Anak Bertanya Seputar Hilal Idul Fitri? Ini Cara Menjelaskannya dan Waktu Penentuan Hilal Lebaran 2025

2 days ago 16

Hilal menjadi salah satu topik yang banyak dibahas terutama menjelang Lebaran. Tak heran jika kemudian anak bertanya seputar hilal Idul Fitri dan waktu penentuannya. 

Seperti diketahui, biasanya waktu penentuan hilal Lebaran dilakukan oleh pemerintah bersama dengan beberapa lembaga terkait. Momen ini disebut sebagai sidang isbat.

Nah, bagaimana menjelaskan tentang hilal dan waktu penentuan hilal Lebaran 2025? Yuk, simak dalam ulasan berikut ini, Bunda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Apa itu hilal?

Menurut Ditjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI, hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak/bulan baru) pada arah dekat matahari terbenam.

Ketika konjungsi terjadi, bulan yang tidak menghadap bumi tidak mendapatkan cahaya matahari. Bulan pun tidak terlihat dan kemudian disebut sebagai bulan baru.

Setelah masa konjungsi lewat, sebagian kecil permukaan bulan akan terkena cahaya matahari. Ini kemudian membentuk hilal, yang menandakan awal bulan pada kalender hijriah.

Apa itu sidang isbat?

Dalam UU Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan UU Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, pada pasal 52 A menegaskan bahwa pengadilan agama memberikan isbat kesaksian pemantauan hilal (rukyat hilal) dalam penentuan awal bulan pada tahun hijriyah. 

Menurut Penjelasan pasal 52 A tersebut, pengadilan agama diminta oleh Menteri Agama untuk memberikan penetapan (isbat) terhadap kesaksian orang yang telah melihat atau menyaksikan hilal bulan pada setiap memasuki bulan Ramadan dan awal bulan Syawal tahun Hijriyah.

Kemudian Menteri Agama mengeluarkan penetapan secara nasional untuk penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal. Pengadilan agama dapat memberikan keterangan atau nasihat mengenai perbedaan penentuan arah kiblat dan penentuan waktu shalat.

Penentuan awal bulan Qamariah yang lazim dilakukan di Indonesia menggunakan kriteria wujudul hilal dan imkanur rukyat, yakni ketinggian hilal yang diakui. 

Umat muslim pun memulai ibadah puasa Ramadan dan Idul Fitri mengikuti dua metode, yaitu hisab (hitungan astronomi atau peredaran bulan) atau metode rukyat (pemantauan bulan). Kedua metode itu telah melembaga di masyarakat dan saling berdampingan.

Cara menentukan hilal

Untuk melihat dan menentukan hilal, biasanya digunakan alat bantu seperti teleskop atau bisa juga tanpa alat bantu jika cuaca sedang cerah.

Sebagai informasi, hilal biasanya akan lebih mudah terlihat saat matahari sudah terbenam. Alasannya karena pancaran cahaya dari hilal sangat redup dan tipis, sehingga dapat terlihat lebih jelas.

Dikutip dari buku Fikih Ramadhan: Seputar Puasa dan Lainnya oleh H. Wafi Marzuqi Ammar, hukum puasa dan Idul Fitri tergantung pada melihat hilal. Idul Fitri dilakukan setelah bulan terlihat. Melihat bulan adalah sumber syar'i yang resmi dalam menentukan hukum puasa atau Idul Fitri.

Penggunaan alat bantu untuk melihat hilal

Dikutip dari buku Sidang Isbat dan Metode Pencarian Hilal, ahli teleskop robotik dan praktisi pengamatan bulan sabit, Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa dapat digunakan teleskop untuk melihat bulan sabit muda.

Bulan sabit muda adalah bulan sabit paling tipis yang dapat dilihat di langit sebelah barat setelah terjadi konjungsi. 

"Yaitu saat bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis dalam satu bidang garis edar matahari," ungkapnya.

Kapan sidang isbat penentuan hilal Lebaran 2025?

Sidang isbat awal Syawal 1446 H untuk penentuan hilal Lebaran 2025 akan digelar pada 29 Ramadan, yang bertepatan pada tanggal 29 Maret 2025.

Dalam situs Kemenag, Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad menjelaskan dalam Rapat Persiapan Sidang Isbat Awal Syawal 1446 H yang akan dilaksanakan di Jakarta.

"Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Sya'ban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah," jelas Abu Rokhmad di Jakarta, Selasa (18/3/2024).

Penggunaan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Syawal merupakan pelaksanaan dari ajaran Islam. Menurut Abu Rokhmad, hal ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. 

Dalam fatwa itu disebutkan, penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyah oleh Pemerintah RI dan berlaku secara nasional.

"Secara hisab atau perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB. Karenanya, berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh," lanjut Abu Rokhmad.

Proses sidang isbat akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB sampai menjelang magrib. 

Sidang isbat akan digelar sekitar pukul 18.45 WIB yang berlangsung secara tertutup. Hasil sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online