Momen selama liburan sekolah yang menyenangkan dapat membuat Si Kecil tidak bisa beranjak dari masa-masa liburannya. Tak jarang, anak menjadi enggan masuk sekolah atau tidak bersemangat menjalani rutinitasnya. Kondisi itulah yang disebut dengan istilah post holiday blues, Bunda.
Selama liburan sekolah, umumnya orang tua akan mengajak anaknya melakukan kegiatan menyenangkan yang tidak dilakukan di hari-hari biasa, misalnya berkunjung ke tempat wisata atau kumpul bersama keluarga besar. Sehingga, ketika liburan berakhir anak dapat merasa sedih atau kesepian.
Post holiday blues atau post holiday syndrome memicu anak untuk meluapkan emosi negatif pasca liburan seperti mudah marah, bersedih, lesu, atau menarik diri dari lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda dan cara mengatasi post holiday blues, agar Si Kecil dapat kembali ceria seperti sediakala.
Apa itu post holiday blues?
Post holiday blues adalah suasana hati murung yang dialami seseorang setelah liburan berakhir. Suasana hati yang murung ini dapat meliputi perasaan sedih, kesepian, kelelahan, kekecewaan, kelesuan, tekanan mental, atau bahkan ketakutan terhadap bulan-bulan yang akan datang.
Melansir laman Health, liburan memungkinkan seseorang untuk fokus pada kegiatan-kegiatan menyenangkan seperti mendekorasi, memanggang, atau memberi hadiah.
Ketika liburan berakhir, orang tersebut bisa saja merasa kehilangan arah atau hampa tanpa memiliki aktivitas yang membantunya fokus. Hal tersebut dapat memicu timbulnya post holiday blues.
10 tanda anak alami post holiday blues atau post holiday syndrome
Meskipun post holiday blues atau post holiday syndrome umum dirasakan seseorang yang baru saja selesai berlibur, kondisi tersebut dapat menimbulkan perasaan yang kurang nyaman, utamanya bagi Si Kecil. Bunda bisa mengenali tanda-tanda post holiday blues berikut untuk membantunya mengatasi hal ini.
1. Menangis atau merasa sedih
Menangis atau merasa sedih merupakan respon emosional yang umum diluapkan anak ketika berada dalam situasi yang tidak menyenangkan. Liburan sekolah memberikan perasaan senang pada Si Kecil. Saat anak merasa sedih bahkan menangis karena liburannya usai, itu bisa jadi tanda post holiday blues.
2. Perubahan pola tidur
Saat liburan, tidak sedikit orang tua yang melonggarkan jam tidur anak, membiarkan anak begadang dengan alasan anak tidak bersekolah esok pagi. Hal ini dapat membuat anak kesulitan tidur lebih awal dan bangun pagi.
3. Menarik diri dari lingkungan
Adanya perubahan pola sosialisasi saat liburan sekolah dan tidak berinteraksi dengan teman sekolah selama liburan, dapat membuat anak sulit memulai interaksi kembali dengan orang lain.
Mengutip dari laman Youthvillages, selain menarik diri dari lingkungan, peningkatan penggunaan handphone atau video game bisa jadi tanda anak mengalami post holiday blues.
4. Tampak kelelahan atau lesu
Dilansir laman New York Family, anak yang mengalami post holiday depression dapat ditandai dengan adanya perasaan lelah dan lesu sepanjang hari, meskipun istirahatnya cukup.
5. Kesulitan berkonsentrasi
Kesulitan berkonsentrasi saat belajar atau bahkan hingga mengalami penurunan prestasi di sekolah dapat dipicu oleh post holiday blues.
6. Merasa tertekan, gugup, atau kewalahan
Liburan sekolah dengan jangka waktu yang lama dapat membuat Si Kecil merasa bebas dari rutinitas hariannya. Namun, ketika liburan berakhir, ia bisa saja merasa tertekan dan gugup untuk kembali ke kegiatan sehari-harinya, seperti sekolah atau mengikuti les.
7. Tidak bersemangat saat beraktivitas
Tanda post holiday blues berikutnya adalah tidak bersemangat saat beraktivitas. Anak-anak bisa tidak bersemangat saat melakukan kembali aktivitas hariannya karena merasa kegiatannya sangat membebani.
8. Mudah tersinggung atau mengalami ledakan emosi
Berakhirnya momen momen menyenangkan seperti berkumpul dengan sanak-saudara yang jauh dapat menimbulkan emosi negatif, mulai dari rasa sedih hingga kecewa. Akibatnya, Si Kecil dapat lebih emosional.
9. Merasa kesepian
Ketika liburan sekolah usai, anak dapat merasa terpisah, terputus, atau terpisah dari orang-orang yang bersamanya saat liburan. Hal tersebut dapat membuatnya merasa kesepian.
10. Sakit perut, badan atau kepala yang tidak diketahui penyebabnya
Jika anak mengalami sakit perut, badan atau kepala yang tidak diketahui penyebabnya setelah liburan sekolah, ini bisa menjadi tanda Si Kecil mengalami post holiday blues.
Penyebab anak alami post holiday blues
Liburan sekolah menawarkan jeda bagi anak untuk lepas sejenak dari rutinitasnya. Namun, setelah liburan usai, anak mungkin saja merasa berat untuk menjalankan rutinitas semula sehingga mengalami post holiday blues.
