruh media sosial SNPMB pada Senin, 24 Maret 2025.
Lebih lanjut, ia menambahkan, passing grade yang bisa dilihat tersebar di media sosial hanyalah berupa perkiraan. Nantinya, keketatan persaingan di tiap prodi juga bisa berubah-ubah tergantung pilihan para peserta. Misalnya, jika prodi yang keketatannya tinggi tak banyak dipilih peserta karena mengantisipasi persaingan, maka keketatan prodi tersebut akan berkurang. Begitu juga sebaliknya.
"Jadi sebenarnya itu sangat dinamis, tergantung pada (situasi) saat itu," kata Badrus.
Nabiila Azzahra berkontribusi dalam tulisan ini.