Jakarta -
Bunda sudah pernah mendengar No Buy Challenge? Ini adalah tren viral di TikTok yang meminta seseorang untuk tidak membeli barang tidak perlu dalam jangka waktu tertentu, seperti sebulan atau lebih.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran akan kebiasaan belanja, mengurangi pengeluaran impulsif, dan menabung lebih banyak.
Perencana keuangan, Rista Zwestika CFP, WMI, WPS, melihat tantangan ini sebagai langkah positif untuk meningkatkan literasi keuangan dan pengelolaan anggaran pribadi. Dengan mengikuti tren ini, Bunda dapat lebih memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
“Secara keseluruhan, No Buy Challenge dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kesadaran finansial dan mendorong perilaku belanja yang lebih bijaksana, asalkan dilakukan dengan pertimbangan yang matang dan diintegrasikan ke dalam strategi pengelolaan keuangan yang lebih luas,” ungkap Rista kepada HaiBunda, Jumat (3/1/2025).
8 Manfaat ikut tren No Buy Challenge
Bunda yang mengikuti tren No Buy Challenge mungkin mendapatkan berbagai manfaat, baik secara finansial maupun psikologis. Berikut beberapa di antaranya:
1. Menghemat pengeluaran
Dengan mengurangi atau menghindari pembelian barang yang tidak perlu, Bunda dapat mengalokasikan lebih banyak uang untuk kebutuhan penting, tabungan, atau investasi.
“Tabungan ini membantu individu menyadari seberapa besar pengeluaran mereka untuk hal-hal yang sebenarnya tidak diperlukan,” ujar Rista.
2. Meningkatkan kesadaran finansial
Bunda dapat menjadi lebih sadar akan kebiasaan belanja, termasuk apa yang memicu pembelian impulsif. Ini membantu dalam memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
3. Mendorong kebiasaan belanja yang bijak
Tren No Buy Challenge membantu pola pikir untuk lebih selektif dalam pengeluaran. Tantangan ini dapat menjadi langkah awal untuk membuat anggaran atau rencana keuangan yang lebih baik.
4. Mengurangi stres finansial
Rista mengatakan dengan mengontrol pengeluaran, Bunda dapat merasa lebih stabil secara finansial, mengurangi stres akibat kekhawatiran keuangan.
5. Mengurangi konsumerisme
Tren ini juga membantu melawan tekanan sosial untuk membeli barang demi memenuhi gaya hidup tertentu. Ini juga dapat meningkatkan apresiasi terhadap barang-barang yang sudah dimiliki.
6. Dukungan untuk gaya hidup minimalis
Rista menjelaskan tren ini membantu mengurangi akumulasi barang-barang yang jarang atau bahkan tidak pernah digunakan.
“Tantangan ini sejalan dengan prinsip minimalisme, yang mengutamakan hidup sederhana dan memiliki barang yang benar-benar bernilai,” ujarnya.
7. Dampak positif terhadap lingkungan
Dengan mengurangi konsumsi, ada pengurangan limbah dan jejak karbon yang dihasilkan dari produksi dan transportasi barang. Berkontribusi pada upaya keberlanjutan.
8. Meningkatkan disiplin diri
Mengikuti tantangan ini membutuhkan kontrol diri yang kuat, yang bisa berdampak positif pada aspek kehidupan lainnya.
Disiplin dalam mengelola pengeluaran dapat meningkatkan kebiasaan positif lainnya, seperti menabung secara rutin.
Jenis barang dan jasa yang perlu diperhatikan
Barang dan jasa yang masuk dalam kategori kebutuhan dan keinginan biasanya menjadi fokus utama. Berikut beberapa barang dan jasa yang bisa dan tidak mengikuti tren No Buy Challenge.
Barang dan jasa yang tetap bisa dibeli (kebutuhan):
- Kebutuhan pokok: Bahan makanan utama dan minuman
- Perawatan kesehatan: Obat-obatan yang diresepkan, layanan kesehatan, dan produk kebersihan
- Tagihan dan pengeluaran wajib: Listrik, air, gas, internet, cicilan atau utang yang harus dilunasi, dan pajak atau iuran yang wajib dibayarkan
- Transportasi: Biaya bensin atau transportasi umum untuk kebutuhan penting, seperti pergi bekerja
- Pendidikan: Buku pelajaran atau alat tulis untuk kebutuhan belajar dan kursus yang sudah direncanakan untuk pengembangan diri atau karier
- Perbaikan dan pemeliharaan penting: Perbaikan rumah atau kendaraan yang mendesak
Barang dan jasa yang sebaiknya dihindari (keinginan):
- Pembelian impulsif dan barang non-esensial: Pakaian baru yang jika dimiliki masih layak pakai, gadget atau perangkat elektronik baru tanpa alasan kebutuhan, aksesoris, dekorasi rumah, dan koleksi hobi
- Hiburan dan rekreasi mewah: Berlangganan layanan streaming tambahan, tiket konser, bioskop, atau taman hiburan, dan liburan yang tidak direncanakan sebelumnya
- Makanan dan minuman tidak penting: Makanan cepat saji atau layanan pesan antar jika tidak bisa memasak sendiri, dan kopi atau minuman dari kafe, kecuali mendesak
- Langganan: Ikut club gym atau aplikasi olahraga yang jarang digunakan, dan langganan bulanan untuk barang yang tidak terlalu dibutuhkan
- Barang dengan diskon atau promosi: Membeli hanya karena diskon tanpa benar-benar membutuhkannya
10 Cara menerapkan No Buy Challenge
Rista mengatakan menerapkan No Buy Challenge dengan bijaksana adalah kunci agar tantangan ini tidak merugikan diri sendiri. Berikut langkah-langkah praktis yang dapat Bunda ikuti:
1. Tetapkan tujuan yang jelas
Tentukan alasan Bunda ingin mengikuti tantangan ini. Tujuan yang jelas akan memotivasi untuk tetap konsisten.
