Standard Chartered Ramal Bitcoin Naik Lagi, Jadi “Pelindung Kekayaan” di Tengah Teror Tarif Global!

1 week ago 14

Jakarta, Pintu News – Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan ancaman tarif global yang memicu ketidakpastian pasar, Bitcoin kembali mencuri perhatian sebagai aset pelindung nilai.

Standard Chartered, salah satu bank investasi global ternama, memprediksi bahwa Bitcoin berpotensi mengalami kenaikan signifikan dalam waktu dekat. Geoff Kendrick dari Standard Chartered menyebutkan bahwa meski sempat terkoreksi, Bitcoin tetap menunjukkan ketahanan yang luar biasa dan bisa menjadi “pelindung kekayaan” baru di era ketidakpastian ekonomi global.

Geoff Kendrick Standard Chartered: Meski Turun, Performa Bitcoin Terbilang Kuat

Di tengah volatilitas yang meningkat di seluruh pasar, para analis masih berbeda pendapat soal apakah penurunan terbaru harga Bitcoin (BTC) menandakan tren penurunan yang lebih dalam atau hanya gejolak sementara.

Akhir pekan lalu, harga Bitcoin anjlok tajam—mencerminkan ketidakpastian pasar yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan rencana tarif baru dari Trump. Namun, sebagian ahli percaya bahwa rebound masih mungkin terjadi.

Baca juga: Bitcoin Price Update: Harga Bitcoin Memanjat ke $79.000 Hari Ini (8/4/25), Arthur Hayes Optimis Dominasi BTC akan Meningkat 70%!

Geoff Kendrick dari Standard Chartered mengatakan bahwa meski terjadi penurunan pada hari Minggu, performa Bitcoin masih terbilang kuat, hanya kalah dari Microsoft dan Google dalam hal pengembalian selama periode yang sama.

“Terkadang pergerakan kripto di hari Minggu bisa jadi petunjuk arah pasar saham pada hari Senin. Kalau benar, hari Senin bisa jadi suram. Tapi, pasar valuta asing (FX) baru saja dibuka dan nilai AUD tetap sama seperti hari Jumat. Kalau pasar FX benar, maka penurunan kripto ini hanya sementara dan BTC kemungkinan akan kembali ke harga penutupan hari Jumat di $84.000,” ujar Kendrick, Kepala Riset Aset Digital Global di Standard Chartered.

Menurut Kendrick, kekhawatiran terkait tarif mungkin terlalu dibesar-besarkan dan Bitcoin bisa saja berperan sebagai lindung nilai terhadap meningkatnya isolasionisme AS dan risiko terhadap mata uang fiat.

Analis Crypto Coin Bureau Memperingatkan Pemulihan Mungkin Tak Bertahan Lama

Pandangan ini berbeda dengan pernyataan penasihat ekonomi utama Trump, Kevin Hassett, yang mencoba meredakan pasar dengan mengatakan bahwa ada 50 negara yang telah menjalin kontak untuk bernegosiasi soal tarif, dan dampaknya terhadap konsumen diyakini minim.

Namun, analis crypto sekaligus pendiri Coin Bureau, Nic Puckrin, memperingatkan bahwa meski pemulihan berbentuk V mungkin terjadi—terutama setelah lebih dari $1 miliar likuidasi—pemulihan ini bisa saja tidak bertahan lama.

“Ada risiko nyata akan terjadi ‘dead cat bounce’ (pemulihan semu). Faktor makro sekarang jadi pengendali utama, dan kondisinya sangat tidak bisa diprediksi,” ujar Puckrin kepada laman BeInCrypto, sembari mengingatkan investor baru untuk berhati-hati agar tidak terburu-buru masuk ke pasar.

Jalan ke depan masih belum jelas, namun kedua analis sepakat bahwa kondisi makro akan menjadi faktor utama yang membentuk masa depan dunia crypto.

