Jakarta -
Setelah melahirkan, pasti rasanya campur aduk, ya? Antara bahagia, lelah, bahkan kadang sedih tanpa alasan. Nah, kalau perasaan sedih dan cemas ini terus berlarut-larut, bisa jadi itu tanda baby blues. Tapi, tahukah Bunda kalau baby blues juga bisa memengaruhi kesehatan pencernaan Si Kecil? Yuk, kita bahas!
Apa itu baby blues?
Baby blues adalah kondisi emosional yang sering dialami ibu setelah melahirkan. Biasanya terjadi dalam beberapa hari hingga dua minggu pertama setelah persalinan. Gejalanya bisa berupa:
- Mudah menangis tanpa sebab
- Cemas berlebihan
- Susah tidur
- Mudah marah atau tersinggung
- Merasa lelah tapi sulit beristirahat
Menurut penelitian yang dipublikasikan American Psychological Association (APA), sekitar 70-80 persen ibu mengalami baby blues setelah melahirkan. Jadi, ini adalah kondisi yang cukup umum, ya, Bunda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana baby blues bisa pengaruhi pencernaan bayi?
Ternyata, stres dan kecemasan yang dialami ibu menyusui (busui) bisa berdampak langsung pada ASI. Padahal, ASI adalah sumber nutrisi utama bagi bayi, terutama di enam bulan pertama kehidupannya.
Dikutip dari Gut microbiota, hampir 25 persen perempuan mengalami gangguan psikologis selama kehamilan atau setelah melahirkan. Depresi merupakan masalah kesehatan yang paling umum, diikuti oleh kecemasan. Gangguan ini dapat berdampak besar pada perempuan dan anak-anak mereka, menghambat perkembangan ikatan di antara keduanya.
Berkurangnya keragaman mikrobiota usus pada awal kehidupan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko asma, alergi, dan bahkan gangguan metabolisme selama masa bayi dan dewasa.
Selain itu, menurut sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Radboud (Belanda), tekanan psikologis ibu setelah melahirkan dapat memengaruhi perkembangan mikrobiota usus anak dan dengan demikian, kesehatan mereka secara keseluruhan.
Selain itu, para peneliti, yang menerbitkan hasil mereka di Frontiers in Microbiology, menyarankan bahwa asal usulnya dapat ditemukan dalam mikrobiota susu ibu. Pengetahuan saat ini menunjukkan bahwa mikroorganisme dalam usus ibu bermigrasi ke kelenjar susu. Melalui susu ibu, mereka tiba di saluran pencernaan bayi.
Di sana, mereka mengambil bagian dalam menyemai usus bayi, mengaktifkan dan merangsang (seperti pelatihan) sistem kekebalan bayi dan membantu mereka mematangkan saluran pencernaan mereka.
Semakin beragam bakteri yang berpindah dari ASI ke bayi, semakin baik bagi kesehatan usus bayi secara keseluruhan. Faktanya, bakteri yang kurang beragam dalam komposisi mikrobiota ASI dapat berkontribusi terhadap penurunan keragaman bakteri dalam usus bayi. Berkurangnya keragaman mikrobiota usus pada awal kehidupan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko asma, alergi, dan bahkan gangguan metabolisme selama masa bayi dan dewasa.
Baby blues sebabkan BAB Si Kecil tidak lancar
Menurut penelitian dari Journal of Pediatrics, hormon stres seperti kortisol dalam tubuh ibu bisa masuk ke dalam ASI lo. Ketika bayi mengonsumsi ASI dengan kadar kortisol yang tinggi, sistem pencernaannya bisa terganggu.
Beberapa efeknya pada bayi antara lain:
1. Kolik
Bayi lebih sering rewel dan menangis tanpa sebab jelas.
2. Perut kembung
Sistem pencernaan bayi belum sempurna, sehingga lebih sensitif terhadap perubahan hormon dalam ASI.
3. BAB tidak lancar
Bisa mengalami sembelit atau diare karena perubahan komposisi ASI.
4. Refluks atau gumoh
Bayi lebih sering muntah setelah menyusu karena sistem pencernaannya jadi lebih sensitif.
Cara mencegah baby blues agar tidak berpengaruh ke pencernaan bayi
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar tetap happy dan menjaga kesehatan Si Kecil:
1. Me time itu penting
Jangan ragu minta bantuan pasangan atau keluarga untuk menjaga bayi sebentar, ya. Luangkan waktu untuk melakukan hal yang Bunda suka, seperti mandi air hangat, mendengarkan musik, atau sekadar tidur siang.
2. Jaga pola makan sehat
Makanan yang kaya nutrisi seperti sayur, buah, dan protein bisa membantu mengurangi stres dan memperbaiki kualitas ASI. Hindari kafein dan makanan berlemak tinggi yang bisa memperburuk suasana hati Bunda.
3. Cerita ke orang terdekat
Jangan pendam perasaan sendiri ya Bunda. Curhat ke suami, sahabat, atau komunitas ibu menyusui bisa sangat membantu mengurangi stres.
4. Lakukan aktivitas ringan
Jalan-jalan pagi atau yoga ringan bisa membantu tubuh memproduksi hormon endorfin yang bisa meningkatkan suasana hati.
5. Cukup istirahat
Tidur yang cukup bisa membantu mengurangi stres. Jika sulit tidur, cobalah tidur saat bayi tidur agar tubuh tetap mendapatkan waktu istirahat.
6. Manfaatkan teknik relaksasi
Meditasi, pernapasan dalam, atau pijat ringan bisa membantu menenangkan pikiran dan tubuh.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)