Jakarta -
Kanker serviks menjadi salah satu jenis kanker yang menjadi penyebab kematian tinggi di Indonesia. Kanker serviks berawal dari penyebaran Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Virus HPV ini kemudian akan hidup di mulut rahim dan menimbulkan gangguan terhadap pertumbuhan sel epitel dari serviks. Virus ini kemudian hidup dan berkembang di dalam sel, Bunda.
Kanker serviks di Indonesia banyak yang terlambat dideteksi, sehingga menyebabkan angka kematian tinggi. Ini masih menjadi salah satu masalah di negara berkembang, khususnya Indonesia karena dipengaruhi kebiasaan masyarakat pada umumnya.
Hidup sehat belum menjadi kebiasaan, ditambah dengan tempat tinggal yang jauh dari rumah sakit berfasilitas lengkap.
Penyebab kanker serviks
- Hubungan seksual berisiko tinggi
- Perempuan yang belum pernah vaksin HPV
- Merokok
- Faktor keturunan
- Hamil di usia terlalu muda dan terlalu tua
- Daya tahan tubuh lemah
Gejala kanker serviks
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui gejala kanker serviks adalah dengan melakukan pemeriksaan genotyping HPV di dalam serviks. Caranya dengan mengambil cairan dari vagina yang kemudian dikirim ke laboratorium dan dilakukan PCR untuk mengetahui adanya HPV DNA .
Lewat pemeriksaan HPV DNA ini, akan diketahui adanya tumor ganas yang kita kenal dengan kanker. Selain itu, gejala pra-kanker dapat ditandai dengan terjadinya perdarahan secara terus-menerus, bahkan saat disentuh pun akan berdarah.
Mulai dari munculnya gejala pra-kanker serviks ini, kemudian akan berkembang menjadi kanker serviks dalam jangka waktu 4-5 tahun.
Pemeriksaan kanker serviks
Bagi Bunda yang sudah menemukan gejala pra-kanker serviks, diharapkan rutin untuk melakukan pemeriksaan. Berikut di antaranya:
1. Pap smear
Pap smear adalah salah satu metode simpel dan sederhana untuk mengetahui adanya gangguan serviks.
2. Skrining
Dokter melakukan skrining awal sebelum dilakukan pemeriksaan laboratorium. Termasuk melakukan pemeriksaan IVA dan HPV DNA.
3. Biopsi
Setelah ditemukan dugaan adanya kanker serviks, dilanjutkan dengan pemeriksaan biopsi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil jaringan kecil kemudian dimasukkan ke cairan pengawet yang kemudian dibaca oleh ahli histopatologi.
Harapan hidup pasien kanker serviks berdasarkan stadium
Simak ulasannya dalam ulasan berikut ini:
Stadium O
Ini artinya kanker yang belum invasi ke dalam ototra serviks, jadi belum menembus membran basalnya.
Stadium 1
Artinya sudah masuk kanker dan sudah mulai menjalar, namun masih terlokalisir di area serviks. Tingkat survival rate bertahan 3-5 tahun dengan tingkat kesembuhan 90 persen.
Stadium 2
Kondisi kanker serviks sudah menyebar dan merusak jaringan sekitarnya, di puncak vagina sisi kanan-kiri, lalu masuk ke proximal dari vagina. Tingkat harapan hidup bisa bertahan 50-70 persen tergantung dengan terapi adekuat.
Stadium 3
Survival rate hanya sekitar 20 persen, dan banyak yang tidak bisa diselamatkan dalam waktu lima tahun.
Stadium 4
Kondisinya sudah tidak bagus dan terjadi selama bertahun-tahun. Tingkat harapan hidup lebih kecil dari stadium lainnya.
Pengobatan kanker serviks
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang bisa dikenali dan dicegah. Mulai dari pencegah primer dengan melakukan imunisasi, serta pengobatan sekunder yaitu vaksin dan pap smear.
Pengobatan soal kanker serviks bisa dimulai sejak fase pra-kanker dengan pengobatan yang lebih simpel. Dilakukan pemotongan sebagian serviks dengan metode yang lebih dalam lagi.
Namun, jika sudah berkembang menjadi kanker maka harus dilakukan pengobatan berdasarkan stadiumnya, Bunda. Rangkaian pengobatannya dimulai dari pemeriksaan laboratorium, skrining, biopsi hingga dilakukan MRI atau CT scan, dan lanjut ke tindakan medis lainnya.
Berikut di antaranya:
1. Konizasi
Ini merupakan pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat jaringan abnormal pada serviks.
2. Histerektomi
Ini merupakan prosedur bedah untuk mengangkat rahim dan jaringan di sekitarnya.
3. Histerectomi Radikal
Prosedur pengangkatan rahim, jaringan di sekitarnya, serta kelenjar getah bening yang terinfeksi HPV.
4. Radiasi
Perawatan radiasi atau radioterapi ini merupakan pengobatan tanpa pembedahan yang bertujuan untuk menghancurkan sel kanker. Prosedur ini dapat dilakukan setelah operasi kanker serviks.
5. Kemoterapi
Pengobatan kemoterapi dilakukan apabila kanker tidak bisa diatasi dengan radiasi. Prosedurnya dilakukan dengan pemberian obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker.
Pengobatan ini dilakukan pada pasien yang kanker stadium lanjut atau pada pasien yang kankernya telah mengalami metastasis (penyebaran ke bagian tubuh lain).
6. Imunoterapi
Ini merupakan pengobatan yang melibatkan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan sel kanker.
Pencegahan kanker serviks
Mencegah kanker serviks bisa dimulai dari beberapa langkah berikut ini:
- Berhenti merokok agar tak menyebabkan penurunan daya tubuh
- Mengonsumsi makanan sehat untuk meningkatkan imunitas tubuh
- Berhenti minum alkohol
- Aktif mengikuti sosialisasi pencegahan kanker
- Melakukan pap smear
- Melakukan vaksin HPV
Demikian penjelasan mengenai kanker serviks, mulai dari penyebab, prosedur pemeriksaan, pengobatan hingga pencegahannya. Semoga dapat menumbuhkan kesadaran untuk melakukan pemeriksaan secara rutin demi mencegah tumbuhnya kanker serviks.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(Dr. dr. Chamim, SpOG (K)/rap)