Arthur Hayes: “Kapan Saat Terbaik untuk Membeli Bitcoin? Ini 2 Skenario Waktu Terbaiknya!”

18 hours ago 2

Jakarta, Pintu News – Arthur Hayes, Co-Founder BitMEX dan CIO Maelstrom, baru-baru ini membagikan pandangannya mengenai masa depan Bitcoin . Dalam esainya yang berjudul “The Ugly”, Hayes memperkirakan bahwa Bitcoin berpotensi mengalami koreksi dalam jangka pendek sebelum akhirnya mencapai level tertinggi baru sebesar $250.000 (Rp4,06 miliar) pada akhir tahun ini.

Ia menguraikan dua skenario kapan waktu terbaik untuk membeli Bitcoin, tergantung pada pergerakan pasar dan kebijakan moneter global.

Skenario 1: Bitcoin Turun ke $70.000 – $75.000

adopsi bitcoin negaraGenerated by AI

Hayes melihat adanya potensi penurunan Bitcoin ke kisaran $70.000–$75.000 (Rp1,14 miliar – Rp1,22 miliar) sebelum mengalami lonjakan harga besar. Faktor-faktor yang mendukung koreksi ini termasuk:

  1. Tingginya imbal hasil obligasi AS – Jika yield Treasury 10 tahun naik ke 5-6%, pasar saham dan crypto dapat mengalami tekanan.
  2. Kebijakan ketat bank sentralThe Fed, Bank of Japan, dan PBOC memperketat likuiditas, yang dapat mengurangi arus modal ke aset spekulatif seperti Bitcoin.
  3. Ketegangan politik di AS – The Fed mungkin lebih lambat dalam merespons gejolak ekonomi selama kepemimpinan Donald Trump, sehingga bisa memicu mini-krisis sebelum akhirnya dilakukan pencetakan uang (quantitative easing).

Hayes menyatakan bahwa Maelstrom telah meningkatkan kepemilikan stablecoin (USDe) untuk membeli kembali Bitcoin jika harga turun di bawah $75.000.

Skenario 2: Bitcoin Menembus $110.000 dengan Volume Kuat

prediksi bitcoin 2025Generated by AI

Jika Bitcoin melewati $110.000 (Rp1,78 miliar) dengan volume tinggi dan open interest berjangka meningkat, Hayes menyatakan bahwa ia akan membeli kembali BTC bahkan dengan harga lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa momentum bullish akan terus berlanjut tanpa koreksi besar.

Menurutnya, Bitcoin tetap sensitif terhadap perubahan likuiditas fiat dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, BTC dapat bertindak sebagai indikator utama pasar, di mana koreksi tajam dalam crypto sering kali mendahului penurunan pasar saham.

Kesimpulan

Arthur Hayes percaya bahwa meskipun Bitcoin masih berada dalam siklus bull, ada kemungkinan besar koreksi ke $70.000–$75.000 sebelum reli ke $250.000 (Rp4,06 miliar) pada akhir tahun 2025. Namun, jika BTC menembus $110.000 dengan volume kuat, maka momentum bullish akan tetap berlanjut.

Investor yang ingin mengakumulasi BTC dapat mempertimbangkan untuk membeli dalam dua skenario ini: menunggu koreksi atau membeli saat breakout yang kuat terjadi.

Baca Juga: Proyeksi Pasar Bitcoin (BTC) 2025: Tren Bullish atau Koreksi di Depan? (30/1/25)

Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau pilih Pintu Login Web jika sudah memiliki akun.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online