TEMPO.CO, Bandung - Pihak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung mengikuti apa yang disampaikan kepolisian dalam kasus tewasnya seorang mahasiswi di Gedung Gymnasium kampus. Ihwal spekulasi motif kasus tersebut, Kepala Hubungan Masyarakat UPI Suhendra enggan berkomentar banyak.
“Dalam hal ini UPI tidak dalam kapasitas untuk berpendapat terkait motif di balik kejadian yang terjadi, kami mengikuti apa yang disampaikan oleh pihak kepolisian,” kata Suhendra lewat jawaban tertulis kepada Tempo, Selasa 31 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah kejadian itu, UPI akan melakukan evaluasi komprehensif terhadap sejumlah prosedur baku layanan, terutama yang menyangkut aspek keamanan, kenyamanan, dan keselamatan. Menurut Suhendra, pihak kepolisian tidak memberikan rekomendasi secara spesifik kepada UPI. “Namun kami menyadari bahwa UPI harus melakukan sejumlah hal yang bersifat preventif agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang,” ujar Suhendra.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bandung Komisaris Besar Budi Sartono pada Sabtu, 28 Desember 2024, mengumumkan hasil penyidikan kasus meninggalnya mahasiswi UPI Bandung di Gedung Gymnasium, Kamis, 26 Desember 2024, pukul 15.05 WIB. Kepolisian di laman media sosial resminya menyatakan korban diduga meninggal karena meloncat dari tribun basket dengan ketinggian 6,10 meter. Saat konferensi pers, Budi menyampaikan duka cita kepada keluarga korban.
Dari hasil penyidikan kepolisian, tergambar kronologi kejadian. Dimulai dari hasil temuan kamera pengawas (CCTV), korban diketahui meninggalkan tempat kosnya pada pukul 11.33 WIB yang tempatnya dekat dengan kampus. Sekitar enam menit kemudian, korban sampai di Gedung Gymnasium UPI dan terpantau di dalam gedung pada pukul 11.40 WIB. Pukul 12.28 WIB menurut Budi, korban jatuh dari lantai dua ke lapangan basket di Gedung Gymnasium UPI Bandung. “Tidak ada orang lain di Gedung Gymnasium tersebut, sehingga kita menyimpulkan bahwa korban pada saat jatuh dalam keadaan sendirian,” ujar Budi.
Sebelumnya diberitakan, kondisi terakhir korban diketahui mahasiswi lain yang sedang mengerjakan tugas membuat video. Setelah naik ke lantai dua Gedung Gymnasium UPI, para saksi melihat korban sudah dalam keadaan telungkup dengan kepala bercucuran darah dan kepala tertutup kerudung. Setelah melihat korban tersebut, saksi melaporkan kejadian tersebut ke pengelola Gedung Gymnasium UPI dan melapor ke Polsek Sukasari.
Suhendra mengatakan korban di kampus dikenal sebagai sosok yang baik, rajin, dan aktif dalam berbagai kegiatan intra dan ekstra kurikuler. Prestasi akademiknya pun menonjol di antara rekan kuliah dengan capaian indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,9.
“Tentunya UPI sangat menyesalkan kejadian tersebut, kejadian yang tidak terduga dan tidak ada yang menghendaki,” ujarnya.
Informasi dari pihak pengelola gedung dan pimpinan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) UPI menyebut belum pernah ada yang terjatuh fatal di Gymnasium UPI. “Kejadian ini adalah insiden fatal yang pertama terjadi,” kata Suhendra.