Jakarta -
Berpuasa merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan saat bulan Ramadhan. Namun bagaimana jika anak ketahuan berbohong tentang puasa, misalnya tiba-tiba membatalkan puasa di siang hari? Bagaimana orang tua perlu mengambil sikap?
Dikutip dari buku Anak Saleh Rajin Puasa Ramadhan karya Ajen Dianawati, puasa atau shaum artinya menahan diri dari makan, minum, atau segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Ibadah ini juga dilakukan dengan niat mensucikan diri dan hati semata-mata karena Allah SWT.
Bulan puasa disebut juga bulan Ramadan. Ibadah puasa dalam bulan ini dilakukan setiap tahun selama satu bulan penuh. Puasa Ramadan hukumnya fardhu'ain bagi setiap umat Muslim.
Kewajiban ini dituliskan dalam Surat Al Baqarah ayat 183:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ - ١٨٣
Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Bagaimana orang tua perlu bersikap?
Menurut Ariati Dina Puspitasari SSi., MPd, Ustazah dari Aisyiyah, pada awalnya orang tua perlu menahan amarah terlebih dahulu. Jika orang tua langsung marah, maka bisa berdampak pada anak.
"Anak mungkin akan menangis, ikut marah-marah juga, atau bahkan malah tidak mau melanjutkan puasanya dan tidak mau lagi puasa di hari berikutnya," ujar Ariati kepada HaiBunda.
Orang tua perlu mengingat kembali seperti apa syarat wajib puasa. Di mana salah satunya adalah baligh, yang berarti jika anak belum baligh maka sebenarnya tidak ada kewajiban untuk berpuasa.
"Tapi bukan berarti 'Ya sudah tidak usah latihan puasa'. Tidak begitu juga. Sebenarnya sejak kecil anak dapat dilatih puasa, gunanya agar ke depan saat sudah baligh dia tidak kaget lagi," imbuhnya.
Tindakan preventif apa yang bisa dilakukan orang tua?
Ustazah Ariati menyebutkan bahwa tindakan preventif awal yang penting dilakukan sejak awal yakni mengajak anak berdiskusi tentang puasa. Jika perlu, lakukan jauh-jauh hari sebelum masuk bulan puasa, Bunda.
"Ajak anak ngobrol, 'Nak, sebentar lagi mau puasa lho, teman-teman kamu kemarin sudah pada puasa penuh? Mas/mbak besok puasanya kira-kira mau bagaimana ya'," ungkap Ariati.
Tanyakan juga pendapat anak mengenai makna puasa dan mengapa puasa wajib dilakukan di bulan Ramadan. Nanti dari jawaban anak, orang tua bisa menggali lebih dalam mengenai pemahaman mereka.
Ariati menuturkan bahwa pada dasarnya anak-anak pasti sudah mendapatkan banyak informasi tentang puasa dari banyak tempat. Bisa dari teman dan juga lingkungan di sekelilingnya.
"Sampaikan pada anak bahwa salah satu makna puasa adalah latihan bersabar dan bersyukur," imbuh Ariati.
Tips mengatasi anak yang suka berbohong saat puasa
Ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan ketika mendapati anak suka berbohong dan membatalkan puasanya diam-diam. Berikut cara mengatasinya:
1. Ajak anak berdiskusi
Secara perlahan, ajak anak berdiskusi tentang apa yang mereka lakukan. Bawa anak ke ruangan atau tempat yang nyaman sehingga mereka lebih terbuka untuk bercerita.
"Akan lebih baik memang ajak anak ke suatu tempat atau ruangan yang nyaman juga. Jadi biasanya mereka akan ada penolakan dan enggak mau cerita. Tapi ketika kita cooling down, saat duduk bersama, dia akan cerita," tutur Ustazah Ariati.
Hal yang terpenting, hindari terbawa emosi dan langsung memojokkan anak ya, Bunda. Ini bisa membuat mereka trauma dan bahkan jadi enggan untuk belajar puasa lagi.
2. Beri waktu anak untuk bercerita
Jadilah pendengar yang baik. Dengarkan terlebih dahulu cerita atau alasan di balik mengapa anak membatalkan puasa. Hindari memotong pembicaraan anak saat mereka sudah mulai terbuka untuk berbicara.
3. Sampaikan penguatan
Setelah Bunda mengetahui alasan anak, berikan masukan dan penguatan agar mereka belajar kembali tentang makna puasa.
Ketika anak mengatakan bahwa mereka sudah tidak kuat berpuasa dan memutuskan untuk berbuka, Bunda bisa tawarkan beberapa alternatif yang bisa mengalihkan perhatiannya. Misalnya saja seperti bermain, jalan-jalan, atau tidur.
4. Jika perlu buat perjanjian terlebih dahulu
Bunda juga bisa membuat perjanjian berupa reward dan punishment sebelum menjalankan ibadah puasa. Jadi ketika anak berbohong atau membatalkan puasanya, itu tandanya anak telah mengingkari perjanjian yang dibuat.
Dalam kondisi demikian, ingatkan kembali tentang perjanjian dan hadiah yang disepakati di awal.
5. Ceritakan kisah Rasulullah
Hal terakhir yang bisa Bunda lakukan adalah menceritakan kisah-kisah Rasulullah SAW yang berkaitan dengan puasa Ramadan. Salah satunya adalah Perang Badar.
"Kita bisa menyelipkan hikmah-hikmah atau sejarah-sejarah pada saat Rasulullah SAW atau sahabat-sahabat menjalankan puasa saat perang. Contohnya adalah perang Badar. Perang Badar dilakukan saat puasa Ramadan dan alhamdulillah pasukan Muslimin diberikan kemenangan," kata Ariati.
Diharapkan dari pengalaman-pengalaman sahabat dan Rasulullah di masa lalu, akan muncul semangat motivasi bagi anak untuk belajar puasa.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)