Diabetes Bisa Sebabkan Tuli Mendadak, Waspada Bun!

19 hours ago 4

Pernahkah Bunda mendengar bahwa diabetes bisa menyebabkan gangguan pendengaran hingga tuli? Mari bahas mengenai diabetes yang bisa menyebabkan tuli mendadak jika tidak dikendalikan dengan baik.

Pengendalian kadar gula darah yang buruk tidak hanya memengaruhi organ seperti mata dan ginjal, tapi juga dapat berdampak permanen pada fungsi pendengaran. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa penderita diabetes berisiko kehilangan pendengaran dua kali dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap kondisi tersebut.

Menurut data American Diabetes Association, sekitar 37 juta orang di Amerika Serikat hidup dengan diabetes. Di antara mereka, sekitar 34,5 juta juga mengalami gangguan pendengaran.

Bagi Bunda yang memiliki pradiabetes, risiko kehilangan pendengaran meningkat hingga 30 persen dibandingkan dengan seseorang yang punya kadar gula darah normal. Hal ini karena diabetes bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. 

Lalu apa hubungannya diabetes dengan tuli? Berikut penjelasan mengenai masalah gangguan pendengaran yang bisa dipicu karena diabetes.

Diabetes bisa sebabkan tuli

Pada telinga, arteri utama menuju telinga bagian dalam dan kapiler kecil di dalam telinga sangat rentan terhadap kerusakan akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol. Jika terjadi kerusakan pada area ini, fungsi telinga bagian dalam dapat menurun secara signifikan.

Mengutip Francisan Health, ada dua area, arteri utama ke telinga bagian dalam dan kapiler kecil di telinga bagian dalam, yang jika rusak, seluruh fungsi telinga bagian dalam pada akhirnya akan menurun.

Kerusakan pendengaran bukan satu-satunya dampak yang dapat terjadi akibat pengendalian diabetes yang buruk. Penderita diabetes juga lebih rentan terhadap infeksi telinga.

Aliran darah yang buruk pada penderita diabetes bisa membuat mereka lebih mudah terkena infeksi telinga. Jika infeksi ini tidak ditangani dengan baik, Bunda mungkin memerlukan perawatan yang lebih agresif, termasuk operasi.

Selain itu, faktor genetik dan lingkungan seperti paparan kebisingan dan penyakit aterosklerotik juga dapat memperburuk kondisi tersebut. Namun diabetes sering kali menjadi faktor yang diabaikan dalam kaitannya dengan gangguan pendengaran.

Kata penelitian terkait diabetes dan tuli

Penelitian menunjukkan bahwa kehilangan pendengaran dua kali lebih umum terjadi pada penderita diabetes dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidapnya. Risiko ini juga meningkat pada penderita pradiabetes.

Untuk mengurangi risiko tersebut, penting bagi penderita diabetes untuk mengikuti rencana perawatan yang dianjurkan oleh dokter. Hal ini mencakup pemantauan kadar A1C, tekanan darah, dan kolesterol.

Kehilangan pendengaran sering kali terjadi secara bertahap. Gejalanya meliputi kesulitan mendengar percakapan, merasa bahwa orang lain berbicara dengan tidak jelas, hingga sering meminta mengulang ucapan mereka. Diabetes biasanya menyebabkan penurunan pendengaran yang lambat dan umumnya tidak dapat dipulihkan.

Tanda-tanda gangguan pendengaran

Gangguan pendengaran dapat terjadi secara perlahan sehingga sulit untuk diperhatikan. Sering kali, teman dan anggota keluarga akan menyadari gangguan pendengaran yang Bunda alami sebelum diri sendiri menyadarinya.

Tanda-tanda gangguan pendengaran, meliputi:

  • Sering meminta orang lain untuk mengulang ucapan mereka.
  • Kesulitan mengikuti percakapan dengan lebih dari satu orang.
  • Mengira orang lain bergumam.
  • Masalah mendengar di tempat yang bising, seperti restoran yang ramai.
  • Masalah mendengar anak kecil dan orang lain dengan suara pelan.
  • Meningkatkan volume TV atau radio terlalu keras untuk orang lain yang ada di sekitar.
  • Masalah dengan telinga bagian dalam juga dapat memengaruhi keseimbangan Bunda.

Cara mengatasi gangguan pendengaran karena diabetes

Meskipun kehilangan pendengaran tidak dapat dipulihkan, ada langkah-langkah yang bisa Bunda ambil agar tidak tuli. Berikut cara mengatasi gangguan pendengaran karena diabetes.

1. Perhatikan ABC

A: A1C. Tes darah sederhana ini memberi tahu Bunda kadar glukosa darah rata-rata selama 2 hingga 3 bulan terakhir.
B: Blood (tekanan darah). Tekanan darah tinggi membuat jantung Bunda bekerja lebih keras dari yang seharusnya. Tekanan darah harus di bawah 130/80. 
C: Cholesterol. Angka kolesterol memberi tahu Bunda tentang jumlah lemak dalam darah. Umumnya semakin rendah LDL dan semakin tinggi HDL, semakin rendah risiko penyakit jantung.

2. Gunakan pelindung telinga

Selain itu, menggunakan pelindung telinga saat Bunda terpapar kebisingan desibel tinggi. Ini akan mengurangi risiko masalah pendengaran yang disebabkan oleh lingkungan.

3. Cara lain yang bisa dicoba

  • Hindari penyebab lain dari kehilangan pendengaran, termasuk suara keras.
  • Memeriksakan pendengaran secara rutin, terutama setelah diagnosis diabetes.
  • Memastikan obat yang digunakan tidak memiliki efek samping yang merusak pendengaran.

Gangguan pendengaran bisa memengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Oleh karena itu, penting bagi Bunda penderita diabetes untuk memasukkan pemeriksaan telinga ke dalam jadwal perawatan rutin.

Dengan pengelolaan diabetes yang baik, tidak hanya pendengaran yang terlindungi tapi Bunda juga akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online