Waspada Terkena Listeriosis saat Hamil, Bisa Sebabkan Keguguran

4 hours ago 1

Jakarta -

Kehamilan adalah momen spesial, penuh kebahagiaan, tapi juga butuh ekstra perhatian, terutama soal kesehatan. Salah satu hal yang harus diwaspadai adalah Listeriosis. Penyakit ini jarang didengar, tapi bisa berdampak serius, lho, terutama buat janin. 

Apa itu listeriosis?

Listeriosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama Listeria monocytogenes. Bakteri ini bisa masuk ke tubuh kita lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Nah, buat Bunda yang sedang hamil, risiko terkena listeriosis lebih tinggi karena sistem imun kita sedang bekerja keras untuk melindungi Si Kecil. 

Dilansir dari The Bump, listeriosis umumnya dikenal sebagai 'keracunan makanan' atau 'sakit perut' selama kehamilan (dengan gejala seperti mual, muntah, atau diare). Bakteri Listeria ditemukan di tanah, air, dan limbah, tetapi bakteri ini juga dapat mencemari makanan. Jadi jika Bunda memakan sesuatu yang terkontaminasi listeria, Bunda dapat terkena listeriosis. 

Namun, bakteri listeria dapat dibunuh dengan pemanasan dan pasteurisasi, sehingga listeriosis biasanya terkait dengan mengonsumsi daging atau sayuran mentah, produk susu mentah atau tidak dipasteurisasi, atau makanan olahan (seperti hot dog dan daging olahan) yang terkontaminasi setelah dimasak di fasilitas pengolahan makanan.

Listeriosis selama kehamilan

Listeriosis dapat membuat orang merasa sakit, tetapi jarang menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Namun, Bunda yang sedang hamil punya risiko 10 kali lebih besar terkena listeriosis dibandingkan orang lain. Hal ini karena sistem imun tubuh saat hamil bekerja lebih keras untuk melindungi Bunda dan bayi. 

Jika terkena listeriosis, infeksinya bisa menyebar ke janin melalui plasenta. Bayi dari ibu yang menderita listeriosis selama kehamilan juga berisiko terinfeksi listeria. Selain itu, penyakit ini dapat meningkatkan risiko keguguran, lahir mati, dan kelahiran prematur lho Bunda.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada sekitar 1.600 kasus listeriosis di Amerika Serikat setiap tahun. Namun, hanya sekitar satu dari tujuh kasus atau sekitar 200 kasus per tahun yang terjadi pada wanita hamil, dari hampir 4 juta kehamilan.

“Anda lebih mungkin keluar rumah dan terpeleset di atas es di tangga depan rumah Anda di musim dingin daripada tertular listeria,” kata Kelly Kasper, MD, dokter kandungan dan profesor klinis di Sekolah Kedokteran Universitas Indiana. 

Jika bumil mengidap listeriosis

Bunda, mengetahui gejala listeriosis pada kehamilan itu penting, karena meskipun infeksi ini jarang, dampaknya bisa sangat serius, baik untuk ibu maupun bayi. Gejalanya bisa sangat mirip dengan infeksi ringan lainnya, seperti flu, sehingga seringkali sulit dikenali tanpa pemeriksaan medis. 

​​“Gejala infeksi listeria sangat mirip dengan pilek atau flu ringan. Gejala yang paling umum adalah demam. Anda mungkin juga mengalami nyeri otot atau sakit tenggorokan. Beberapa orang juga mengalami diare,” ” kata Kasper.

Karena gejalanya sangat tidak spesifik, mustahil untuk mengetahui apakah Anda mengidap listeriosis hanya berdasarkan gejalanya. Berikut ini cara Bunda bisa mengetahui jika mengidap listeriosis:

Gejala awal listeriosis pada bumil

Pada ibu hamil, listeriosis biasanya muncul dengan gejala yang mirip dengan flu atau infeksi saluran pernapasan ringan. Gejala awal yang umum adalah:

  • Demam yang datang tiba-tiba dan bisa cukup tinggi.
  • Nyeri otot yang terasa pegal dan kaku.
  • Mual dan muntah.
  • Diare yang bisa disertai dengan perut kembung atau sakit perut.
  • Sakit kepala dan rasa lelah yang berlebihan.
  • Leher kaku atau nyeri sendi, yang bisa mengindikasikan infeksi lebih parah.

Gejala-gejala ini mirip dengan penyakit umum, sehingga bisa saja Bunda tidak langsung mencurigai listeriosis. Jika gejala tersebut terjadi dalam beberapa hari setelah mengonsumsi makanan yang berisiko, Bunda perlu berhati-hati.

