HELLP syndrome merupakan kondisi serius yang dapat terjadi selama kehamilan. Ibu hamil perlu kenali penyebab, gejala, diagnosis, serta cara mengobati dan mencegah HELLP Syndrome.
HELLP syndrome memang menjadi ancaman serius untuk ibu hamil. Kondisi langka ini dapat dialami ibu hamil selama kehamilan atau tepat setelah melahirkan.
HELLP syndrome menyebabkan masalah pada darah, hati, dan tekanan darah. Jika tidak ditangani dapat melukai ibu hamil dan bayinya.
Apa itu HELLP Syndrome ?
HELLP syndrome adalah singkatan dari Hemolysis, Elevated Liver enzymes, dan Low Platelet count. Ini merupakan berbagai kondisi yang terjadi pada ibu hamil.
Dilansir WebMD, hemolysis yakni terjadi ketika sel darah merah rusak. Sedangkan Elevated liver enzyomes terjadi ketika kadar enzim hati meningkati, itu artinya ada masalah dengan hati Bunda. Serta Low platelet count ketika trombosit jumlahnya rendah.
HELLP syndrome sering dikaitkan dengan preeklamsia, tetapi dapat terjadi tanpa tanda-tanda preeklamsia sebelumnya.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), HELLP syndrome memengaruhi sekitar 0,2-0,6 persen dari semua kehamilan dan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
Penyebab Sindrom HELLP atau Hellp Sindrom
Penyebab pasti HELLP syndrome belum sepenuhnya dipahami. Namun, kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan pada pembuluh darah dan masalah plasenta selama kehamilan. Ibu hamil berpeluang lebih tinggi mengalami HELLP syndrome jika pernah mengalami sebelumnya.
Kebanyakan ibu hamil yang berisiko sebelumnya mengalami tekanan darah tinggi terlebih dahulu. Tetapi, tak menutup kemungkinan bahwa HELLP syndrome ini juga dapat menyerang ibu hamil dengan tekanan darah normal.
Menurut ginekolog, Dr. Christopher Chong, satu hingga dua perempuan hamil dari 1.000 kehamilan didiagnosis dengan HELLP syndrome.
"Aspek yang sangat penting dalam mengelola HELLP syndrome ialah perawatan antenatal yang baik. Pertama dan terpenting, tekanan darah tinggi harus ditemukan sejak dini dan dikontrol sejak dini agar tidak berkembang menjadi parah,"ujarnya seperti dikutip dari laman Smartparents.
Dr. Chong mengatakan gejala HELLP syndrome sangat umum sehingga sulit untuk mendiagnosisnya. Ini termasuk sakit lambung, mual, dan muntah. Kemudian berkembang menjadi sakit kepala dan penglihatan kabur.
Gejala sindrom HELLP atau HELLP syndrome
Gejala HELLP syndrome dapat mirip dengan gejala preeklamsia, tetapi beberapa tanda khas yang perlu diwaspadai.
Gejala paling umum dari sindrom HELLP ialah munculnya sakit perut dan nyeri tekan yang umumnya terjadi di perut kanan atas.
Selain itu, gejala lain yang juga dirasakan yakni:
- Tekanan darah tingi
- Kadar protein tinggi dalam urine
- Mual dan muntah
- Sakit kepala
- Rasa tidak enak
- Kelelahan ekstrem
- Pembengkakan pada tangan dan wajah
- Penambahan berat badan
- Kejang
- Perdarahan yang tidak mudah berhenti
Biasanya, tanda dan gejala HELLP syndrome muncul antara usia 28 dan 36 minggu kehamilan. Tetapi, bisa juga terjadi lebih awal. Pada beberapa ibu hamil mengalami HELLP syndrome segera setelah melahirkan.
"Kondisi ini biasanya menyerang perempuan pada trimester ketiga, tetapi dapat terjadi tujuh hari setelah melahirkan," ujar Christine Greves, MD, seorang obgyn di Orlando, seperti dikutip dari laman Health.
Dr. Greves mengatakan, nyeri bukanlah satu-satunya gejala yang harus diwaspadai. Ibu hamil yang merasakannya mungkin juga akan merasakan sakit seperti terserang flu.
