KUNJUNGAN sejumlah menteri Kabinet Merah Putih serta peserta Sekolah Staf dan Pemimpin Menengah (Serdik Sespimmen) Polri ke kediaman Presiden Ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi di Kota Solo, Jawa Tengah, menuai sorotan publik. Isu matahari kembar muncul setelah sejumlah menteri Prabowo sowan ke Jokowi tersebut.
Beberapa Menteri Prabowo yang besilaturahmi ke Jokowi di momen Lebaran 2025 di antaranya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Ada pula Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, serta Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya.
Menanggapi kunjungan tersebut, Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera mengatakan semestinya para menteri Kabinet Merah Putih harus mendapat izin Prabowo apabila menemui Jokowi. Politikus Partai Keadilan Sejahtera atau PKS itu menilai silaturahmi ke Jokowi baik, tetapi dia mengingatkan agar jangan sampai ada persepsi matahari kembar.
Apalagi, kata dia, pertemuan dengan Jokowi dilakukan pada jam kerja para menteri. “Silaturahmi bagus. Tapi jangan di jam kerja dan pastikan izin pada Presiden,” kata Mardani kepada Tempo pada Sabtu, 12 April 2025.
Setelah itu, Jokowi juga kedatangan tamu dari peserta Serdik Sespimmen Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) Ke-65 pada Kamis, 17 April 2025. Sespimmen Polri adalah sekolah staf dan pimpinan menengah Polri dengan peserta didik perwira menengah dengan pangkat ajun komisaris besar dan komisaris. Ajudan Jokowi Komisaris Syarif Muhammad Fitriansyah juga sedang menempuh pendidikan di Sespimmen Polri Dikreg ke-65 tersebut.
Lantas, bagaimana tanggapan Jokowi dan Menteri Sekretaris Negara perihal isu matahari kembar tersebut?
Jokowi: Hanya Satu Presiden, Prabowo
Jokowi menepis isu matahari kembar setelah sejumlah menteri dan wakil menteri Prabowo menemuinya di Kota Solo. Dia menegaskan matahari hanya satu, dalam hal ini yang dimaksud adalah Presiden Prabowo Subianto. “Enggak ada yang namanya matahari kembar. Matahari itu hanya satu, yaitu Presiden Prabowo Subianto, sudah, jelas,” ujarnya saat ditemui wartawan di kediamannya pada Senin, 21 April 2025.
Wali Kota Solo periode 2005-2012 itu memastikan para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih yang hadir menemuinya untuk bersilaturahmi. Terutama pada saat Idulfitri 1446 Hijriah. “Silaturahmi di hari Lebaran kan sangat baik kepada siapa pun, ya,” ucapnya.
Ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu juga mengatakan, selama pertemuan, tidak ada menteri dan wakil menteri yang meminta saran atau masukan. “Silaturahmi biasa, dan itu baik, silaturahmi itu,” kata dia.
Mensesneg: Tak Ada Matahari Kembar dalam Silaturahmi Pejabat ke Jokowi
Adapun Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan tidak ada indikasi matahari kembar dalam pertemuan sejumlah pejabat Sespimmen Polri dengan Jokowi di Kota Solo pada Kamis lalu.
Prasetyo, yang juga Juru Bicara Presiden RI, menyebutkan pertemuan tersebut murni bersifat silaturahmi dalam suasana Lebaran, bukan manuver politik. “Oh, enggak ada lah itu,” ujarnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 21 April 2025, saat menjawab pertanyaan wartawan perihal isu matahari kembar dalam silaturahmi Serdik Sespimmen Polri dengan Jokowi itu, seperti dikutip dari Antara.
Dalam kunjungan itu, hadir sejumlah peserta dan pejabat Sespimmen Polri Dikreg Ke-65, di antaranya Patun Pokjar II Serdik Sespimmen Dikreg Ke-65 Komisaris Besar Pol. Denny.
Mengenai silaturahmi sejumlah menteri Prabowo ke mantan Presiden Jokowi di momen Lebaran, Prasetyo menganggapnya sebagai sesuai yang lumrah. Dia menepis kesan bahwa pertemuan tersebut berlawanan dengan kepemimpinan Presiden Prabowo saat ini.
Politikus Partai Gerindra itu menyebutkan semangat dari pertemuan itu adalah murni silaturahmi dan tidak perlu diasosiasikan dengan konflik politik. “Enggak, sama sekali tidak. Karena bagi beliau, semangatnya kan silaturahmi, jadi tolong juga lah jangan kemudian diasosiasikan ini ada menteri yang silaturahmi kepada Bapak Jokowi, lantas dianggap ada matahari kembar, jangan begitu,” ujarnya.
Prasetyo juga memastikan tidak ada kerenggangan di antara menteri Kabinet Merah Putih setelah Prabowo menghubungi Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Menurut Prasetyo, Cak Imin menyampaikan Prabowo meminta para menteri merapatkan barisan.
“Enggak ada kerenggangan. Sebagai sebuah tim, Bapak Presiden kan selalu menganalogikan Kabinet Merah Putih kita ini sebagai sebuah tim, ya memang kami harus terus merapatkan barisan,” kata Prasetyo.
Prasetyo mengatakan perintah Prabowo kepada menteri-menterinya untuk merapatkan barisan bertujuan untuk menjaga semangat.
Cak Imin sempat membocorkan bahwa Kepala Negara meneleponnya agar para menteri merapatkan barisan. Dia menyampaikan hal itu saat ditanya mengenai pembahasan selama acara halalbihalal bersama dirinya pada Ahad malam, 20 April 2025.
“Tadi Presiden juga menelepon saya, menyampaikan selamat halalbihalal hari ini dan meminta kepada sesama menteri untuk terus merapatkan barisan,” ujar Cak Imin di rumah dinas Menko PM, Jakarta.
Dia menuturkan Prabowo telah diundang menghadiri acara halalbihalal bersama dirinya. Tak bisa hadir, Prabowo pun menelepon mengucapkan selamat atas pelaksanaan kegiatan itu.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berujar pembahasan antarmenteri dalam acara tersebut hanya terkait isu-isu umum. “Intinya, dengan halalbihalal ini, para menteri yang datang dapat meningkatkan pola kerja bersama yang hadir di antara anggota Kabinet Merah Putih ini,” ucapnya.
Septia Ryanthie, Eka Yudha Saputra, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Reaksi Tokoh Lintas Agama atas Wafatnya Paus Fransiskus