Jakarta -
Kasus dugaan eksploitasi kerja yang dialami mantan pekerja sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) di Taman Safari Indonesia (TSI) belakangan viral di media online. Dugaan muncul setelah beberapa mantan pekerja sirkus OCI buka suara terkait eksploitasi yang dialami selama bekerja, Bunda.
Dalam siaran pers yang diterima HaiBunda pada Kamis (18/4/25), pihak PT. Taman Safari Indonesia (TSI) memberikan klarifikasi terkait dugaan eksploitasi tersebut. Ada empat poin klarifikasi yang disampaikan pihak TSI mengenai beberapa tudigan yang ramai diberitakan ke publik.
Berikut beberapa tudingan yang dimaksud oleh TSI:
- Pernah diperiksa oleh KOMNAS HAM pada tahun 1997 terkait kasus pelanggaran HAM dan eksploitasi anak.
- Bahwa TSI tidak menjalankan rekomendasi KOMNAS HAM yang tertuang dalam dokumen Pernyataan KOMNAS HAM tentang kasus Oriental Circus Indonesia tanggal 1 April 1997
- Bahwa dalam rekomendasi tersebut, KOMNAS HAM meminta TSI untuk membayar kompensasi kepada ex. atlit Oriental Circus Indonesia (selanjutnya OCI).
Melalui keterangan terbaru, TSI meluruskan sejumlah informasi yang keliru, yang kebenarannya tertuang pada dokumen berjudul Pernyataan Komnas HAM tentang kasus Oriental Circus Indonesia tertanggal 1 April 1997. Berikut isinya:
- Subyek hukum dalam dokumen rekomendasi KOMNAS HAM adalah Oriental Circus Indonesia (OCI), dan tidak pernah sekalipun disebutkan PT. Taman Safari Indonesia.
- Pada poin rekomendasi KOMNAS HAM poin 4, ayat 4.1 - 4.4, KOMNAS HAM tidak pernah mengeluarkan rekomendasi untuk membayarkan kompensasi finansial.
- Sebagaimana tertulis dalam poin 4.1 adalah agar OCI-bukan TSI-bekerjasama dengan instansi terkait untuk menjernihkan asal-usul pemain sirkus OCI.
- Pada poin 4.4, KOMNAS HAM meminta agar pelbagai sengketa antara OCI -bukan TSI-dengan anak-anak ex atlit circus agar diselesaikan secara kekeluargaan,
Berdasarkan proses mediasi dan dokumen pernyataan KOMNAS HAM di atas, TSI menyatakan bahwa mereka bukanlah pihak yang dimintai tindakan/pertanggungjawaban oleh KOMNAS HAM, Bunda. TSI juga bukan pihak yang dilaporkan oleh para ex atlit Oriental Circus Indonesia pada April 1997 lalu.
Di akhir pernyataannya, pihak TSI menghimbau agar seluruh pihak yang menyebarkan informasi terkait, berpatokan pada dokumen resmi KOMNAS HAM dan bukan kepada pendapat sepihak yang informasinya tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
"TSI tidak membenarkan bahkan selalu mencegah segala bentuk kekerasan dalam bentuk apa pun," demikian isi dalam siaran pers klarifikasi.
Sebelumnya, Komisaris Taman Safari Indonesia, Tony Sumampouw juga sempat buka suara terkait masalah ini. Tony membantah isu tersebut dan mengatakan bahwa memang pernah ada yang melapor pada 1997, tetapi masalah sudah selesai.
"Sama sekali tidak benar. Pada saat itu kan sudah enggak ada timbul masalah kan gitu," ungkap Tony, dikutip dari laman detikcom, Kamis (17/4/25).
"Jadi enggak benar itu hanya, apa, suatu difitnahkan seperti itu. Nah itu kan akan kita klarifikasi juga," sambungnya.
KemenHAM usut dugaan eksploitasi
Pada Selasa (15/4/25), Wakil Menteri HAM Mugiyanto menerima audiensi dengan para mantan pemain sirkus OCI di kantornya. Dalam audiensi ini, ia menerima aduan para pemain sirkus yang mengaku mendapat kekerasan hingga dugaan perbudakan.
"Ada kemungkinan banyak sekali tindak pidana yang terjadi di sana. Banyak kekerasannya. Ada aspek yang penting juga yang tidak orang pikirkan, itu tentang identitas mereka. Padahal identitas seseorang itu adalah hak dasar. Mereka tidak tahu siapa asal-usulnya, siapa orang tuanya. Ini harus kita carikan jalan bagi mereka untuk mengetahui siapa diri mereka," kata Mugiyanto, Rabu (16/4/25).
Mantan pemain OCI di Taman Safari mengaku dipaksa tampil saat hamil
Dalam wawancara di program detikPagi edisi Kamis (17/4/25), seorang mantan pemain OCI bernama Butet mengungkap dugaan ekspoitasi yang diterimanya ketika bekerja sebagai pemain sirkus OCI. Butet mengaku pernah mendapat kekerasan saat hamil.
"Saya berhubungan dengan karyawan (pemain sirkus lainnya) di usia remaja, saya pacaran terus kejadian hamil. Itu pun saya juga dipisahkan dengan anak saya," ujar Butet.
"Waktu saya hamil, saya dirantai, kaki saya dipasung sama rantai gajah sampai saya enggak bisa buang air. Terus saya dipukulin, itu saya terpuruk sakit hati. Waktu saya dipasung, saya belum melahirkan itu masih hamil," sambungnya.
Butet juga mengatakan bahwa ia masih dipaksa tampil saat usia kandungan sudah hampir 8 bulan. Setelah selesai tampil, ia bahkan langsung dipasung.
"Itu kan saya dipasungnya, pas main show selesai saya baru dipasung di waktu tidur malam karena takut saya akan kabur. Terus saya tetap menjalankan aktivitas di usia kandungan kurang dari 8 bulan," ungkapnya.
Demikian klarifikasi dari pihak Taman Safari Indonesia terkait dugaan eksploitasi terhadap mantan pekerja sirkus OCI, dan detail awal mula berita ini viral di media.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)