Jakarta -
Kondisi medis yang dialami Bunda selama hamil bisa saja memengaruhi kesehatan mental. Studi terbaru secara spesifik mengungkap kondisi medis multiple sclerosis yang dapat memicu masalah kesehatan mental selama hamil.
Studi yang diterbitkan di jurnal Neurology pada 22 Januari 2025 ini melaporkan bahwa pasien multiple sclerosis yang hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit mental selama kehamilan dan pada tahun-tahun pertama setelah melahirkan.
Secara keseluruhan, perempuan dengan multiple sclerosis memiliki risiko gangguan mental sebesar 26 persen lebih tinggi selama kehamilan dan risiko sebesar 33 persen lebih tinggi setelah melahirkan. Hasil tersebut dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengidap penyakit saraf degeneratif.
"Perjuangan kesehatan mental dapat memengaruhi orang tua dan anak-anak, sehingga penting untuk memahami bagaimana tantangan kesehatan mental selama kehamilan memengaruhi orang dengan multiple sclerosis," kata profesor dan peneliti utama dari University of Manitoba di Kanada, Dr. Ruth Ann Marrie, dilansir laman Messenger Inquirer.
Dalam studi tersebut, para peneliti melacak kondisi kesehatan pada hampir 900.000 ibu hamil, termasuk lebih dari 1.700 ibu hamil dengan multiple sclerosis. Peneliti lalu mengamati catatan dari dua tahun sebelum pembuahan hingga tiga tahun setelah ibu melahirkan.
Tim peneliti kemudian memeriksa berapa banyak perempuan yang telah didiagnosis dengan penyakit mental, termasuk gangguan kecemasan, depresi, gangguan bipolar, psikosis, upaya mengakhiri hidup, atau penyalahgunaan zat berbahaya.
Hasilnya, penyakit mental memengaruhi sekitar 42 persen perempuan dengan multiple sclerosis selama kehamilan. Angka tersebut meningkat menjadi 50 persen dalam tahun pertama setelah melahirkan.
Sebagai perbandingan, 30 persen perempuan tanpa multiple sclerosis memiliki masalah kesehatan mental selama kehamilan dan 38 persen di tahun pertama setelah melahirkan.
Hasil penelitian juga menemukan, 8 persen pengidap multiple sclerosis didiagnosis dengan penyakit mental baru selama kehamilan, dan 14 persen pada tahun pertama setelah melahirkan. Data ini dibandingkan dengan 7 persen dan 11 persen perempuan tanpa multiple sclerosis.
Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan dengan multiple sclerosis. memiliki peningkatan risiko pada semua penyakit mental tertentu, kecuali upaya untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Sementara salah satu temuan mengejutkan adalah penyalahgunaan zat yang meningkat dari 0,5 persen selama kehamilan menjadi 6 persen setelah melahirkan pada perempuan dengan multiple sclerosis.
Ilustrasi Ibu Hamil Siluet/ Foto: Getty Images/iStockphoto/EyeEm Mobile GmbH
Penyebab bumil dengan multiple sclerosis rentan alami masalah kesehatan mental
Menurut tim peneliti, peningkatan risiko penyakit mental pada bumil dengan multiple sclerosis dapat disebabkan karena stres mental kehamilan, fluktuasi hormon, dan perubahan sistemik yang terjadi pada tubuh selama kehamilan. Misalnya, ibu hamil dapat lebih berisiko mengalami pembekuan darah, resistensi insulin, dan perubahan pada sistem kekebalan tubuh mereka.
"Temuan ini menekankan perlunya pencegahan dan pengobatan dini penyakit mental," ujar Marrie.
"Studi di masa mendatang harus melihat bagaimana multiple sclerosis memengaruhi kesehatan mental pada ibu selama dan setelah kehamilan dan apakah kondisinya lebih buruk pada berbagai tahap multiple sclerosis. Dokter harus mengetahui tentang risiko ini, memastikan untuk memeriksa kesehatan mental, dan memberikan pengobatan jika diperlukan."
Apa itu multiple sclerosis dan kaitannya dengan depresi?
Menurut ulasan di laman Johns Hopkins Medicine, multiple sclerosis adalah penyakit sistem saraf pusat yang berlangsung lama atau kronis. Penyakit ini dianggap sebagai gangguan autoimun, yakni suatu kondisi di mana kekebalan tubuh menyerang dirinya sendiri secara tidak sengaja.
Multiple sclerosis adalah penyakit yang tidak dapat diprediksi dan bisa memengaruhi orang secara berbeda. Beberapa orang dengan multiple sclerosis mungkin hanya mengalami gejala ringan. Namun yang lain mungkin kehilangan kemampuan untuk melihat dengan jelas, menulis, berbicara, atau berjalan ketika komunikasi antara otak dan bagian tubuh lainnya terganggu.
Menurut ahli saraf rehabilitasi Meghan Beier, Ph.D, multiple sclerosis secara umum dapat memengaruhi kesehatan mental, seperti menyebabkan depresi. Setidaknya, depresi dapat terjadi pada hingga 50 persen pasien dengan kondisi ini, Bunda.
"Sangat mudah untuk berasumsi bahwa orang dengan penyakit kronis seperti multiple sclerosis pasti akan mengalami depresi," kata Beier.
"Bagi orang dengan multiple sclerosis yang kambuh-kambuhan, pada awal penyakit, depresi tampaknya terkait dengan proses peradangan. Kemudian, pada fase sekunder-progresif, pikiran yang tidak membantu, seperti perasaan bersalah, tidak berharga, atau putus asa lebih sering muncul. Jadi, depresi dalam kasus ini dianggap lebih reaktif, terkait dengan frustrasi perubahan gaya hidup atau hilangnya fungsi," sambungnya.
Selain depresi, gangguan kecemasan dan efek pseudobulbar (kesenjangan antara perasaan dan ekspresi emosi) juga dapat dialami pengidap multiple sclerosis.
Hamil dengan multiple sclerosis
Kehamilan sendiri tampaknya tidak memperburuk efek multiple sclerosis, Bunda. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa multiple sclerosis cenderung tidak kambuh di akhir kehamilan. Tetapi, ada kemungkinan risiko sedikit lebih tinggi untuk kambuh setelah kehamilan.
Selama kehamilan, Bunda dengan kondisi ini memerlukan pemantauan ketat untuk memantau penyakit dan kesehatan janin. Bunda juga mungkin memerlukan kunjungan prenatal yang lebih sering.
Jika penyakit ini multiple sclerosis, ibu hamil mungkin akan diberikan obat-obatan, seperti steroid, yang hanya dianggap aman pada trimester kedua dan ketiga.
Demikian penjelasan mengenai hasil studi yang mengungkap dampak multiple sclerosis yang diidap ibu hamil dengan masalah kesehatan mental. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)