TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian warga Rawa Belong, Sukabumi Utara, Jakarta Barat, setiap tahun rutin berjualan ikan bandeng menjelang Tahun Baru Imlek. Pada 2025, tradisi rutin itu dirayakan dalam bentuk Festival Bandeng Rawa Belong.
Hambali, seorang penjual ikan bandeng, sibuk melayani pembeli sejak pagi. Pada hari pertama pelaksanaan Festival Bandeng Rawa Belong, Senin, 27 Januari 2025, ia menyetok 2 kuintal bandeng dari nelayan di Muara Baru, Jakarta Utara. Hingga pukul 2 siang, separuhnya sudah ludes terjual. Bandeng yang ia jual, beratnya rata-rata 1 hingga 1,5 kilogram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang juga tinggal di Rawa Belong ini beberapa tahun terakhir berjualan bandeng, khusus di momen menjelang Imlek. “Biasanya 10 hari sebelum sampai 1 hari menjelang Imlek,” kata Hambali.
Menurut Hambali, tahun-tahun sebelumnya para pedagang hanya berjualan di pinggir jalan tanpa ada koordinasi. Menggunakan lapak-lapak sederhana dengan meja. Hambali mengaku sudah lima tahun rutin berjualan. “Baru tahun kali ini dijadikan festival semacam ini.”
Ikan bandeng musiman di Rawa Belong, Jakarta, 23 Januari 2025. Tempo/M Taufan Rengganis
Pedagang lain, Heri, bercerita sudah berjualan sejak awal 2000-an. “Sejak masih SMP,” kata pria berusia 35 tahun ini. Bagi Hambali dan Heri, Tahun Baru Imlek menjadi momen untuk meraup rezeki.
Ikan bandeng memiliki makna khusus dalam tradisi warga Tionghoa. Laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang dikelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebut ikan bandeng memiliki simbolisme yang kaya dalam tradisi Tionghoa.
Dalam logat Mandarin, kata "ikan" dalam logat atau pelafalan Mandarin sama dengan “Yu” memiliki arti "rezeki". Oleh karena itu, ikan bandeng dianggap sebagai simbol kemakmuran dan rezeki yang berlimpah.
Selain itu, ikan bandeng juga lekat dengan masyarakat Betawi. Dalam tradisi Betawi, ikan bandeng mentah dan segar menjadi hantaran calon mantu ke mertuanya. Sehingga, tradisi berjualan ikan bandeng menjelang Imlek menjadi akulturasi budaya Betawi dan Tionghoa.
Bachtiar, salah satu panitia Festival Bandeng Rawa Belong 2025 sekaligus Ketua Sanggar Seni si Pitung menceritakan sekilas tradisi nganter ikan bandeng di kalangan masyarakat Betawi.
Pedagang ikan bandeng musiman di Rawa Belong, Jakarta, 23 Januari 2025. Jelang perayaan Imlek satu persatu pedagang ikan bandeng musiman mulai muncul berjualan di trotoar sepanjang Jalan Rawa Belong, Jakarta. Tempo/M Taufan Rengganis
Ia menuturkan, tradisi nganter ikan bandeng sudah melekat bagi warga Betawi di Rawa Belong dan sekitarnya sebelum perayaan Imlek sejak puluhan tahun lamanya.
"Bahkan, ada banyolan orang tua dahulu jika anaknya tidak membeli bandeng menjelang Imlek akan menggerutu,” kata Bachtiar dalam keterangan resminya, Senin.
Namun di Festival Bandeng Rawa Belong tidak hanya ada penjual ikan bandeng. Sebagian pedagang menjajakan beragam kudapan khas Betawi. Salah satunya dodol Betawi. Kudapan-kudapan ini turut menjadi daya tarik bagi pengunjung.
Ahmad, seorang pengujung asal Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, mengaku datang bukan karena ingin beli ikan bandeng. Pria ini memborong beberapa jenis dodol. “Di rumah sudah ada bandeng, mau coba jajan yang lain,” ujar dia.
Festival Bandeng Rawa Belong berlangsung pada Senin dan Selasa, 27-28 Januari 2025. Pada hari kedua, akan ada arak-arakan delman yang akan membawa tamu VVIP, yaitu Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi, Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Jakarta Pramono Anung dan Rano Karno, serta mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012 Fauzi Bowo.