Mengutip laman choosing therapy, post holiday blues disebabkan oleh adanya kontras kegembiraan antara masa liburan dan rutinitas sehari-hari.
Selama berlibur, biasanya anak-anak diajak untuk melakukan banyak kegiatan menyenangkan yang tidak biasa dilakukan di hari-hari biasa, misalnya berkunjung ke tempat rekreasi atau berkumpul dengan keluarga besar. Itu memicu emosi negatif saat kesenangan tersebut berakhir.
Selain itu, adanya harapan yang tinggi selama musim liburan bisa menyebabkan post holiday blues. Bagi orang dewasa, post holiday syndrome dapat disebabkan oleh pengeluaran berlebihan dan tekanan keuangan, serta memiliki jadwal yang padat selama musim liburan.
Faktor risiko alami post holiday blues atau post holiday syndrome
Dikutip dari laman Emerald Isle Health & Recovery, post holiday blues atau post holiday syndrome dapat dipicu oleh berbagai faktor risiko, beberapa di antaranya adalah adanya rasa kehilangan atau kesepian ketika berpisah dengan saudara atau orang-orang terdekat.
Selain itu, post holiday blues dapat dipicu oleh adanya penurunan tingkat stimulasi dan kegembiraan, kurangnya kontak sosial secara umum, serta adanya perasaan takut untuk kembali ke rutinitas normal.
Apabila, post holiday blues mulai memengaruhi aktivitas sehari-hari seperti kesulitan bangun dari tempat tidur, pergi bekerja atau sekolah, keluar rumah, bersosialisasi dengan orang lain, atau kesulitan menyelesaikan tugas, ada baiknya berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.
Cara mencegah anak alami post holiday blues
Dilansir laman Healthline, berikut ini cara mencegah post holiday blues pada anak.
1. Beri jeda waktu sebelum beraktivitas kembali
Agar anak dapat menyesuaikan diri usai liburan sekolah, Bunda bisa merencanakan hari jeda sekitar satu hari antara setelah liburan dan sebelum Si Kecil kembali melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Rencanakan hal menyenangkan setelah liburan
Sebelum berlibur, Bunda dan Ayah dapat merencanakan kegiatan menyenangkan untuk dilakukan setelah liburan usai, misalnya makan bersama atau menghabiskan waktu bersama di taman. Hal ini dapat membuat Si Kecil menyadari bahwa akan ada kesenangan baru meskipun liburan sekolah berakhir.
3. Rencanakan banyak waktu istirahat
Memiliki banyak waktu istirahat saat liburan dapat meminimalkan rasa kelelahan berlebih setelah liburan. Selain itu, memiliki banyak waktu istirahat saat liburan memberi dampak emosi yang positif setelah liburan berakhir.
Dalam sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2010, para peneliti membandingkan kebahagiaan sebelum dan sesudah liburan di kalangan wisatawan Belanda.
Hasilnya, kelompok yang tingkat kebahagiaannya tinggi bahkan beberapa minggu setelah liburan berakhir adalah kelompok wisatawan yang liburannya sangat santai.
Cara mengatasi anak yang mengalami post holiday blues
Si Kecil mungkin saja tidak sadar atau bahkan tidak paham bahwa dirinya mengalami post holiday syndrome. Apabila Bunda melihat tanda-tanda post holiday blues pada anak, Bunda bisa membantu menghilangkannya melalui cara mengatasi post holiday blues berikut ini.
1. Istirahat yang cukup
Istirahat yang cukup dapat membantu menjaga kesehatan mental. Selain itu, tidur yang cukup juga baik untuk mencegah untuk mencegah kondisi kronis seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, dan tekanan mental.
Anak-anak memiliki waktu tidur ideal yang berbeda-beda sesuai dengan usianya. Dikutip laman Kemenkes, anak usia 3 sampai 5 tahun membutuhkan waktu tidur 11-13 jam. Sedangkan anak usia 6 sampai 12 tahun membutuhkan waktu tidur 10 jam.
2. Konsumsi makanan bergizi
Post holiday blues dapat menyebabkan seseorang menginginkan makanan berlemak tinggi dan bergula tinggi. Padahal, jenis makanan tersebut dapat menyebabkan lebih banyak stres atau kecemasan.
Sedangkan, makanan bergizi seperti buah-buahan dan sayuran segar baik untuk mempertahankan pola makan sehat, baik selama liburan maupun setelah liburan.
3. Dukungan emosional dari orang tua
Bunda dapat berbicara dengan Si Kecil terkait liburan, termasuk potensi pemicu stres. Mendengarkan dan menyampaikan empati dan validasi atas apa yang dirasakan anak dapat berdampak signifikan pada ketahanan emosionalnya.
4. Melakukan kegiatan bersama
Untuk mengatasi post holiday blues pada anak, Bunda bisa mengajaknya untuk melakukan kegiatan bersama keluarga, seperti menghabiskan waktu bersama di taman atau memasak bersama.
5. Melakukan aktivitas fisik
Cara mengatasi post holiday blues berikutnya adalah melakukan aktivitas fisik seperti olah raga. Berolahraga secara teratur dapat bermanfaat untuk mengatasi gejala depresi atau kecemasan, Bunda.
Itulah tanda-tanda dan cara mengatasi post holiday blues pada anak. Dengan perencanaan liburan yang baik dan dukungan dari orang tua, post holiday blues pada Si Kecil dapat diminimalkan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)