Apa Itu Slow Parenting, Pola Asuh Lambat Tapi Bikin Anak Percaya Diri

17 hours ago 4

Gaya parenting menentukan tumbuh kembang Si Kecil. Salah satunya yaitu slow parenting, gaya pengasuhan lambat orang tua yang fokus pada proses interaksi bersama anak. 

Slow parenting mendorong Bunda untuk beristirahat sejenak dari kebutuhan terus-menerus, dalam merencanakan kegiatan di luar rumah. Orang tua yang menerapkan slow parenting berpikir bahwa tanpa jadwal yang padat, anak-anak memiliki lebih banyak waktu untuk bermain, menjelajah, dan berkembang sesuai kecepatan mereka sendiri.

Bagi orang tua, ini adalah kesempatan untuk beristirahat sejenak dari dunia pengasuhan modern yang serba cepat dan kompetitif, yang menuntut semakin banyak waktu dan energi orang tua, Bunda.

Pada intinya, gaya pengasuhan lambat menekankan kualitas daripada kuantitas, bagaimana waktu bersama anak dihabiskan lebih penting daripada jumlah kegiatan yang diikuti.

“Anda dapat mengambil langkah mundur, mengikuti arahan (anak Anda), dan (membiarkan mereka) menunjukkan kepada Anda apa yang benar-benar mereka minati dan apa yang membuat mereka penasaran,” kata Liz Conradt, Ph.D., seorang psikolog klinis dan perkembangan serta Associate Professor Pediatri di Duke University, dikutip dari Parents.

Ciri-ciri slow parenting

Apakah Bunda termasuk orang tua yang menerapkan slow parenting? Berikut ini adalah beberapa ciri yang paling umum dari orang tua yang menerapkan pola asuh lambat:

  • Mereka sabar terhadap minat anak-anak mereka, menghindari keinginan untuk terburu-buru dalam melakukan aktivitas atau olahraga.
  • Mereka menghargai waktu berkualitas dengan anak-anak mereka, bahkan jika itu berarti menghabiskan lebih banyak waktu di rumah.
  • Mereka fleksibel dan terbuka untuk mengubah rencana atau menyesuaikan jadwal berdasarkan kebutuhan anak-anak mereka, daripada berpegang pada rutinitas yang kaku, bahkan mungkin memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan orang tua Tipe B.
  • Mereka percaya bahwa masa kanak-kanak bukanlah kompetisi, sebaliknya berfokus pada kesejahteraan dan pertumbuhan pribadi anak-anak mereka daripada membandingkannya dengan teman sebayanya.
  • Mereka memprioritaskan penguatan ikatan orangtua-anak daripada terus-menerus mencoba menjadwalkan aktivitas untuk membuat mereka sibuk.
  • Mereka tidak merasa perlu membuat anak-anak mereka sibuk sepanjang waktu relaksasi dan waktu istirahat adalah prioritas.

Apa keuntungan menerapkan slow parenting?

Gaya pengasuhan ini, meskipun bukan konsep yang sepenuhnya baru, sedang menjadi tren karena berbagai keuntungannya, Bunda. Berikut keuntungannya seperti dikutip dari Parenting FirstCry:

  • Anak-anak menjadi lebih mandiri dan merasa cukup. Mereka belajar bahwa mereka memiliki kebutuhan dan harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka. Anak-anak bahkan belajar untuk mengurus diri sendiri.
  • Anak-anak menjadi lebih percaya diri karena mereka menyadari dunia nyata yang berada di luar batas-batas rumah mereka yang nyaman. Memperkenalkan anak pada situasi baru dapat meningkatkan wawasan mereka terhadap kehidupan.
  • Ada kecenderungan alami untuk mengeksplorasi, menjadi kreatif, dan menghadapi masalah dengan keterbukaan. Slow parenting memberi anak kesempatan untuk mengeksplorasi pilihan mereka sebelum memecahkan masalah mereka sendiri.
  • Anak-anak belajar untuk tetap tenang dalam situasi stres. Hal ini meningkatkan tingkat kepercayaan diri mereka dan memberi mereka kebebasan untuk memilih.
  • Anak-anak belajar dari kesalahan mereka dan menjadi jeli tentang apa yang berhasil, dan apa yang tidak. Mereka belajar dengan coba-coba dan tidak perlu mengomel kepada orang tua mereka untuk segala hal.

Apa kerugian menerapkan pola asuh lambat?

Seperti setiap gaya pengasuhan, pola pengasuhan yang lambat juga memiliki kekurangan. Terlalu banyak kebebasan juga dapat merugikan seperti:

  • Membiarkan anak-anak melakukan apa yang mereka suka dapat membuat anak berada di lingkungan yang salah. Hal ini dapat meningkatkan rasa kemandirian mereka, tetapi orang tua harus berhati-hati tentang dengan siapa anak-anak menjalin ikatan atau apa yang mereka lakukan.
  • Anak-anak yang tidak diawasi sama sekali dapat menganggap bahwa mereka sudah cukup dewasa untuk melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan usia mereka. Mereka mungkin akan melakukan hal-hal yang dapat membuat mereka mendapat masalah.
  • Anak-anak dapat menjadi kecanduan pada hal-hal yang salah seperti narkoba dan zat-zat lainnya jika mereka tidak diawasi. Tidak adanya bimbingan dapat membuat mereka merasa kesepian. Mereka tidak akan memiliki tujuan hidup, dan mereka mungkin menyia-nyiakan masa kecil mereka.
  • Memiliki orang tua yang tidak terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka juga dapat membuat anak merasa tidak dicintai dan karenanya menimbulkan kecenderungan antisosial dan membuat anak terganggu secara psikologis.

Demikian ulasan mengenai slow parenting sebagai referensi gaya pengasuhan dalam mendidik anak. Orang tua fokus pada proses belajar dan berinteraksi bersama anak untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik.

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online