Jakarta -
Hamil anak kedua, pedangdut Lesti Kejora alami kontraksi di kehamilan 33 minggu. Apakah Lesti kembali melahirkan prematur dengan riwayat kelahiran prematur sebelumnya ya, Bunda?
Ya, putra pertama mereka Baby L, lahir pada 26 Desember 2021 secara prematur. Persalinan Lesti Kejora tersebut terjadi secara mendadak di usia kehamilannya yang menginjak 34 minggu.
Pada kehamilan keduanya kali ini, masih belum diketahui apakah Lesti akan melahirkan kembali secara prematur atau tidak. Hanya saja, pada 1 Januari 2025 lalu, istri dari Rizky Billar tersebut dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi.
"Tiba-tiba istri gue kontraksi di tanggal 1-1-2025. Awal tahun banget nih," ujar Rizky Billar dalam vlognya yang diunggah di kanal Youtube Leslar Entertainment.
Kronologi Lesti dibawa ke rumah sakit berawal dari rasa mulas saat malam Tahun Baru 2025. "Kalau kalian 'ngeh' pas live pas malam tahun baruan, itu aku tiba-tiba ke atas, itu aku kasih kode kepada bapak RB mules alias kontraksi. Makanya aku langsung ke atas, pagi-pagi kupikir tak ada rasa itu kembali, ternyata ada. Ya udahlah disuruh ke IGD sama dokter," ungkap Lesti.
Terkait kondisi Lesti saat ini, pasangan tersebut minta didoakan yang terbaik saja bagi calon bayinya tersebut. Baik Billar dan Lesti sadar bahwa riwayat persalinan sebelumnya mungkin bisa saja kembali dialaminya.
"Sebelumnya itu juga prematur di 34 weeks. Ini sekarang usia kandungannya 33 weeks lewat 1 hari. Dulu kalau L itu disuntik sehari tiga kali, tadi juga disarankannya sama. Kalau ada tindakan CITO mau enggak mau harus disuntik pematangan paru lagi, minimalnya tiga kali. Doain aja dan apa pun yang terjadi itu adalah takdir terbaik yang Tuhan Kasih," jelas Billar.
Meski merasakan kontraksi dini, Lesti mengatakan kalau kondisi bayinya Alhamdulillah sehat. "Geraknya Maa Syaa Allah lebih dari abangnya. Sampe sakit," beber Lesti.
Billar pun merasakan bahwa calon anaknya tersebut memang cenderung aktif dari Si Abang L. Ia mengatakan ketika memegang perut Lesti, si bayi selalu sedang bergerak.
Mengenal kontraksi pada kehamilan
Kemunculan kontraksi khususnya jelang persalinan memang kerap muncul. Tetapi, adakalanya, gelombang cinta tersebut datang lebih awal, seperti kasus yang dialami Lesti Kejora ya, Bunda.
Perlu diketahui bahwa kontraksi merupakan bagian dari perjalanan kehamilan yang sering dikaitkan dengan proses persalinan. Kontraksi membantu Bunda mendorong bayi keluar rahim selama bersalin. Saat kontraksi, otot-otot rahim akan menegang dan Bunda akan merasakan sakit.
"Rahim mengelilingi bagi dan ketika otot-otot rahim berkontraksi, hal tersebut membantu proses persalinan," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Bart Putterman, MD, dilansir dari Parents.
Meski dikaitkan dengan persalinan, mengalami kontraksi sebelum waktunya bukan berarti tanda Bunda akan melahirkan ya. Faktanya, kontraksi dini bisa saja terjadi dan merupakan tubuh sedang mempersiapkan kehamilan.
"Rahim (kontraksi) bisa saja berarti ia sedang berlatih untuk menghadapi persalinan," kata direktur kesehatan ibu dan anak di Touro Infirmary di New Orleans, Paul du Treil, MD.
Penyebab kontraksi dini
Melansir dari berbagai sumber, kontraksi dini dapat terjadi karena beberapa penyebab, yakni:
1. Ligamen rahim meregang
Ligamen rahim yang meregang di awal kehamilan dapat menyebabkan kontraksi dini. Saat janin mulai membesar, saat itulah ligamen rahim meregang, sehingga menyebabkan kontraksi.
Kontraksi ini biasanya terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan dan tergolong normal. Pada kebanyakan kasus, kontraksi tidak menimbulkan rasa sakit dan tak akan berlangsung lama.
2. Perut kembung dan sembelit
Nyeri akibat perut kembung dan sembelit biasanya dapat menimbulkan sensasi seperti kontraksi, Bunda. Seringkali rasa nyeri ini bahkan disebut kontraksi dini.
