7 Ciri-ciri Awal Panic Attack yang Perlu Dikenali, Seperti yang Dialami Nunung

Pernah sedang duduk santai di rumah, tiba-tiba jantung berdetak kencang tanpa alasan? Mungkin Bunda mengalami panic attack. Pahami ciri-ciri panic attack seperti yang dialami Nunung.

Mungkin Bunda pernah mendadak dada sesak seolah ada beban berat menekan, tubuh mulai gemetar, keringat dingin mengalir, dan muncul ketakutan yang tak bisa dijelaskan. Dalam hitungan detik, Bunda juga merasa seperti kehilangan kendali atas diri sendiri bahkan berpikir sesuatu yang buruk akan segera terjadi.

Itulah yang dirasakan seseorang ketika mengalami panic attack atau serangan kecemasan yang datang mendadak. Ini bisa terjadi kapan saja tanpa pemicu yang jelas.

Baru-baru ini, komedian Nunung juga mengungkapkan perjuangannya melawan gangguan kecemasan tersebut. Ia bercerita bahwa panic attack sering datang tiba-tiba bahkan hanya karena menerima telepon saat malam hari.

Kondisi ini begitu mengganggu hingga memengaruhi kesehariannya, memaksa Nunung untuk berkonsultasi dengan psikiater dan mengonsumsi obat demi mengendalikan gejala. Kisah Nunung mengingatkan bahwa gangguan mental seperti panic attack bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan karena dampaknya sangat nyata pada kesehatan fisik serta emosional seseorang.

Lalu bagaimana Bunda bisa mengenali gejala awal panic attack sebelum semakin parah? Mari bahas mengenai ciri-ciri awal panic attack yang perlu diwaspadai hingga cara mengatasinya.

Cerita Nunung berjuang melawan panic attack

Komedian Nunung menceritakan pengalaman pribadinya menghadapi gangguan kecemasan yang cukup berat. Ia bercerita bahwa dirinya mengalami panic attack yang sering datang tiba-tiba bahkan tanpa pemicu yang jelas.

"Aku ada panic attack, terus aku ada insomnia yange nggak bisa tidur, panic attack yang parah. "(Kalau kambuh) bisa sesak sampai nggak bisa tidur," cerita Nunung seperti dikutip dari detikcom.

Salah satu hal yang paling memicu serangan tersebut saat menerima telepon, terutama malam hari. Kondisi ini begitu mengganggu hingga memengaruhi aktivitas sehari-harinya.

"Terus aku itu di kamar kalau jam 10 dapat telepon dari keluarga panik banget. Makanya keluargaku sudah tahu semua, kalau mau telepon aku, telepon suamiku dahulu. Keluargaku saja sudah bikin aku panik, apalagi yang neggak ada kontaknya sama sekali yang cuma nomor doang," lanjutnya.

Demi mengatasi gejala yang semakin parah, ia pun menjalani konsultasi rutin dengan psikiater dan mengonsumsi obat. Tak hanya menghadapi panic attack, Nunung juga memiliki sejumlah masalah kesehatan lainnya, seperti asam lambung kronis dan kadar gula darah yang tidak stabil.

Apa itu panic attack seperti yang dialami Nunung?

Mengutip Cleveland Clinic, panic attack adalah kondisi yang terjadi secara tiba-tiba dan ditandai dengan rasa takut atau cemas berlebihan, sering kali tanpa penyebab yang jelas. Serangan ini dipicu oleh lonjakan hormon stres yang menyebabkan tubuh bereaksi seolah-olah berada dalam situasi berbahaya meskipun tidak ada ancaman nyata.

Panic attack biasanya berlangsung beberapa menit hingga setengah jam. Namun dampaknya bisa bertahan lebih lama. Jika terjadi berulang kali, kondisi ini bisa berkembang menjadi gangguan panik (panic disorder) yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Panic attack termasuk ciri utama panic disorder. Namun panic attack dapat terjadi bersamaan dengan kondisi lain, seperti:

• Gangguan kecemasan
• Gangguan suasana hati
• Fobia
• Gangguan psikotik
• Gangguan penggunaan zat
• Gangguan terkait trauma dan stres
• Kondisi medis tertentu

Meskipun panic attack sendiri tidak berbahaya, serangan yang sering dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan masalah lainnya.

Apa perbedaan antara panic attack dan panic disorder?

Perbedaan utamanya adalah faktor stres tertentu sering memicu panic disorder dan dapat meningkat secara bertahap. Sebaliknya, panic attack biasanya terjadi secara tidak terduga dan tiba-tiba.

Panic disorder sering kali menimbulkan gejala fisik, seperti jantung berdebar kencang atau perut terasa tegang. Namun gejala-gejala ini umumnya tidak terlalu intens dan berlangsung lebih lama daripada panic attack yang memiliki gejala sangat intens tapi singkat.

Apa itu panic disorder?

Panic disorder adalah gangguan kecemasan yang melibatkan beberapa panic attack secara tidak terduga. Ciri utama panic disorder biasanya terjadi tanpa peringatan bukan karena kondisi kesehatan mental atau fisik lainnya. Sering kali tidak ada pemicu khusus untuk panic disorder.

Tidak semua orang yang mengalami panic attack mengalami panic disorder. Panic attack umum terjadi. Setiap tahun, hingga 11 persen orang di Amerika Serikat mengalami panic attack.

Sekitar 2 persen hingga 3 persen orang di AS mengalami panic disorder. Perempuan dua kali lebih mungkin mengalami panic disorder daripada laki-laki.

7 Ciri-ciri awal panic attack yang perlu diwaspadai

Berikut ciri-ciri awal panic attack yang perlu diwaspadai oleh Bunda.