2. Analisis keuangan
Bunda perlu mengevaluasi keuangan dengan melihat catatan pengeluaran bulan sebelumnya untuk mengidentifikasi barang atau jasa yang sering dibeli tanpa rencana.
“Klarifikasi kebutuhan vs keinginan, pisahkan pengeluaran yang benar-benar esensial dan yang sifatnya hanya nice to have,” jelas Rista.
3. Buat aturan yang sesuai dengan kondisi
Dalam hal ini, Rista memberikan beberapa tips yang perlu Bunda perhatikan ketika menyusun aturan sesuai dengan kondisi:
- Tentukan durasi: Mulai dengan waktu singkat, misalnya seminggu atau sebulan agar lebih mudah dikelola
- Perjelas apa yang dilarang: Tuliskan daftar barang atau jasa yang tidak akan dibeli selama mengikuti tren tersebut
- Berikan pengecualian: Jika ada hal yang mendesak atau penting, tetap izinkan untuk membelinya tanpa merasa bersalah
4. Susun anggaran untuk kebutuhan penting
Buat anggaran untuk kebutuhan pokok seperti makanan, tagihan, transportasi, dan kesehatan. Pastikan kebutuhan itu terpenuhi terlebih dahulu, ya, Bunda.
“Alokasikan dana tambahan untuk tabungan atau dana darurat, bukan untuk barang konsumtif,” ungkap Rista.
5. Persiapkan alternatif untuk keinginan
Berikut beberapa alternatif yang mungkin dapat Bunda pertimbangkan ketika mengikuti tren yang satu ini:
- Hiburan: Alih-alih pergi ke bioskop atau kafe, coba aktivitas gratis seperti menonton film di rumah atau memasak sendiri
- Belanja pakaian: Gunakan kembali atau kombinasikan pakaian lama dengan cara baru
- Makanan: Fokus pada memasak sendiri dibanding makan di luar.
6. Hindari godaan
Hindari scrolling di e-commerce, media sosial, atau situs yang sering menggoda Bunda untuk belanja. Bunda juga disarankan untuk membuat daftar belanja ketika pergi ke supermarket.
7. Pantau kemajuan
Untuk memantau kemajuan, Bunda perlu mencatat apa saja yang dibeli. Ini membantu melihat apakah Bunda berhasil menahan diri dari pembelian impulsif atau tidak.
Lakukan evaluasi setiap minggu untuk mengetahui apakah tujuan telah tercapai dan memperbaiki strategi jika diperlukan.
8. Hindari terlalu keras pada diri sendiri
Jika ada kesalahan atau pembelian yang tidak direncanakan, tak perlu merasa gagal. Evaluasi alasan di balik pembelian tersebut dan jadikan pelajaran.
9. Rayakan keberhasilan
Setelah tantangan selesai, rayakan dengan cara yang tidak menguras tabungan, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman, atau menonton film favorit di rumah.
10. Melanjutkan tren dalam jangka panjang
Gunakan pelajaran dari tantangan ini untuk membangun kebiasaan keuangan yang lebih sehat, seperti menyusun anggaran rutin atau berinvestasi.
“Dengan pendekatan yang realistis dan fleksibel, No Buy Challenge dapat menjadi pengalaman yang memperkaya, bukan membebani, sehingga memberi dampak positif jangka panjang pada kesehatan keuangan kamu,” ujar Rista.
Meski begitu, Rista menyarankan untuk tidak menganggap tantangan tersebut sebagai solusi jangka panjang.
“Penting untuk membangun kebiasaan keuangan yang sehat secara berkelanjutan, seperti membuat anggaran bulanan, menabung secara rutin, dan berinvestasi untuk masa depan,” ujarnya.
Tantangan ini juga perlu disesuaikan dengan kondisi keuangan dan kebutuhan masing-masing, agar tidak mengorbankan kebutuhan dasar atau kesehatan mental.
Nah, itulah beberapa hal yang dapat Bunda ketahui tentang tren No Buy Challenge yang sedang viral di TikTok. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)