Diagnosis sindrom HELLP
Dr. Chong mengatakan sulit untuk mendiagnosis HELLP syndrome. Alasannya gejala HELLP syndrome sangat umum. Termasuk sakit lambung, mual, dan muntah. Ini kemudian berkembang menjadi sakit kepala dan penglihatan kabur.
Namun, diagnosis HELLP syndrome dilakukan melalui kombinasi pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan tes laboratorium. Beberapa tes yang umum dilakukan meliputi:
- Tes darah: Tes ini untuk memeriksa kadar enzim hati, jumlah trombosit, dan tanda-tanda hemolisis.
- Tes urine: Tes urine dilakukan untuk mendeteksi protein dalam urine, yang merupakan tanda preeklamsia.
- Memeriksa tekanan darah. Pemeriksaan tekanan darah Untuk memantau hipertensi.
Diagnosis dini dan akurat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius seperti gagal hati, perdarahan, dan kematian ibu atau bayi.
Komplikasi sindrom HELLP
Ketika ibu hamil mengalami HELLP syndorme maka kemungkinan besar bayi dilahirkan lebih awal. Sehingga seringkali ada risiko komplikasi yang lebih besar dari persalinan prematur. Bayi yang lahir sebelum 37 minggu perlu dipantau dengan cermat di rumah sakit sebelum mereka bisa pulang.
Berikut kemungkinan komplikasi yang terkait dengan sindrom HELLP meliputi:
- Pecahnya hati
- Gagal ginjal
- Gagal nafas akut
- Cairan di paru-paru (edema paru)
- Perdarahan yang berlebihan saat melahirkan
- Solusio plasenta, yang terjadi ketika plasenta terlepas dari rahim sebelum bayi lahir
- Stroke
- Kematian.
Untuk mencegah komplikasi ini kuncinya adalah perawatan dini. Namun, beberapa komplikasi dapat terjadi bahkan dengan pengobatan. Gejala sindrom HELLP juga dapat memengaruhi Bunda dan bayi setelah melahirkan.
Cara mengobati sindrom HELLP
Mengenai perawatan pada pasien sindrom HELLP, persalinan menjadi cara untuk mengatasinya. Artinya, ibu hamil harus menjalani prosedur persalinan secepat mungkin bahkan jika bayinya prematur sekalipun.
Pasien sindrom HELLP juga harus menerima magnesium sulfat IV untuk mencegah kejang. Jika tekanan darah tinggi, maka disarankan obat-obatan yang menurunkan tekanan darah.
"Obat-obatan tersebut juga diberikan jika Bunda mengalami sindrom HELLP setelah melahirkan," kata Dr Greves.
Alternatif lain seperti mengonsumsi aspirin setiap hari selama kehamilan juga dapat mengurangi terjadinya sindorm HELLP. Tetapi, Bunda pastikan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Cara mencegah sindrom HELLP
Sebagian besar ibu hamil tidak dapat mencegah sindrom HELLP. Ini karena penyebabnya tidak diketahui. Namun, ibu hamil dapat menurunkan risiko sindrom HELLP dengan mempertahankan gaya hidup sehat untuk mencegah kondisi yang sudah ada sebelumnya yang dapat meningkatkan risiko. Misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi.
Ibu hamil dapat berolahraga secara teratur dan makan makanan sehat jantung yang terdiri dari biji-bijian, sayuran, buah-buahan, dan protein tanpa lemak.
Jika Bunda memiliki faktor-faktor risiko ini atau lainnya, maka diperlukan perawatan prenatal rutin agar dokter dapat segera mengevaluasi jika Bunda mulai mengembangkan preeklamsia atau sindrom HELLP.
Beberapa dokter mungkin menyarankan untuk mengonsumsi aspirin dosis rendah selama kehamilan berikutnya untuk pencegahan, berdasarkan perawatan pribadi Bunda.
Demikian penjelasan mengenai HELLP Sindrom pada ibu hamil, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya. Segera periksakan ke dokter jika beberapa tanda-tandanya muncul.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)