Berbeda dengan kontraksi persalinan, sensasi nyeri karena perut kembung tidak memiliki pola atau ritme yang konstan, dan akan hilang setelah buang air besar. Perut yang terasa nyeri akibat kembung atau sembelit adalah hal normal selama kehamilan karena perubahan hormon.
3. Kekurangan cairan
Kekurangan cairan merupakan salah satu penyebab kontraksi dini dan kontraksi palsu. Saat mengalami dehidrasi, aliran darah ke rahim akan berkurang sehingga menyebabkan kram dan kontraksi, Bunda.
"Respons rahim terhadap kekurangan volume darah dan cairan adalah kram, yang dapat menyebabkan kontraksi seperti saat menstruasi," kata profesor kedokteran ibu-janin di University of Texas Medical Branch, Shannon M. Clark, M.D, dikutip dari Self Magazine.
4. Berhubungan seksual
Berhubungan seks saat hamil dapat memicu kontraksi dini yang terasa seperti kram ringan. Hal tersebut normal selama kram yang dirasakan ringan dan hilang segera setelah berhubungan seksual.
Kontraksi dapat muncul karena tubuh melepaskan oksitosin dan air mani mengandung prostaglandin saat Bunda mengalami orgasme. Secara khusus prostaglandin dapat menyebabkan kontraksi rahim yang membuat Bunda mengalami kram ringan selama beberapa jam setelah berhubungan seksual.
Cara mengatasi kontraksi dini
Kontraksi dini, terutama di awal kehamilan, dapat diatasi dengan beberapa cara, seperti:
1. Memenuhi asupan cairan dengan minum air putih yang cukup setiap hari
2. Tidak menunda atau menahan buang air kecil dan buang air besar
3. Mengurangi aktivitas berat atau yang memicu kelelahan selama hamil
4. Mengonsumsi makanan bergizi selama masa kehamilan
5. Minum secangkir teh herbal hangat atau susu
6. Mandi atau berendam dengan air hangat.
Kontraksi persalinan dini (prematur)
Istilah kontraksi dini yang dikaitkan dengan persalinan biasanya mengacu pada persalinan prematur, Bunda. Kontraksi ini terjadi sebelum minggu ke-37 dengan durasi yang signifikan atau jeda 10 sampai 12 menit di antara setiap kontraksi.
Berikut tanda-tanda persalinan prematur yang perlu Ayah dan Bunda ketahui:
1. Kram perut ringan menyerupai kram haid
2. Merasakan tekanan di perut bagian bawah atau panggul
3. Perut terasa mengeras
4. Sakit punggung yang konstan disertai perubahan pada keputihan
5. Kontraksi yang teratur atau sering, seringkali tidak menimbulkan rasa sakit
6. Selaput ketuban pecah menimbulkan tetesan cairan
7. Penyebab dan faktor risiko persalinan dini (prematur)
Banyak perempuan yang mengalami kelahiran prematur tidak mengetahui penyebab dan faktor risikonya. Berikut beberapa faktor risiko yang umumnya menyebabkan persalinan dini atau prematur, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG):
1. Riwayat kesehatan ibu
2. Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
3. Hamil lebih dari satu janin
4. Pendarahan vagina saat hamil
5. Infeksi selama kehamilan
6. Faktor gaya hidup
7. Usia ibu hamil kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
Bahaya Kontraksi Dini bagi Janin
Kontraksi dini di awal kehamilan umumnya tidak berbahaya bagi janin, bila disebabkan karena perubahan tubuh dan faktor hormonal. Namun, Bunda perlu waspada bila kontraksi terus terjadi hingga menyebabkan perdarahan ya. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda keguguran atau janin tidak berkembang.
Berbeda dengan kontraksi di awal kehamilan, kontraksi persalinan dini atau prematur perlu diwaspadai. Kontraksi persalinan prematur terjadi secara berkala dan semakin sering atau semakin menyakitkan, berbeda dengan kontraksi palsu.
Bunda sebaiknya segera ke dokter bila mengalami kontraksi ini disertai gejala yang mengkhawatirkan, seperti air ketuban pecah, tekanan di panggul, sakit punggung hebat, perubahan keputihan, atau perdarahan.
Bayi yang dilahirkan sebelum usia 32 minggu kemungkinan memiliki prognosis yang kurang baik. Kelahiran prematur dapat mengakibatkan konsekuensi masalah kesehatan, seperti berat badan lahir rendah, masalah penglihatan dan pernapasan, perkembangan organ yang tidak sempurna, serta ketidakmampuan belajar di kemudian hari.
Semoga informasinya bermanfaat ya, Bunda. Semoga sehat selalu sampai persalinan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)