Pernahkah Bunda memiliki pemikiran, bisakah kucing menangis? Mari cek faktanya di sini yuk, Bunda.
Banyak pemilik kucing bertanya-tanya apakah kucing mereka benar-benar menangis ketika mengeluarkan suara meong yang menyedihkan. Apakah kucing bisa merasakan emosi yang mendalam seperti manusia?
Menurut para ahli, meskipun kucing bisa mengeluarkan suara yang menyerupai tangisan, mereka tidak menangis dalam arti yang sama seperti manusia. Air mata yang keluar dari mata kucing biasanya bukan akibat emosi, melainkan karena masalah kesehatan tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Be Chewy, mari pahami fakta tentang tangisan kucing. Mulai dari bagaimana cara kucing menangis, alasan mengeluarkan suara tangisan, hingga penyebab mata kucing berair yang sering disalahartikan sebagai air mata emosional.
Bisakah kucing menangis dengan air mata?
Secara ilmiah, kucing tidak menangis dengan mengeluarkan air mata seperti manusia. Tangisan manusia umumnya berhubungan dengan emosi yang kompleks, sementara kucing tidak memiliki mekanisme yang sama.
Menurut Dr. Carly Fox, DVM, seorang dokter hewan asal New York, kucing bisa menangis karena berbagai faktor namun tidak menghasilkan air mata karena perasaan sedih.
Jika kucing Bunda memiliki mata berair, kemungkinan besar itu adalah tanda kondisi medis tertentu.
Bagaimana kucing menangis?
Cara kucing menangis berbeda-beda tergantung usia, ras, dan kepribadian mereka. Biasanya, tangisan kucing terdengar seperti meongan panjang, rintihan lembut, atau suara nyaring yang terdengar seperti yowling.
Beberapa kucing juga bisa mengeluarkan suara merengek atau berkicau ketika sedang kesal. Namun jika kucing mengalami tekanan yang lebih parah, suara bisa menjadi lebih keras dan bernada sedih.
Kalau kucing Bunda sering menangis, penting memahami penyebabnya agar bisa segera ditangani.
Bagaimana jika mata kucing basah seperti mengeluarkan air mata?
Mata kucing yang berair atau disebut epiphora biasanya bukan tanda kesedihan, melainkan masalah kesehatan.
Mata berair terlihat pada kucing bisa karena berbagai kondisi, seperti infeksi virus atau bakteri, konjungtivitis alergi, hingga penyakit kornea.
Jika mata kucing Bunda sering berair, merah, atau sering menyipitkan mata, segera bawa ke dokter hewan. Pengobatan bisa melibatkan pemberian obat tetes mata, salep, atau perawatan jangka panjang sesuai dengan penyebabnya.
7 Alasan kucing menangis
Berikut alasan kucing menangis.
1. Lapar
Kucing memiliki jam internal yang sangat akurat dan tahu kapan saatnya makan. Jika Bunda telat memberi makan, mereka akan segera mengeluarkan meongan panjang yang meminta perhatian. Solusi terbaik dengan memberikan makan pada jadwal yang teratur agar kucing tidak terus-menerus meminta makanan di luar jamnya.
2. Ingin keluar
Kucing sering merasa ingin berada di sisi pintu yang berlawanan, baik ingin masuk atau keluar. Mereka akan mengeong dengan keras untuk meminta Bunda membuka pintu.
Jika kucing sering meminta keluar-masuk, pertimbangkan memasang pintu khusus hewan peliharaan agar mereka bisa bergerak lebih bebas.
3. Cari perhatian
Kucing termasuk hewan sosial dan bisa merasa bosan jika tidak mendapatkan cukup interaksi. Jika merasa diabaikan, mereka akan menangis untuk meminta perhatian. Luangkan waktu untuk bermain dan berinteraksi dengan kucing secara rutin agar mereka merasa lebih diperhatikan.
4. Sedang kesal
Kucing tidak suka dipaksa melakukan sesuatu yang tak disukai, seperti dipeluk terlalu lama. Jika merasa tidak nyaman, mereka akan mengeong keras sebagai bentuk protes.
Perhatikan bahasa tubuh kucing, seperti ekor yang mulai berayun atau telinga bergerak ke samping, sebagai tanda bahwa mereka mulai tidak nyaman.
5. Ketakutan
Kucing yang ketakutan biasanya mulai dengan meongan protes yang kemudian berubah menjadi geraman atau desisan. Jika ketakutan semakin besar justru akan memilih untuk diam dan bersembunyi.
Pastikan lingkungan kucing aman dan nyaman. Bunda juga bisa mencoba menggunakan produk feromon untuk membantu mereka lebih tenang.
6. Sedang sakit
Beberapa kucing akan menangis sebelum muntah atau mengeluarkan hairball. Selain itu, kucing yang lebih tua atau mengalami hipertensi dan gangguan kognitif juga cenderung lebih sering mengeong.
Kalau kucing Bunda mulai menangis lebih sering dari biasanya, segera konsultasikan ke dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
7. Memang suka bicara
Beberapa ras kucing, seperti Siamese, Bengal, dan Sphynx memang lebih vokal dibandingkan ras lain. Mereka senang berkomunikasi dengan pemiliknya dan akan mengeong lebih sering. Kalau Bunda memiliki kucing yang cerewet, berbicaralah dengan mereka atau berikan perhatian sesuai kebutuhan agar tidak merasa diabaikan.
Jadi, meski kucing bisa menangis dalam bentuk vokalisasi, mereka tidak menangis dengan air mata seperti manusia. Berbeda kalau kucing Bunda sering mengeong dengan nada sedih, perhatikan tanda-tanda yang menyertainya.
Dengan memahami bahasa tubuh dan vokalisasi kucing, Bunda bisa lebih mudah memastikan kesejahteraan si manis kesayangan di rumah.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)