Dimon, Tarif, dan Alasan Bitcoin Sebagai Aset Lindung Nilai

Menambah sentimen kehati-hatian, CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon menyampaikan peringatan serius dalam surat tahunan kepada para pemegang sahamnya, dengan menyoroti risiko struktural yang lebih dalam yang sedang mengancam perekonomian global.

“Masih ada kebutuhan yang terus meningkat untuk pengeluaran infrastruktur, restrukturisasi rantai pasok global, dan kebutuhan militer. Semua ini bisa menyebabkan inflasi yang lebih menetap dan pada akhirnya suku bunga yang lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar,” tulis Dimon.

Ia juga menyinggung dampak dari perubahan kebijakan perdagangan AS belakangan ini.

“Tarif baru-baru ini kemungkinan akan mendorong inflasi dan membuat banyak pihak memperkirakan risiko resesi semakin besar,” tambahnya.

Sementara itu, pelopor Bitcoin Max Keiser justru melihat tarif tersebut sebagai pendorong naiknya daya tarik Bitcoin sebagai aset lindung nilai.

“Segala sesuatu yang bisa dilikuidasi akan dipindahkan ke Bitcoin. Saat pasar global runtuh, Bitcoin justru mengungguli semuanya dan kini menjadi aset dengan risiko paling rendah yang pernah ada,” ujar Keiser kepada laman BeInCrypto.

Sumber: Glassnode

Baca juga: Mantra Gelontorkan Dana Rp1,8 Triliun untuk Proyek Crypto RWA, Bakal Ubah Dunia Finansial?

Sementara itu, dengan koreksi terbaru, NUPL (Net Unrealized Profit/Loss) untuk pemegang jangka pendek Bitcoin (BTC) telah mencapai level terendahnya sejak Agustus 2024.

Sorotan Singkat Pasar Crypto

Secara keseluruhan, berikut adalah beberapa sorotan singkat yang terjadi pada pasar crypto sejak awal pekan ini, menurut laman BeInCrypto (7/4):

  • SEC Tinjau Ulang Regulasi crypto: Di bawah arahan Trump, SEC sedang melakukan peninjauan besar terhadap kebijakan kripto yang dapat mengubah cara aset digital diklasifikasikan berdasarkan Howey Test.
  • Data Ekonomi AS Jadi Pemicu Volatilitas BTC: Peristiwa ekonomi utama AS seperti risalah FOMC, data inflasi (CPI), dan klaim tunjangan pengangguran bisa berdampak besar terhadap harga Bitcoin minggu ini, dengan data inflasi dan sinyal dari The Fed yang akan membentuk sentimen pasar.
  • Kemiripan dengan Crash 2020: Analis melihat pola yang mirip dengan kejatuhan pasar 2020 dan memperkirakan penurunan kripto terbaru—ditandai dengan turunnya Bitcoin di bawah $80.000—sebagai peluang beli langka dalam satu generasi.
  • Solana Terkoreksi Tajam: Harga SOL turun di bawah $100 ke level terendah dalam 14 bulan karena ketakutan pasar, namun dukungan investor yang kuat dan indikator teknikal menunjukkan potensi rebound jangka pendek.
  • Bitcoin di Bawah $75.000: Pada 7 April 2025, BTC turun 7% disertai dengan penurunan minat pada kontrak berjangka, tapi sentimen bullish tetap ada karena kepercayaan dari pemegang jangka panjang masih kuat.
  • “Black Monday” Versi Crypto: Likuidasi sebesar $1 miliar terjadi selama akhir pekan, menyebabkan kapitalisasi pasar crypto turun 10% (7/4/25), dipimpin oleh penurunan XRP dan Ethereum . Meski begitu, analis masih melihat peluang rebound dalam waktu dekat.
  • Tuduhan Serius dari Justin Sun: Justin Sun menuduh First Digital Trust melakukan pelanggaran serius terkait stablecoin FDUSD—lebih buruk dari kasus FTX—dengan tudingan pencurian aset tanpa izin. Ia menawarkan hadiah $50 juta untuk siapa pun yang bisa membantu investigasi tersebut.

Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh Pintu Crypto melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.

Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online