Bertahun-tahun IVF dan Akhirnya Surrogate, Bunda Ini Tak Percaya Sudah Hamil Alami selama 5 Bulan

2 days ago 11

Jakarta -

Bunda, pernah enggak sih merasa sudah melakukan segalanya, tapi harapan yang ditunggu-tunggu belum juga datang? 

Itulah yang dialami oleh Katlyn Sparks-Haught. Setelah bertahun-tahun mencoba hamil lewat IVF (bayi tabung) dan berkali-kali mengalami kegagalan. Hingga pada akhirnya Sparks-Haught memilih jalan mencari ibu pengganti atau surrogacy

Tapi siapa sangka, semesta ternyata punya kejutan besar buatnya! Berikut kisahnya yang dikutip dari People.

Perjuangan panjang: IVF dan surrogate

Katlyn Sparks-Haught dan suaminya sudah lama mendambakan momongan. Tapi perjalanan mereka tak semulus yang diharapkan. Selama bertahun-tahun, Sparks-Haught diberi tahu bahwa ia tidak akan pernah bisa mengandung bayi hingga cukup bulan. 

Setelah mencoba berbagai metode, termasuk IVF yang penuh harapan namun juga penuh air mata, mereka harus menerima kenyataan bahwa tubuh Katlyn sulit untuk hamil. Selama tiga tahun menjalani IVF, tujuh kali keguguran yang memilukan, dan diagnosis penyakit autoimun yang membuat kehamilannya hampir mustahil dipertahankan.

Selama tiga tahun, Sparks-Haught menanggung beban emosional dan fisik IVF. Namun, selama waktu itu, Sparks-Haught mengaku tidak akan pernah menyerah. Meskipun orang-orang sering menyarankan agar ia berhenti dari program bayi tabung.

“Saya hanya ingin menjadi seorang ibu,” ucap Sparks-Haught. 

“Saya lebih baik terus melanjutkan dan melanjutkan proses tersebut, karena saya takut jika saya berhenti, saya tidak tahu apakah saya akan memiliki keberanian untuk melakukannya lagi, karena saya tahu apa artinya memulai dari awal lagi,” sambungnya.

Sparks-Haught pun bercerita bahwa sejak umurnya masih belia, ia pernah bekerja sebagai pengasuh anak.  Bahkan, dari pekerjaannya tersebut, ia berhasil mendapatkan penghasilan yang lumayan besar sehingga banyak orang yang percaya dengan jasa mengasuh anak kepada Sparks-Haught.

“Sejak berusia 12 tahun, saya mulai mengasuh anak. Pada usia 18 tahun, saya memiliki karier cemerlang dan gaji besar sebagai pengasuh anak dan kemudian menjadi pengasuh anak yang terkenal. Jadi, jalan saya menuju peran sebagai ibu dimulai sejak usia sangat muda, seolah-olah saya menginginkannya. Jadi, tidak pernah ada pertanyaan tentang apakah tetapi selalu masalah kapan,” tuturnya. 

Selama perjalanan program bayi tabungnya, Sparks-Haught berhenti dari pekerjaannya. Di waktu luangnya, Sparks-Haught memutuskan untuk melampiaskan kesedihannya itu dengan menulis buku dan bergabung dengan sebuah komunitas yang dapat menghubungkannya dengan orang lain yang menghadapi kesulitan serupa.

Namun setelah beberapa kali gagal menjalani IVF, Sparks-Haught menemui seorang imunolog reproduksi (RI) di Michigan yang mengungkapkan bahwa ia memiliki sel pembunuh alami yang mencegahnya mempertahankan kehamilan. Menyadari tubuhnya tidak dapat lagi menanggung beban pengobatan, ia dan suaminya membuat keputusan emosional untuk menjalani surrogacy.

“Bagi saya, ketika kami akhirnya memutuskan bahwa perjalanan saya menjadi ibu tidak akan seperti orang lain, kelegaan, stres, semuanya hilang begitu saja,” ungkapnya.

Ia dan suaminya segera mencari calon ibu pengganti. Pada hari ketiga, mereka telah menemukan pasangan yang cocok untuk mmebantunya mendapatkan keturunan yaitu Kaitlyn Frey. Hubungan itu terjalin begitu cepat, dan tak lama kemudian, Frey menggendong dan melahirkan putri Sparks-Haught, yang lahir pada Oktober 2024.

Sparks-Haught akhirnya hamil

Sparks-Haught dan suaminya mulai beradaptasi dengan peran baru mereka sebagai orang tua. Namun, saat masih merayakan suka cita tersebut, Sparks-Haught merasa tidak enak badan. Hal itu ia rasakan selama berbulan-bulan.

“Saya merasa tidak enak badan. Dan saya memberi tahu suami saya selama berbulan-bulan, seperti saya tidak enak badan, saya tidak merasa seperti diri saya sendiri,” kenang Sparks-Haught.

Dia melakukan dua tes kehamilan pada minggu kelahiran putri mereka, tetapi keduanya negatif. Pada saat itu, dia menganggap menstruasinya yang tidak teratur disebabkan oleh gejala PCOS yang dialaminya.

Namun, gejalanya memburuk, Sparks-Haught akhirnya mencari pertolongan medis dan MRI menunjukkan 'massa sebesar mangga' di rahimnya.

"Jadi saya merasa sangat tidak nyaman. Saya mengirim pesan kepada suami saya. Saya seperti, mereka menemukan massa di rahim saya. Mereka mengatakan itu bisa jadi kanker atau tumor," kata Sparks-Haught.  

Ternyata tinjauan catatan MRI (magnetic resonance imaging) mengungkapkan bahwa 'massa' itu sebenarnya adalah bayi. Meskipun diberi tahu bahwa ia tidak akan pernah bisa mengandung bayi, Sparks-Haught tanpa sadar sedang hamil. Tes urine mengonfirmasi hal yang tak terpikirkan: Dia hamil hampir lima bulan dan mengandung bayi laki-laki yang sehat.

"Suami saya dan saya tertawa bahagia, kami melihat ke belakang dan semua tanda-tandanya ada di sana, tetapi setelah tiga tahun diberi tahu bahwa itu tidak akan pernah terjadi. Saya masih terbiasa dengan itu," tutupnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online