Fakta MSG, Mecin yang Menyesatkan atau Melezatkan? Foto: Istimewa
Jakarta, Insertlive -
Apa yang ada di benak Foodies akan MSG? Murni sebagai penyedap rasa atau malah persepsi miring terkait nirgizi yang kerap menjadi ledekan generasi kekinian?
Bagaimana pun ada fakta yang keliru dan persepsi salah terkait MSG. MSG atar lebih tepatnya adalah Monosodium Glutamat merupakan Produkt fermentasi dari tetesan tebu dengan penggunaan mikroorganisme dengan proses cermat dan berperan besar dalam perkembangan kuliler.
Tak dimungkiri bahwa MSG menjadi sebuah penemuan dalam perjalanan industri tata boga dunia. Tentu saja sebenarnya dałam penggunaan kadar tepat, MSG menjadi sebuah seni dalam mengolah hidangan.
"MSG adalah produk fermentasi dari tetes tebu menggunakan mikroorganisme, yang melalui proses isolasi dan purifikasi hingga mencapai kemurnian lebih dari 99%," jelas Satria Gentur Pinandita, Ketua Bidang Komunikasi P2MI di kawasan Jakarta Pusat.
5 Fakta MSG, Benarkah Bikin Bodoh dan Buruk untuk Kesehatan?/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur
Karenanya gerakan edukasi MSG oleh Gerakan Fermentasi Nusantara digelar bersama PT Sasa Inti menghelat edukasi penggunaan Monosodium Glutamat yang bertujuan untuk meluruskan anggapan negatif tentang MSG.
Gelaran ini juga diinisiasi oleh perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat bersama Asam Glutamat Indonesia (P2MI).
Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP), MSG dinyatakan aman untuk dikonsumsi dengan penggunaan yang rasional.
Pada kesempatan tersebut, pakar kimia kuliner Duo Kimiasutra, Irvan Kartawiria dan Harry Nazarudin yang hadir sebagai narasumber memaparkan edukasi tentang MSG.
Irvan memaparkan MSG punya fungsi dan peran sebagai penguat rasa, mirip seperti fungsi mentega dalam kuliner ala Barat, yang bekerja optimal pada dosis tertentu.
Komponen utama MSG yakni Glutamat, secara alami terdapat di berbagai bahan makanan seperti kecap, terasi, rumput laut, tebu, jengkol, tomat, dan jamur. Zat tersebut bahkan diklaim bisa ditemukan dalam Air Susu Ibu (ASI).
"Monosodium Glutamat Adalah penguat rasa yang memiliki kandungan sodium 30 persen," jelas Irvan menambahkan.
Irvan Kartawiria menjelaskan kandungan sodium dalam MSG disebut lebih rendah dari garam. Penggunaan MSG dinilai bisa dapat mengurangi pemakaian garam dan gula, sehingga masakan dianggap lebih berwarna.
Fakta MSG/ Foto: Fakta MSG
Tentu saja, maksud utama adalah menguatkan variabel rasa menjadi lebih lezat sebagai tujuan akhir tanpa mengesampingkan kesehatan.
Jika MSG bisa mengurangi pemakaian gula dan garam, justru hal itu memang dimaksudkan agar fungsi tubuh menyerap hal lebih baik ketimbang glukosa tinggi pada gula dan garam yang memiliki zat kurang baik jika digunakan berlebih, terutama pada pengidap hipertensi.
"Lebih rendah dari garam dan bisa mengurangi pemakaian garam dan gula dalam resep untuk mencapai cita rasa yang lebih lezat dan sehat," tutur Irvan didampingi CEO PT Sasa Inti, Shiv Shagal.
(kmb/kmb)
Tonton juga video berikut: