Jakarta -
Pendidikan agama menjadi salah satu bekal penting yang perlu diperkenalkan pada anak sejak dini, salah satunya dengan belajar mengaji. Namun, bagaimana jika anak sering tidak fokus melakukannya?
Ada beberapa tahapan untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada anak. Salah satunya dimulai dengan mengenalkan bacaan Al-Qur’an terlebih dahulu. Hal ini penting supaya anak tertarik untuk belajar mengaji dan mengenal Al-Qur'an lebih jauh lagi, Bunda.
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat Islam, bahkan mengimaninya termasuk rukun iman yang ketiga. Al-Qur’an diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW tepat saat bulan suci Ramadan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mohammad Wifaqul Idaini dalam buku Wasiat Rasulullah tentang Anak, belajar Al-Qur’an sejak kecil bisa membantu perkembangan kognitif dan afektif anak.
Termasuk di antaranya bermanfaat untuk membantu meningkatkan daya ingat, pemahaman, dan pemecahan masalah. Pada aspek afektif, belajar mengaji juga dapat memengaruhi kondisi moralnya sehingga anak mampu berorientasi sebagaimana seseorang harus bersikap dan terbiasa dengan perilaku sosial yang baik.
Tips saat anak tidak fokus saat belajar mengaji
Mengenalkan bacaan doa, surat-surat pendek, dan bacaan Al-Qur'an secara keseluruhan pada anak sejak dini pun bisa menjadi cara utama membentuk anak shalih atau shalihah. Akan tetapi, perlu pendekatan khusus agar tidak membuat anak cepat jenuh.
Lalu apa saja hal-hal yang dapat orang tua lakukan untuk memperkenalkan tentang Al-Qur'an, termasuk saat anak sering tak fokus saat belajar mengaji? Berikut ulasannya, Bunda:
1. Tunjukkan sikap sayang dengan anak
Sikap kasih sayang yang lembut membantu menyiapkan mental orang tua agar tidak emosi saat mendampingi anak belajar mengaji. Termasuk ketika kemudian nantinya anak tidak fokus, lari kesana-sini, atau menolak untuk belajar membaca Al-Qur'an.
2. Menyiapkan ilmu
Selanjutnya yang perlu dilakukan, yaitu menyiapkan ilmu, Bunda. Dengan menyiapkan ilmu sebaik mungkin, harapannya akan semakin menumbuhkan semangat, kesabaran dan rasa syukur
"Bagaimana pun setiap aman pasti didasarkan pada ilmu. Dalam hal ini, kita bisa mengkaji lagi: apa sih yang sebenarya dilakukan oleh orang yang mengajarkan Al-Qur'an, sebab kita sedang bertindak sebagai pengajar Al-Qur'an tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung," ungkap Ustazah Kholifatul Fauziah, M.A dari Aisyiyah kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.
"Karena pada akhirnya kita masih diberikan kesempatan untuk mensyiarkan agama Allah pada anak-anak kita," imbuh Kholifatul.
3. Mengenal sumber daya yang dimiliki
Misalnya ketika anak sudah ada pembelajaran Al-Qur'an di sekolah, orang tua bisa melihat apa yang bisa dilakukan untuk menyempurnakan pembelajaran mengaji tersebut.
Selain itu, orang tua juga perlu melihat diri sendiri. Apakah kita sudah menciptakan suasana yang senang dengan Al-Qur'an? Kalau belum, ayo diciptakan bersama.
Pada dasarnya anak suka meniru, oleh sebab itu saat orang tua memberikan keteladanan tentang betapa senangnya berinteraksi dengan Al-Qur'an, diharapkan anak pun ikut merasakan energi positif ini.
Jadi jika Bunda ingin kelak Si Kecil tumbuh dengan rajin berdoa dan membaca Al-Qur'an, akan jauh lebih baik jika dimulai dari kebiasaan yang diperlihatkan secara langsung juga.
Apabila orang tua merasa belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mengajarkan mengaji dan membaca Al-Qur'an, maka jangan ragu untuk mencari guru lain untuk mengajarkan bersama.
"Kita bisa belajar bersama, supaya anak bisa melihat bahwa Ayah dan Bundanya juga bersemangat belajar membaca Al-Qur'an. Kita bisa meneladankan semangat itu pada anak," imbuh Kholifatul.
4. Melihat kondisi sekitar
Ilustrasi/Foto: Getty Images/ibnjaafar
Apabila anak sering tidak fokus saat belajar mengaji, pahami dulu bahwa anak-anak sebenarnya memang sedang berada dalam masa perkembangan yang rentang fokusnya sangat sedikit.
"Coba untuk disyukuri terlebih dahulu karena ini berarti anak dalam kondisi sehat. Saat bersyukur, biasanya emosi akan lebih terjaga dan jadi lebih sabar. Nantinya orang tua bisa menyampaikan kegembiraan sejati saat berinteraksi dengan Al-Qur'an," pesan Kholifatul.
5. Buat jadwal rutin
Buat juga jadwal rutin kapan anak perlu membaca doa dan Al-Qur'an. Untuk doa sederhana bisa dimulai dengan dibaca saat hendak makan, tidur, atau saat melihat ada hujan.
Mengajarkan anak untuk membaca doa dan Al-Qur'an setiap hari Jumat juga bisa dilakukan. Hari Jumat diketahui menjadi salah satu hari baik dalam Islam, sehingga bisa menjadi waktu tepat untuk mengajarkan anak belajar mengaji.
Jika perlu Bunda juga bisa memanggil guru mengaji untuk memaksimalkan ilmu yang diberikan. Hal ini terutama pada anak yang usianya sudah cukup besar dan bisa memahami lebih baik.
6. Selipkan rutinitas membaca doa jelang waktu tidur
Waktu menjelang tidur adalah waktu di mana anak dalam keadaan rileks. Maka dari itu, Bunda bisa mengajarkan mereka mengaji di waktu-waktu ini.
Hal ini diungkapkan langsung oleh pakar parenting Islami, Mohammad Irsyad, M.Pd. Ia menjelaskan, anak yang dalam kondisi rileks mampu menyerap informasi lebih banyak dan maksimal.
"Semakin banyak informasi yang diingat, maka anak tidak akan asing dengan kata-kata atau ayat yang ada pada Alquran," kata Irsyad, dalam buku 105 Inspirasi Nabi dalam Mendidik Anak.
7. Ajarkan sambil bercerita
Saat anak mulai tampak jenuh dan tidak fokus, Bunda bisa mengembalikan semangatnya dengan mengajarkan mengaji sambil bercerita.
Misalnya, Bunda bisa mendongengkan kisah Nabi atau keutamaan membaca Al-Qur'an. Saat anak mengetahui manfaatnya, mereka akan lebih bersemangat untuk belajar.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)