Jakarta -
Bunda, pernahkah terpikir bahwa udara yang kita hirup sehari-hari bisa berdampak pada si kecil bahkan sejak dalam kandungan? Ternyata banyak penelitian yang njukkan bahwa paparan polusi udara saat hamil bisa memengaruhi struktur otak janin, bahkan sebelum bayi lahir.
Apa yang dimaksud dengan polusi udara?
Polusi udara adalah pencemaran udara oleh zat-zat berbahaya yang bisa mengganggu kesehatan tubuh, terutama saat dihirup dalam jangka waktu lama. Zat-zat ini bisa berasal dari kendaraan bermotor, asap pabrik, pembakaran sampah, hingga asap rokok.
Beberapa jenis polutan udara yang paling umum dan berbahaya antara lain:
- PM2.5 (Particulate Matter 2.5)
Ini adalah partikel debu super kecil (ukurannya 30 kali lebih kecil dari rambut manusia) yang bisa masuk ke dalam paru-paru dan bahkan aliran darah. Dari sana, partikel ini bisa menyebabkan peradangan sistemik, bahkan memengaruhi plasenta dan aliran oksigen ke janin. Mekanisme ini yang diduga bisa mengganggu perkembangan otak bayi dalam kandungan. - Nitrogen Dioksida (NO₂)
Sering keluar dari knalpot mobil atau motor. Bisa menyebabkan peradangan pada saluran napas. - Karbon Monoksida (CO)
Gas tidak berwarna dan tidak berbau yang bisa sangat beracun. Banyak dihasilkan dari asap kendaraan dan pembakaran bahan bakar. - Ozon (O₃) di permukaan bumi
Bukan ozon pelindung di langit ya, Bunda. Yang ini terbentuk dari reaksi kimia antara sinar matahari dan polusi kendaraan. Bisa menyebabkan sesak napas dan iritasi mata.Sulfur - Dioksida (SO₂)
Dihasilkan dari pembakaran batubara, biasanya dari industri atau pembangkit listrik.
Beberapa studi membuktikan bahaya polusi udara bagi janin
Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari Children’s Hospital of Los Angeles. Penelitian ini melibatkan lebih dari 700 wanita hamil sehat. Para ilmuwan menggunakan teknologi pencitraan MRI pada janin di trimester ketiga kehamilan, dan hasilnya cukup mengejutkan.
Paparan polusi udara terutama partikel halus (PM2.5) yang berasal dari asap kendaraan, pabrik, dan pembakaran lainnya, ternyata berhubungan dengan perubahan bentuk dan ukuran area otak tertentu pada janin.
Daerah otak yang terdampak berkaitan dengan fungsi emosi, perilaku, serta perkembangan kognitif anak di kemudian hari. Ini menunjukkan bahwa paparan udara kotor bukan hanya risiko jangka pendek, tapi juga bisa membawa dampak jangka panjang pada tumbuh kembang anak.
Studi lainnya yang dipublikasikan di The Lancet Planetary Health ini menganalisis data yang dikumpulkan antara tahun 2018 dan 2021 dari 754 pasangan ibu-janin yang berpartisipasi dalam proyek BiSC (Barcelona Life Study Cohort) di Barcelona.
Studi ini bertujuan untuk memahami hubungan polusi udara dengan kesehatan anak dan perkembangan otak, dan dianggap sebagai salah satu studi paling komprehensif di bidang ini.Selama trimester ketiga kehamilan, peserta menjalani neurosonografi transvaginal, USG khusus yang memungkinkan analisis bentuk dan struktur otak janin.
Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan antara paparan karbon hitam yang lebih tinggi dan pengurangan kedalaman sulkus lateral (juga dikenal sebagai fisura Sylvian), alur dalam yang membentang melalui otak, yang mungkin menunjukkan kurangnya pematangan otak.
Hubungan antara paparan polusi udara dan perubahan morfologi struktur otak ini lebih kuat selama trimester kedua dan ketiga kehamilan.Temuan ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan kesadaran dan edukasi, baik dalam komunitas kesehatan maupun di seluruh masyarakat.
“Selama pertengahan hingga akhir kehamilan, otak janin memasuki fase penting perkembangannya, yang membuatnya sangat rentan terhadap faktor eksternal seperti polusi,” jelas Payam Dadvand, peneliti IS Global dikutip dari Neurosciencenews.
“Sebagai dokter, kami kini melihat bukti kuat bahwa bahkan pada kehamilan yang tampak sehat menurut semua ukuran konvensional, faktor-faktor seperti polusi udara dapat memengaruhi perkembangan otak janin secara halus,” sambungnya.
Apa dampaknya bagi anak?
Berikut ini beberapa dampak paparan polusi bagi perkembangan otak janin:
1. Mengubah struktur otak janin
Menurut penelitian terbaru dari Netherlands Brain Institute, partikel polusi udara ternyata bisa menembus plasenta dan sampai ke janin. Ini yang bikin khawatir:
Perkembangan otak terganggu, terutama bagian otak yang mengatur emosi dan perilaku.Meningkatkan risiko autisme atau ADHD saat anak tumbuh nanti.Bisa menyebabkan berat badan lahir rendah dan gangguan paru-paru.
Selain itu Studi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menyebutkan bahwa anak-anak yang terpapar polusi udara tinggi saat di dalam kandungan memiliki skor tes IQ lebih rendah.
2. Gangguan pernapasan dan paru-paru
Anak yang terpapar polusi sejak janin juga lebih rentan terhadap:
- Asma dan alergi
- Infeksi saluran pernapasan berulang
- Fungsi paru-paru yang lebih lemah dibandingkan anak-anak lain
3. Gangguan imunitas dan peradangan
Paparan polusi udara dapat memicu peradangan sistemik sejak bayi dalam kandungan. Ini membuat anak lebih rentan terhadap penyakit dan berisiko mengalami gangguan metabolik di kemudian hari.
4. Berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur
Beberapa polutan seperti PM2.5 dan NO₂ diketahui meningkatkan risiko lahir dengan berat badan rendah dan kelahiran sebelum waktunya (prematur), yang bisa memengaruhi kesehatan jangka panjang
5. Risiko masalah mental di masa remaja
Penelitian jangka panjang di Eropa dan Amerika Serikat menemukan hubungan antara polusi udara selama kehamilan dan kecemasan atau depresi saat anak menginjak usia remaja serta masalah perilaku, seperti agresivitas atau kesulitan bersosialisasi.
Mencegah paparan polusi saat hamil
Tenang, Bunda, bukan berarti kita tak bisa berbuat apa-apa. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa Bunda lakukan selama hamil:
- Gunakan masker saat berada di luar rumah, terutama saat kualitas udara sedang buruk.
- Pantau indeks kualitas udara (AQI) melalui aplikasi atau situs terpercaya.
- Hindari aktivitas di luar ruangan saat polusi sedang tinggi, misalnya saat pagi hari di dekat jalan raya padat.
- Gunakan air purifier di rumah untuk menjaga kebersihan udara di dalam ruangan.
- Konsumsi makanan bergizi tinggi antioksidan, seperti sayur dan buah, untuk menangkal efek radikal bebas dari polusi.
Demikian Bunda, penjelasan tentang polusi udara yang bisa ubah struktur otak janin sebelum lahir. Semoga informasinya membantu ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)