Gejala parah (jika infeksi sudah menyebar)

Jika listeriosis dibiarkan tanpa pengobatan, infeksi bisa berkembang menjadi lebih parah dan menyerang sistem saraf Bunda. Gejala yang lebih serius dapat meliputi:

  1. Kebingungan atau perubahan perilaku.
  2. Kejang atau gangguan kesadaran.
  3. Kesulitan bernapas atau gejala pneumonia.

Jika Bunda merasakan gejala-gejala tersebut, segera cari pertolongan medis, karena infeksi yang parah bisa mengancam keselamatan ibu dan janin.

Bahaya infeksi listeriosis pada janin

Infeksi listeriosis selama kehamilan bisa sangat berbahaya, terutama bagi janin yang sedang berkembang. Bakteri Listeria monocytogenesdapat menembus plasenta dan menginfeksi janin, yang menyebabkan berbagai komplikasi serius. Karena sistem imun ibu hamil yang sedang beradaptasi, risiko terinfeksi lebih tinggi, dan dampak infeksi pada janin bisa sangat mengkhawatirkan. 

1. Keguguran pada trimester pertama

Pada trimester pertama, organ dan sistem vital janin baru saja mulai berkembang, dan masih sangat rentan terhadap gangguan. Jika ibu hamil terinfeksi Listeria, bakteri ini bisa menembus plasenta dan mempengaruhi perkembangan janin. Salah satu dampaknya yang paling serius adalah keguguran, terutama pada trimester pertama. Infeksi dapat menghentikan perkembangan janin atau menyebabkan kegagalan jantung janin, yang akhirnya mengarah pada keguguran.

2. Kelahiran prematur

Listeriosis juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, yang berarti bayi lahir lebih awal dari yang seharusnya. Infeksi bakteri dapat menyebabkan kontraksi dini pada rahim, yang memicu proses persalinan sebelum waktunya. Bayi yang lahir prematur berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan, seperti:

  • Gangguan pernapasan: Sistem pernapasan bayi mungkin belum cukup matang untuk berfungsi dengan baik.
  • Berat badan rendah: Bayi prematur cenderung memiliki berat badan yang rendah, yang dapat mempengaruhi perkembangan fisiknya.
  • Masalah jangka panjang: Kelahiran prematur dapat menyebabkan gangguan perkembangan, masalah kognitif, atau masalah penglihatan dan pendengaran.

3. Infeksi serius pada bayi baru lahir

Jika listeriosis menyerang janin lebih lanjut dalam kehamilan dan bayi lahir, ada kemungkinan bayi akan mengalami infeksi serius, seperti:

  • Sepsis (infeksi darah): Bakteri Listeria bisa menyebar ke seluruh tubuh bayi, menyebabkan sepsis yang bisa mengancam jiwa.
  • Meningitis: Listeriosis dapat menyebabkan peradangan pada selaput otak atau sumsum tulang belakang (meningitis), yang dapat mengakibatkan kerusakan otak dan gangguan saraf jangka panjang.
  • Pneumonia: Bayi bisa mengalami infeksi paru-paru atau pneumonia akibat infeksi ini.

4. Kematian janin dalam kandungan

Infeksi Listeria yang terjadi pada trimester kedua atau ketiga bisa lebih berbahaya bagi janin, menyebabkan kematian janin dalam kandungan. Bakteri ini dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke janin, menyebabkan kegagalan organ, atau bahkan menghentikan detak jantung janin. Dalam beberapa kasus, listeriosis dapat menyebabkan infeksi parah yang sangat berisiko bagi kelangsungan hidup janin.

5. Pengaruh pada sistem saraf janin

Listeriosis bisa mempengaruhi perkembangan sistem saraf janin. Jika bakteri ini menembus plasenta dan menginfeksi janin, dapat menyebabkan masalah neurologis serius, yang mencakup kerusakan otak atau gangguan perkembangan saraf. Hal ini bisa mengarah pada cacat lahir, kelainan perkembangan, atau gangguan pada kemampuan motorik dan kognitif bayi.

Cara mencegah listeriosis selama kehamilan

Ada banyak cara yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah infeksi ini. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat membantu Bunda tetap aman dan sehat selama kehamilan

  • Pilih makanan yang dimasak dengan matang

Hindari makanan mentah atau setengah matang. Bakteri Listeria biasanya ditemukan pada makanan yang tidak dimasak dengan sempurna, seperti daging mentah atau telur setengah matang. Pastikan semua daging, ikan, dan telur dimasak hingga matang sempurna.

Makanan laut: Hindari sushi atau hidangan laut mentah, karena bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri ini.

Steak: Pastikan steak atau daging lainnya dimasak hingga tidak ada bagian merah muda atau mentah di dalamnya.

