TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebut Transjabodetabek akan menambah sejumlah trayek baru pada tahun ini. Dia menilai penambahan trayek tersebut merupakan salah satu kebutuhan mobilitas di Jakarta dan sekitarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rencananya, kata dia, peluncuran trayek baru bus kota tersebut akan berlangsung beberapa bulan ke depan. "Mudah-mudahan September atau Agustus, enam trayek baru akan kami lucurkan," kata Pramono di Balai Kota Jakarta pada Selasa, 29 April 2025.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengatakan pembukaan trayek baru akan termasuk rute-rute yang selama ini hanya bisa diakses kendaraan pribadi meski volume lalu lintasnya padat. Contohnya, kata dia, seperti rute ke kawasan Pantai Indah Kapuk.
Pramono berujar pembukaan trayek baru akan meningkatkan aksesibilitas sejumlah kawasan ke masyarakat. "Artinya siapa saja bisa pergi ke sana, jangan sampai kemudian ada eksklusivitas dari sebuah area atau tempat," ucap dia.
Selain itu, Pramono juga membicarakan rencana kenaikan tarif Transjakarta. Menurut dia, rencana itu saat ini masih dalam tahap kajian. "Sampai hari ini hal yang berkaitan dengan usulan Transjakarta belum diusulkan, masih dalam bentuk kajian," kata Pramono.
Dia sempat membahas wacana kenaikan tarif Transjakarta bersama Dewan Transportasi Kota Jakarta atau DTKJ. Belum ada keputusan mengenai penambahan biaya kendaraan umum tersebut dalam pertemuan yang berlangsung di Balai Kota Jakarta pada 28 April 2025 itu.
Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Syafrin Liputo mengatakan tarif Transjakarta yang saat ini telah berlaku sejak 2005. "Seperti kita ketahui, tarif Transjakarta Rp 3.500 per penumpang ini berlaku sejak tahun 2005, 20 tahun yang lalu," ucap Syafrin di Balai Kota, Senin, 28 April 2025.
Menurut dia, rencana penyesuaian tarif sudah dibahas sejak lama. Apalagi, kata Syafrin, tarif Rp 3.500 berlaku sejak upah minimum provinsi (UMP) Jakarta masih sekitar Rp 800 ribu. Saat ini, UMP Jakarta adalah sebesar Rp 5,39 juta.
Wacana kenaikan tarif Transjakarta sudah muncul sejak 15 tahun lalu. Pada 2010, gubernur saat itu, Fauzi Bowo, berencana mengubah tarif Transjakarta dari Rp 3.500 menjadi Rp 5 ribu Rencana itu belum pernah direalisasikan hingga saat ini.
Pada 2020, lima tahun sebelum Pramono menjabat gubernur, Transjakarta juga kembali mengkaji kenaikan tarif. Direktur utama PT Transportasi Jakarta saat itu, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, mengatakan ongkos bus kota sebesar Rp 3.500 sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi ekonomi saat ini.
Jhony menyebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta akan terbebani jika tarif tersebut tidak berubah. Menurut Jhony, kelayakan tarif Transjakarta adalah sekitar Rp 5.000. "Itu berdasarkan ability to pay dan willingness to pay," kata dia di Jakarta Selatan pada 18 Juni 2020.