Jakarta -
Bunda sedang merencanakan kehamilan? Salah satu yang perlu Bunda perhatikan yakni jika mengonsumsi obat pelancar haid, Dikhawatirkan, Bunda mengonsumsinya padahal sedang hamil muda. Ketahui risikonya jika terlanjur minum obat pelancar haid saat hamil muda.
Mengonsumsi obat pelancar haid sebaiknya di bawah pengawasan medis, terutama jika pasangan suami istri (pasutri) sedang merencanakan kehamilan atau diduga hamil.
Macam obat pelancar haid
Obat pelancar haid menjadi pilihan untuk perempuan yang haidnya tidak teratur. Selain dengan membiasakan pola hidup sehat, dokter biasanya akan merekomendasikan meminum obat pelancar haid selama masa pemulihan siklus haid.
Dokter biasanya meresepkan obat kesuburan rahim. Obat ini akan membantu tubuh memproduksi hormon yang mengatur pelepasan sel telur. Seperti dikutip KenyanNews, obat pelancar haid juga akan menyeimbangkan kadar hormon dalam tubuh yang kerap menghambat ovulasi.
Obat pelancar haid akan bekerja seperti hormon perangsang folikel dan hormon luteinizing yang diproduksi secara alami oleh tubuh untuk memicu adanya proses ovulasi.
Berikut beberapa obat pelancar haid yang diresepkan dokter dari berbagai sumber:
1. Clomiphene
Dokter sering meresepkan obat ini untuk perempuan yang haidnya tidak teratur dan dikenal sebagai obat penghambat estrogen. Ketika estrogen dihambat, hipotalamus dan kelenjar pituari di otak melepaskan hormon GnRH, FSH, dan LH. Ketiga hormon tersebut berfungsi merangsang ovarium untuk memproduksi lebih banyak sel telur.
2. Gonadotropin
Beberapa obat pelancar haid ada juga yang berupa hormon gonadotropin sintetis untuk disuntikkan ke dalam tubuh. Jenis yang paling umum digunakan ialah hCG, folliclee stimulating hormon (FSH), dan gonadotropin releasing hormone agonist (GnRH agonist).
Sebenarnya ketiga hormon ini diproduksi secara alami oleh tubuh, namun jumlahnya tidak mencukupi sehingga perlu asupan tambahan. Hormon ini bekerja untuk merangsang ovarium agar lebih aktif memproduksi dan mengeluarkan sel telur agar haid berjalan lancar.
3. Pil KB
Pil KB juga dapat digunakan sebagai obat pelancar haid. Obat ini bekerja meningkatkan produksi protein globulin yang mengikat hormon seks. Protein ini mampu mengikat hormon androgen utama, yaitu testosteron di dalam darah.
Berlebihnya hormon androgen bisa menjadi salah satu penyebab haid tidak teratur. Dengan mengurangi aktivitas testosteron, haid yang tidak teratur secara otomatis dapat lancar kembali.
4. Progestin
Progestin merupakan hormon buatan yang memiliki fungsi yang sama dengan progesteron. Progesteron merupakan hormon yang diproduksi di ovarium, plasenta, dan kelenjar adrenal. Hormon ini berguna untuk mempersiapkan tubuh untuk pembuahan, mengontrol hasrat seksual, dan mengatur siklus haid bulanan.
Jika haid tidak lancar, progestin bisa menjadi obat pelancar haid untuk menyeimbangkan kadar estrogen dalam tubuh. Banyak wanita merasa terbantu dengan mengonsumsi progestin dosis rendah tentunya dapat memulihkan jadwal haid untuk kembali normal.
5. Duphaston (Dydrogesterone)
Obat ini mengandung hormon progesteron buatan untuk membantu mengatur siklus haid.
6. Misoprostol
Sebenarnya, obat yang mengandung misprostol bukan untuk memperlancar haid. Ini merupakan obat keras dan digunakan untuk keperluan medis tertentu, namun berisiko tinggi pada kehamilan karena dapat menyebabkan kontraksi rahim.
5 Risiko terlanjur minum obat pelancar haid saat hamil muda
Penggunaan obat pelancar haid harus di bawah pengawasan medis, apalagi jika Bunda sedang merencanakan kehamilan atau diduga hamil. Mengonsumsi obat pelancar haid saat hamil muda bisa berisiko serius, baik untuk kesehatan ibu maupun janin.
Berikut beberapa risiko yang perlu diwaspadai jika terlanjur minum obat pelancar haid saat hamil muda dari berbagai sumber:
1. Keguguran
Sejumlah obat pelancar haid terkadang memiliki kandungan yang dapat memicu kontraksi rahim. Ini dapat berujung pada keguguran.
2. Cacat janin
Beberapa jenis obat haid bisa mengandung bahan kimia yang berpengaruh pada perkembangan janin. Paparan bahan bahaya saat kehamilan dapat berisiko cacat janin.
3. Gangguan hormonal
Obat pelancar haid dapat mengganggu keseimbangan hormon kehamilan, seperti progesteron yang sangat penting dalam mempertahankan kehamilan. Ketidakseimbangan hormon ini dapat mengancam kelangsungan kehamilan.
4. Infeksi rahim
Risiko terlanjur minum obat pelancar haid dapat meninggalkan efek samping infeksi rahim. Infeksi terjadi karena gangguan pada lapisan rahim yang merusak perlindungan alami tubuh.
5. Pendarahan hebat
Konsumsi obat dapat menyebabkan perdarahan hebat yang bisa membahayakan ibu dan janin.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)