1. Jantung berdebar berdebar kencang dan tidak teratur

Salah satu tanda pertama yang sering muncul saat panic attack adalah detak jantung yang tiba-tiba meningkat dengan cepat. Sensasi ini bisa terasa seperti jantung berdetak terlalu keras, tidak beraturan, bahkan nyeri di dada.

Banyak orang yang mengalami panic attack mengira mereka sedang mengalami serangan jantung. Padahal penyebabnya reaksi tubuh terhadap kecemasan yang berlebihan.

2. Sesak napas

Kesulitan bernapas merupakan gejala umum yang dialami penderita panic attack. Mereka sering merasa seperti tidak mendapatkan cukup udara yang akhirnya memicu hiperventilasi, kondisi di mana napas menjadi terlalu cepat dan dangkal.

Jika tidak segera dikendalikan, hal ini bisa menyebabkan pusing, kesemutan, hingga perasaan hampir pingsan.

3. Tubuh gemetar atau tremor tanpa sebab

Saat mengalami panic attack, tubuh bisa bereaksi dengan gemetar hebat atau tremor. Sensasi ini bisa terjadi di tangan, kaki, atau bahkan menyebar ke seluruh tubuh. Penyebabnya lonjakan hormon stres yang memicu respon tubuh terhadap ancaman yang sebenarnya tidak nyata.

4. Perubahan suhu tubuh, tiba-tiba panas atau dingin

Reaksi tubuh terhadap stres ekstrem bisa menyebabkan keringat dingin atau sensasi panas yang tiba-tiba muncul. Ada penderita yang merasa tubuhnya sangat berkeringat meskipun berada di ruangan yang sejuk, sementara lainnya justru kedinginan hingga menggigil.

5. Sensasi seperti mau pingsan

Panic attack sering kali membuat seseorang merasa lemas, pusing, dan seolah-olah akan kehilangan kesadaran. Kepala terasa ringan, penglihatan menjadi kabur atau berkunang-kunang, dan keseimbangan tubuh terasa terganggu. Kondisi ini semakin memperparah rasa takut yang dialami.

6. Ketakutan berlebihan dan tidak rasional

Salah satu ciri awal panic attack munculnya rasa takut yang sangat intens, meskipun tidak ada ancaman nyata. Bunda bisa tiba-tiba merasa seperti ada sesuatu yang buruk akan terjadi atau merasa berada dalam bahaya besar, padahal tidak ada alasan yang logis untuk merasakan hal tersebut.

7. Sensasi terputus dari realita (derealization dan depersonalization)

Banyak penderita panic attack mengalami derealization, yaitu perasaan bahwa dunia di sekitar mereka terasa tidak nyata. Ada juga yang mengalami depersonalization, di mana Bunda merasa seperti sedang berada di luar tubuh sendiri. Sensasi ini bisa sangat mengganggu dan membuat penderita semakin panik.

Penyebab panic attack

Para ahli tidak tahu persis mengapa beberapa orang mengalami panic attack. Otak dan sistem saraf Bunda memainkan peran penting dalam cara kita memahami serta menangani rasa takut.

Para peneliti berpikir bahwa disfungsi amigdala Bunda, bagian otak yang memproses rasa takut dan emosi lainnya, mungkin menjadi akar dari kondisi ini. Mereka juga berpikir ketidakseimbangan kimia dalam asam gamma-aminobutyric (GABA), kortisol, dan serotonin yang juga memainkan peran besar.

Cara mengatasi panic attack

Berikut cara mengatasi panic attack.

Bisa dilakukan di rumah

Jika Bunda mengalami panic attack, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakannya, antara lain:

• Tarik napas perlahan dan dalam. Fokus pada pernapasan dalam-dalam untuk menenangkan sistem saraf.
• Gunakan teknik grounding. Sentuh benda di sekitar Anda atau hitung mundur dari lima untuk mengalihkan perhatian dari rasa panik.
• Ucapkan kalimat positif. Ingatkan diri sendiri bahwa panic attack tidak akan membahayakan Bunda.
• Hindari kafein dan alkohol. Kedua zat ini bisa memperburuk kecemasan.
• Latihan relaksasi. Yoga dan meditasi dapat membantu mengurangi frekuensi panic attack.

Pengobatan dengan ahli

Psikoterapi merupakan istilah untuk berbagai teknik pengobatan yang bertujuan untuk membantu Bunda mengidentifikasi dan mengubah emosi, pikiran, dan perilaku yang tidak sehat. Jenis-jenis psikoterapi tertentu yang dapat membantu mengatasi panic attack, meliputi:

1. Terapi perilaku kognitif

Dalam jenis terapi ini, Bunda mendiskusikan pikiran dan emosi dengan profesional kesehatan mental, seperti konselor atau psikolog berlisensi. Spesialis akan membantu mengidentifikasi pemicu serangan panik sehingga Bunda dapat mengubah pemikiran, perilaku, dan reaksi diri sendiri. Saat Anda mulai merespons pemicu secara berbeda, serangan dapat berkurang dan akhirnya berhenti.

2. Terapi pemaparan

Ini melibatkan pemaparan Bunda secara bertahap dan berulang-ulang dalam imajinasi dan/atau kenyataan, terhadap apa pun yang memicu panic attack. Seiring berjalannya waktu, Bunda belajar untuk merasa nyaman dengan situasi tersebut dibanding menyebabkan kecemasan dan kepanikan.

Bunda akan mempelajari teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan untuk mengelola kecemasan selama proses berlangsung.

3. Obat-obatan

Obat-obatan dapat membantu mengatasi panic attack dan panic disorder. Konsultasikan dengan dokter atau psikoterapi untuk mendapatkan obat yang sesuai kondisi Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)