Bila Terpapar CMV saat Hamil, Ini Cara Terbaik Mengatasinya agar Tak Ganggu Perkembangan Janin

2 days ago 6

Bunda terpapar CMV saat sedang hamil? Jangan panik dulu ya, Bunda! Meskipun virus ini bisa berisiko pada janin, ada langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampaknya. Yuk, Cara Terbaik Mengatasinya agar Ganggu Perkembangan Janin

Apa itu CMV?

Sebelum mengetahui Cara Terbaik Mengatasin CMV, Bunda perlu tahu bahwa  CMV adalah virus. Nama lengkapnya adalah cytomegalovirus. 

Dilansir dari NSW Health, Virus sitomegalo (CMV) adalah virus umum dalam keluarga virus herpes. Lima puluh persen orang telah terinfeksi pada usia dewasa muda dan hingga 85 persen pada usia 40 tahun. Puncak infeksi terjadi pada anak-anak di bawah usia 2 tahun, dan selama masa remaja. Setelah seseorang terinfeksi, virus tersebut tetap hidup tetapi biasanya tidak aktif (dormant) di dalam tubuh orang tersebut seumur hidup.

Jarang bagi seseorang untuk mengalami gejala setelah infeksi awal kecuali sistem kekebalan tubuhnya melemah karena penyakit dan perawatan yang parah (misalnya untuk kanker). Reaktivasi dapat terjadi selama kehamilan pada perempuan yang pernah terinfeksi sebelumnya, dengan risiko penularan CMV ke bayi yang belum lahir sangat kecil.

Manusia adalah satu-satunya sumber CMV. Virus ini ditemukan dalam urine, air liur, lendir hidung, air susu ibu, cairan vagina, dan air mani orang yang terinfeksi. Risiko penularan dari anak-anak yang lahir dengan disabilitas akibat infeksi CMV tidak lebih besar daripada risiko penularan dari anak-anak yang terinfeksi CMV tanpa gejala. Ngeri banget kan ya Bunda.

Siapa yang paling berisiko?

Dilansir dari Healthline, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), 1 dari 3 anak telah tertular CMV pada usia 5 tahun. Lebih dari separuh orang dewasa telah tertular virus tersebut pada usia 40 tahun.

Jika Bunda telah tertular CMV, Bunda akan tertular seumur hidup. Setelah infeksi awal, virus tersebut biasanya berada dalam kondisi dorman (tidak aktif) di dalam tubuh Bunda.

Selain itu, jika Bunda sedang dalam kondisi hamil dan terinfeksi CMV, ada kemungkinan untuk menularkan virus tersebut ke bayi Bunda. Hal Ini karena virus yang ada dalam darah Bunda dapat mencapai bayi yang sedang berkembang melalui plasenta.

CMV berisiko selama kehamilan karena komplikasi serius dapat terjadi saat virus tersebut menular ke bayi yang sedang berkembang. Dalam situasi yang sangat parah, hal itu dapat menyebabkan keguguran.

Ketika bayi lahir dengan CMV, itu disebut CMV kongenital. Kondisi kongenital berarti kondisi yang ada sejak lahir. CDC memperkirakan bahwa 1 dari 200 bayi lahir dengan CMV bawaan.

Penelitian di Australia telah menunjukkan bahwa dari 1.000 kelahiran hidup, sekitar 6 bayi akan mengalami infeksi CMV kongenital dan 1-2 dari 6 bayi tersebut (sekitar 1 dari 1000 bayi secara keseluruhan) akan mengalami cacat permanen dengan tingkat yang bervariasi.

Ini dapat mencakup kehilangan pendengaran, kehilangan penglihatan, ukuran kepala kecil, cerebral palsy, keterlambatan perkembangan atau cacat intelektual, dan dalam kasus yang jarang terjadi, kematian.

Cara terbaik atasi CMV saat hamil

Ketika sedang hamil, wajar banget kalau Bunda merasa khawatir dengan berbagai hal yang mungkin memengaruhi kesehatan janin, termasuk paparan virus seperti CMV (Cytomegalovirus). Tapi tenang, Bunda! Kalau CMV terdeteksi lebih awal dan ditangani dengan baik, risiko terhadap janin bisa diminimalkan. 

1. Konsultasi dengan dokter

Langkah pertama, jangan menunda untuk periksa ke dokter. Kalau Bunda merasa ada risiko terpapar CMV (misalnya setelah kontak dengan anak kecil atau orang yang terinfeksi), dokter akan merekomendasikan tes darah. Tes ini penting untuk mengetahui apakah Bunda baru terinfeksi atau sudah pernah terpapar sebelumnya.

2. Pantau janin dengan pemeriksaan rutin

Jika hasil tes menunjukkan adanya infeksi CMV, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan USG lebih sering. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan janin berkembang dengan baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti kelainan pada organ atau keterlambatan pertumbuhan.

3. Antiviral, bila perlu

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat antivirus untuk Bunda. Obat seperti valganciclovir dapat membantu mengurangi risiko virus memengaruhi perkembangan janin. Jangan khawatir, penggunaan obat ini akan disesuaikan dengan kondisi Bunda dan hanya diberikan jika benar-benar dibutuhkan.

4. Jaga kebersihan, perlindungan utama

CMV sering menyebar melalui cairan tubuh, seperti air liur atau urine. Jadi, pastikan Bunda selalu mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah menyentuh barang yang mungkin terkontaminasi. Hindari juga berbagi makanan atau minuman dengan orang lain, terutama anak kecil.

5. Hindari kontak langsung dengan sumber infeksi

Kalau Bunda tahu ada seseorang yang terinfeksi CMV, sebaiknya hindari kontak langsung, terutama dengan cairan tubuh mereka. Jika Bunda bekerja di lingkungan seperti daycare, pastikan menggunakan sarung tangan saat membersihkan mainan atau popok.

6. Perhatikan gejala dan lakukan pemantauan ketat

Bunda mungkin tidak merasakan gejala apa pun saat terinfeksi CMV. Tapi jika muncul tanda seperti demam ringan, kelelahan, atau pembengkakan kelenjar getah bening, segera konsultasikan ke dokter. Pemantauan kehamilan yang ketat sangat penting untuk mendeteksi dini masalah pada janin.

7. Tetap berpikiran positif

Ingat, tidak semua infeksi CMV akan menyebabkan gangguan serius pada janin. Dengan diagnosis dini dan pengelolaan yang tepat, banyak ibu tetap bisa melahirkan bayi yang sehat. Jangan terlalu khawatir, Bunda. Fokus pada langkah pencegahan dan selalu komunikasikan apapun yang Bunda rasakan kepada dokter.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online