  • Hindari produk susu yang tidak dipasteurisasi

Pastikan Bunda hanya mengonsumsi susu dan produk olahan susu yang telah dipasteurisasi. Keju lunak seperti brie, camembert, atau keju biru dapat mengandung bakteri Listeria jika tidak dipasteurisasi, jadi sebaiknya hindari produk ini selama kehamilan.

  • Cuci buah dan sayuran dengan teliti

Pastikan semua buah dan sayuran yang akan dimakan dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran atau sisa pestisida yang bisa mengandung bakteri. Jika perlu, gunakan cairan pembersih khusus untuk sayuran dan buah agar lebih aman dari kontaminasi bakteri ya Bunda.

  • Jaga kebersihan dapur dan alat masak

1. Cuci tangan secara teratur

Selalu cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, terutama setelah menyentuh daging mentah.

2. Bersihkan alat masak

Setelah memotong daging mentah atau mengolah makanan, pastikan untuk membersihkan talenan, pisau, dan permukaan lainnya dengan sabun dan air panas.

3. Pisahkan makanan

Jangan campurkan daging mentah dengan makanan lain, seperti buah atau sayuran yang akan dimakan langsung. Gunakan talenan terpisah untuk daging mentah dan makanan lain.

  • Simpan makanan dengan benar

Pastikan suhu kulkas Bunda diatur di bawah 5°C untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Jangan simpan makanan terlalu lama, terutama yang mudah basi seperti daging atau produk susu. Hindari mengonsumsi makanan yang sudah lewat masa kedaluwarsanya, terutama daging olahan dan produk susu.

Kisah bumil yang alami listeriosis selama masa kehamilan

Listeriosis adalah infeksi yang jarang terjadi, tetapi bisa sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Meski hanya sedikit yang mengalami, kisah ibu hamil yang terjangkit listeriosis tetap menjadi pelajaran penting bagi kita semua. 

Salah satunya kisah ibu hamil asal Spanyol, Brigitte Purcell yang mengalami listeriosis. Ia harus kehilangan janinya pada usia kandungan 23 minggu. Berawal pada bulan Agustus, Purcell, suaminya Danny, dan putri mereka Delilah pergi ke Prancis untuk menghadiri pernikahan seorang teman. Mereka juga menghabiskan waktu di Tamariu, sebuah kota tepi laut di Spanyol. 

Selama tinggal di sana, ternyata sedang terjadi wabah listeria yang parah di Spanyol yang telah merenggut nyawa lima bayi yang belum lahir. Jenis listeria di Spanyol sangat spesifik. Purcell pun berhati-hati agar tidak terkontaminasi bakteri tersebut. Namun, meskipun Purcell sangat berhati-hati, peluang ia untuk tertular cukup besar.  

Sebelum Purcell terbang kembali ke Selandia Baru pada bulan Oktober, dia mulai merasa "tidak enak badan". Dia mengalami demam dan pilek serta muntah. Kesehatannya memburuk di pesawat dan dia hampir pingsan di Bandara Auckland. Keesokan harinya, dia pergi menemui dokter yang mengira Purcell terkena influenza. Dia dipulangkan dengan kondisi yang sangat buruk.

"Saya terbangun di malam hari, saya tidak bisa bernapas, saya mengalami hiperventilasi dan setiap nyeri otot melumpuhkan saya. Saya tahu ada yang salah," kata Purcell dikutip dari NZ Herald.

Dua hari kemudian, dia dirawat di rumah sakit dan hampir meninggal. Sejumlah tes darah mengungkapkan Purcell memiliki listeria monocytogenes dalam darahnya yang mematikan bagi orang tua dan wanita hamil dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Begitu masuk ke dalam darah, bakteri itu dapat membunuh bayi dalam kandungan.

"Karena saya tidak bisa bernapas, paru-paru saya diperiksa dan seorang perawat bertanya apakah saya ingin melihat bayi itu. Saat itulah saya tahu dia sudah meninggal. Dia tidak bergerak. Listeria tidak hanya membunuh Jude (nama anaknya yang meninggal), tetapi juga mematikan tubuh saya. Saya pikir yang saya rasakan adalah dia bergerak, tetapi itu adalah rahim saya yang berkontraksi sebagai reaksi terhadap tubuh saya yang menjadi septik dan bayi yang meninggal seminggu yang lalu. Saya tidak percaya apa yang terjadi," ujarnya.

Purcell terpaksa melahirkan bayinya yang lahir mati. Tidak lama setelah dia minum obat untuk menginduksi kelahiran, organ-organnya mati dan dia mulai gemetar tak terkendali. Dia ingat 15 staf resusitasi dewasa bekerja keras untuk menyelamatkannya.

"Saya harus berjuang untuk Delilah karena hal terburuk adalah meninggalkannya tanpa seorang ibu, itulah yang membuat saya bertahan,” tutupnya. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online