News Highlights:
- Biaya produksi Bitcoin diperkirakan melonjak lebih dari 9% pada kuartal kedua 2025.
- Peningkatan harga energi dan hashrate jaringan mempengaruhi margin keuntungan para penambang.
- Perusahaan tambang Bitcoin dengan diversifikasi pendapatan menunjukkan kinerja saham yang lebih baik.
Jakarta, Pintu News – Biaya produksi Bitcoin (BTC) diperkirakan akan mengalami kenaikan signifikan pada kuartal kedua tahun 2025. Menurut laporan terbaru dari firma riset penambangan Bitcoin, TheMinerMag, biaya median untuk memproduksi satu Bitcoin diperkirakan sudah melampaui $70,000 (sekitar Rp1,14 miliar) pada kuartal ini, yang menandakan kenaikan lebih dari 9% dibandingkan dengan kuartal pertama 2025.
Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama: peningkatan hashrate jaringan yang memperberat beban penambang dan naiknya harga energi.
Meskipun harga Bitcoin terus menunjukkan tren positif, para penambang menghadapi tantangan dalam menjaga margin keuntungan mereka di tengah biaya operasional yang terus meningkat.
Peningkatan Biaya Produksi Bitcoin yang Signifikan
Dilansir dari Cointelegraph, dalam kuartal pertama 2025, biaya produksi Bitcoin (BTC) sudah mengalami kenaikan yang cukup tajam, naik dari $52,000 (Rp846 juta) pada kuartal terakhir 2024 menjadi $64,000 (Rp1,04 miliar).
Kenaikan ini diprediksi berlanjut, dengan biaya produksi pada kuartal kedua diperkirakan mencapai lebih dari $70,000 (sekitar Rp1,14 miliar). Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kenaikan biaya ini adalah hashrate jaringan yang semakin meningkat.

Dengan semakin banyaknya penambang yang bergabung, tingkat kesulitan dalam menambang Bitcoin (BTC) pun meningkat, sehingga membutuhkan lebih banyak energi dan daya komputasi.
Selain itu, biaya energi yang lebih tinggi juga memberikan dampak besar pada biaya operasional. Misalnya, biaya energi untuk menambang Bitcoin di beberapa perusahaan penambangan seperti Terawulf dan Bitdeer telah meningkat lebih dari 25%, yang sebagian besar disebabkan oleh lonjakan harga energi hingga $0.081 (Rp1.32 ribu) per kilowatt-hour (kWh) pada kuartal pertama 2025, hampir dua kali lipat dibandingkan dengan harga $0.041 (Rp0,67 ribu) pada kuartal pertama 2024.
Bagaimana Harga Bitcoin (BTC) Mempengaruhi Para Penambang
Meskipun biaya produksi yang semakin tinggi, harga Bitcoin yang berada pada level $107,635 (sekitar Rp1,75 miliar) memberikan sedikit ruang bernapas bagi para penambang. Meskipun demikian, ada kekhawatiran bahwa margin keuntungan para penambang yang kurang efisien bisa semakin menipis jika harga Bitcoin tidak terus bergerak naik.
Baca juga: Brad Mills Prediksi BTC Bisa Naik 100x dalam 10-20 Tahun, Gimana Analisanya?
Para penambang yang lebih efisien mungkin masih bisa bertahan, namun yang kurang efisien mungkin harus menghadapi tekanan finansial yang lebih besar.
Perusahaan-perusahaan tambang Bitcoin yang terdaftar di bursa, seperti Core Scientific dan Cipher Mining, telah berfokus untuk menjaga biaya operasional mereka tetap efisien dengan memanfaatkan teknologi terbaru untuk menurunkan biaya hash.
Salah satu metodenya adalah dengan terus memodernisasi mesin penambangan untuk meningkatkan efisiensi daya. Namun, beberapa perusahaan seperti Terawulf juga mengalami peningkatan biaya yang cukup signifikan, yang mengarah pada penurunan margin keuntungan mereka.
Investasi Diversifikasi Pendapatan Meningkatkan Kinerja Saham Penambang Bitcoin
Dalam menghadapi tantangan biaya produksi yang terus meningkat, investor semakin melihat perusahaan tambang Bitcoin dengan aliran pendapatan yang lebih beragam.

Sementara saham perusahaan seperti IREN (IREN) dan Core Scientific (CORZ) mencatatkan kenaikan harga yang signifikan — 21.4% sejak awal Mei 2025, perusahaan seperti Canaan (CAN) dan Bitfarms (BITF) mengalami penurunan kinerja saham yang cukup tajam, masing-masing turun lebih dari 21%.
Diversifikasi pendapatan menjadi faktor penting bagi para penambang Bitcoin, terutama bagi mereka yang mengembangkan aliran pendapatan selain penambangan, seperti layanan hosting AI dan komputasi performa tinggi. Hal ini membantu perusahaan-perusahaan ini untuk mengurangi ketergantungan mereka hanya pada harga Bitcoin dan melindungi mereka dari volatilitas pasar crypto.
Kesimpulan
Kenaikan biaya produksi Bitcoin (BTC) di kuartal kedua 2025 menunjukkan bahwa meskipun harga Bitcoin terus naik, para penambang menghadapi tantangan berat dalam menjaga efisiensi dan margin keuntungan mereka.
Dengan semakin banyaknya penambang yang beroperasi, biaya energi yang lebih tinggi, dan meningkatnya kesulitan dalam penambangan, mereka harus menemukan cara untuk mengelola biaya operasional mereka.
Dalam hal ini, diversifikasi pendapatan menjadi strategi yang semakin penting untuk kelangsungan jangka panjang perusahaan-perusahaan penambang. Investor juga semakin melihat perusahaan yang memiliki aliran pendapatan lebih luas, bukan hanya mengandalkan pendapatan dari penambangan Bitcoin.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Telah hadir juga fitur Pintu Pro Futures, dimana kamu bisa beli bitcoin leverage, trading btc futures, eth futures hingga sol futures secara mudah dari desktop kamu!
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- Cointelegraph. Bitcoin Production Costs Up 9% on Higher Hashrate, Energy Prices. Diakses 17 Juni 2025.
- Featured Image: Generated by AI