Sinetron Ternyata Singkatan, Ini Kepanjangan dan Asal Usulnya

7 hours ago 4

Jakarta -

Sinetron adalah salah satu hiburan yang hampir disukai semua kalangan usia. Sinetron tayang di televisi dan biasanya terdiri dari lebih dari satu episode.

Tahukah Bunda, sinetron ternyata singkatan dari sinema elektronik. Simak asal usul sinetron dan perkembangannya berikut ini yuk.

Kepanjangan sinetron

Menurut kamus daring dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, sinetron didefinisikan sebagai film yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti televisi.

Sementara dikutip dari buku Bahasa Indonesia Kelas 6 Sekolah Dasar karya Engkos Kosasih, M.Pd, dkk, sinetron atau sinema elektronik adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai dengan konflik.

"Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter khas masing-masing," tulis Engkos Kosasih, M.Pd, dkk.

"Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya."

Di Indonesia, tak sedikit sinetron yang mengandung unsur kebudayaan dan pendidikan. Misalnya, sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang menceritakan kehidupan keluarga Betawi di Jakarta, atau sinetron Keluarga Cemara yang menceritakan kehidupan keluarga sederhana dengan segala masalahnya.

Asal-usul sinetron

Konon, istilah sinetron dipopulerkan oleh penulis Arswendo Atmowiloto dan akademisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Soemardjono. Dilansir CNN Indonesia, Arswendo dan Soemardjono, menggunakan istilah itu untuk menjelaskan film yang diproduksi secara elektronis di atas pita magnetik.

Istilah sinetron kemudian berkembang seiring perkembangan zaman. Saat ini, banyak yang menyebut sinetron sebagai serial yang rilis di televisi dengan berbagai gender dan konsep.

Bila menilik ke belakang, tayangan berformat sinetron pertama di Indonesia diketahui sudah ada sejak tahun 1962. Demikian seperti dijelaskan dalam arsip TVRI, dilansir buku Radio, Televisi, dan Film dalam Era 50 Tahun Indonesia.

Sinetron yang tercatat di arsip tersebut berjudul Sebuah Jendela. Sinetron disiarkan dengan format bernama TV Play. Setahun berikutnya, format sinetron serupa yang berjudul Gerhana disiarkan oleh TVRI.

Memasuki tahun 1990-an atau tepatnya 1992, sinetron mulai disiarkan di televisi dengan format episode. Sejak saat itu, kemunculan TV swasta yang menjamur mulai berlomba-lomba memproduksi sinetron.

Perlu diketahui, saat sinetron pertama kali muncul di layar kaca sekitar tahun 1990-an, industri film layar lebar tengah mati suri. Setiap tahunnya, hanya sedikit film yang bisa naik ke bioskop, Bunda.

Akademisi dari Institut Kesenian Jakarta Danu Murti membenarkan pernyataan tersebut. Ia mengatakan bahwa industri sinetron tumbuh saat industri film tengah mati suri.

"Sinetron yang tayang di televisi berkembang di Indonesia dari awal 1990-an seiring mati surinya perfilman Indonesia," kata Dosen Televisi dan Film di IKJ ini.

"Sinetron semakin mempunyai tempat karena kehadiran stasiun televisi swasta baru yang mulai mengudara," sambungnya.

Sinetron yang tayang di era 1990-an banyak menggunakan pola yang sama, yakni mengadaptasi serial India melalui penggambaran adegan secara dramatis. Danu mengatakan bahwa negara India memberikan pengaruh besar dalam perkembangan sinetron Tanah Air, khususnya menjadi referensi ide dan proses produksi.

"Kiblatnya banyak menggunakan serial yang tayang di India untuk diadopsi oleh sinetron Indonesia," ungkap Danu.

"Penggunaan zoom in dengan menambahkan suara efek menjadi hal yang paling sering terlihat dalam sinetron untuk mendramatisasi sebuah adegan maupun karakter yang hadir."

Perkembangan sinetron semakin besar seiring berkembangnya zaman dan industri kreatif. Pada akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an, stasiun TV Indonesia mulai menyiarkan sinetron atau drama dari negara lain, seperti India dan Taiwan.

Kemudian, negara lain seperti Korea Selatan juga mulai masuk ke pasar industri perfilman Indonesia. Pada tahun 2001, drama Korea seperti Autumn in My Heart dan Winter Sonata sukses besar di Tanah Air.

Di Indonesia, sinetron karya anak bangsa juga mulai menyesuaikan tingginya permintaan penonton dan aspek bisnis. Format sinetron pun berubah menjadi kejar tayang atau stripping, di mana episode ditayangkan setiap hari di layar kaca.

Belakangan, sinetron yang tayang di televisi akan dilihat berdasarkan rating. Bila rating-nya bagus, produksi sinetron akan dilanjutkan.

Sampai saat ini, industri sinetron masih diminati oleh banyak kalangan masyarakat. Meski begitu, cerita yang dibagikan mulai menimbulkan kekhawatiran. Tak sedikit judul sinetron dianggap tidak mendidik lantaran kualitas cerita yang menurun, Bunda.

"Dibuatnya sinetron menjadi berpuluh-puluh episode karena tujuan komersial semata, sehingga dikhawatirkan kualitas ceritanya menurun. Dampak berikutnya, sinetron menjadi tidak lagi mendidik, tetapi hanya menyajikan hal-hal yang bersifat menghibur," tulis Engkos Kosasih, M.Pd, dkk., dalam bukunya.

Demikian asal-usul dan singkatan dari sinetron. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online