Jakarta -
Salah makan makanan tertentu kerap membuat ibu menyusui mengalami keracunan makanan. Lantas, ibu menyusui keracunan makanan, bolehkah tetap berikan ASI?
Keracunan makanan memang sangat tidak enak ya, Bunda. Apalagi kalau sedang menyusui jadi membuat dilema. Di tengah badan yang tidak enak dan hanya ingin beristirahat, tanggung jawab mengasuh anak dan menyusuinya tetap menanti. Hal ini pun menimbulkan stres tersendiri bagi para ibu.
Hal ini memang jadi kekhawatiran yang wajar ya, Bunda. Di satu sisi, para ibu ingin tetap menyusui anaknya karena khawatir mereka kurang nutrisi. Tetapi di sisi lain, kesehatan yang sedang memburuk karena keracunan makanan membuat tubuh jadi kurang enak. Sehingga, khawatir justru ASI yang diberikan berdampak buruk pada bayi.
Ibu menyusui keracunan makanan, bolehkah tetap berikan ASI?
Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) bahwa ibu menyusui tidak harus berhenti menyusui saat mengalami keracunan makanan, yang merupakan istilah non medis untuk penyakit atau infeksi yang ditularkan melalui makanan, seperti dikutip dari laman Healthline.
Selain menganjurkan untuk terus menyusui, CDC juga merekomendasikan untuk Bunda menyusui lebih sering, sambil terus menambah cairan Bunda dengan cukup. Alasannya, menyusui lebih sering saat mengalami keracunan makanan dapat membantu melindungi bayi dari penularan penyakit. Ini juga menjadi terapi rehidrasi yang sangat baik jika bayi diare.
Cara mengatasi keracunan makanan pada ibu menyusui
Saat mengalami keracunan makanan, cara terbaik mengatasinya dengan mengonsumsi loperamide atau larutan rehidrasi dan menyusui seperti biasa
Diare akut adalah buang air besar yang tiba-tiba atau encer atau sering. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi, misalnya keracunan makanan atau virus. Gejalanya dapat disertai kram perut, demam, dan sakit kepala.
Tidak perlu menghentikan pemberian ASI jika Bunda mengalami diare, tetapi Bunda harus sangat berhati-hati dalam menjaga kebersihan tangan, misalnya setelah pergi ke toilet dan sebelum menyentuh makanan.
Ibu yang menyusui yang mengalami diare akan menularkan antibodi kepada bayinya, yang akan membantu melawan risiko infeksi. Bayi yang disusui jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menderita sakit perut daripada bayi yang diberi susu formula.
Gejala diare akut biasanya mereda dalam beberapa hari karena sistem kekebalan tubuh mengatasi infeksi. Ibu yang menyusui perlu memastikan bahwa mereka tetap terhidrasi dengan baik dengan minum cairan air tambahan, idealnya air putih atau larutan rehidrasi, misalnya Dioralyte. Ini tidak menghentikan diare, tetapi mencegah dehidrasi.
Jika Bunda merasa perlu minum obat, Bunda dapat membeli obat antidiare yang dijual bebas di apotek. Loperamide (Imodium) adalah obat yang paling banyak digunakan. Dosisnya adalah dua kapsul untuk memulai lalu satu kapsul setelah setiap buang air besar encer. Obat ini dapat diminum oleh ibu menyusui karena obat ini tidak diserap dengan baik dari usus dan hanya sedikit yang masuk ke dalam ASI seperti dikutip dari laman Breastfeedingnetwork.
Bunda juga dapat minum parasetamol untuk meredakan sakit kepala atau demam pada saat yang bersamaan. Bunda mungkin tidak ingin makan untuk sementara waktu, tetapi tidak ada alasan untuk kelaparan selama periode apa pun. Jika gejala berlanjut selama lebih dari beberapa hari, berarti Bunda mengalami pendarahan saat buang air besar atau jika Bunda baru saja kembali dari perjalanan ke luar negeri, Bunda harus berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Selain itu, untuk mengatasi keracunan makanan saat menyusui, Bunda harus memastikan diri tetap terhidrasi. Dehidrasi merupakan masalah terbesar dalam hal keracunan makanan. Meskipun Bunda tidak dapat menelan makanan, penting untuk tetap minum banyak air. Pertimbangkan untuk menambahkan beberapa cairan yang dimaksudkan untuk mengisi kembali dan menyeimbangkan elektrolit tubuh Bunda juga.
Pastikan juga untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan sesering mungkin. Selama sakit, cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air setelah menggunakan toilet.
Ingat, penting untuk menjaga diri sendiri agar Bunda dapat menjaga bayi Bunda. Sebagian besar gejala keracunan makanan yang dapat meliputi mual, muntah, diare, dan sakit perut yang sembuh dalam 1 atau 2 hari dan tidak memerlukan perhatian medis.
Namun, kunjungi dokter jika Bunda mengalami salah satu gejala berikut:
1. Diare berdarah
2. Demam tinggi lebih dari (38,8°C)
3. Ketidakmampuan untuk menahan cairan
4. Dehidrasi
5. Diare yang berlangsung selama 3 hari atau lebih
Keracunan makanan dikaitkan dengan makanan atau minuman yang Bunda konsumsi yang terkontaminasi. Gejala utama keracunan makanan adalah gastrointestinal seperti muntah, diare, dan sakit perut. Gejala pernapasan seperti batuk, bersin, atau hidung tersumbat biasanya tidak disebabkan oleh keracunan makanan.
Namun, keracunan makanan terkadang dapat menyebabkan demam. Jika Bunda tidak yakin apakah Bunda mengalami keracunan makanan atau hal lain, konsultasikan dengan dokter mengenai hal tersebut.
Makanan dan minuman yang perlu dihindari ibu menyusui
Beberapa ibu menyusui mungkin juga mendapati bahwa bayi mereka sensitif terhadap makanan tertentu. Jadi, jika Bunda melihat bayi rewel atau diare setelah mengonsumsi makanan tertentu, cobalah menggantinya dan periksa perbedaannya. Kemudian, hindari produk makanan berikut agar bayi lebih nyaman:
1. Produk susu
Produk susu dapat menyebabkan diare dan gas pada beberapa bayi. Jika Bunda melihat tanda-tanda ini pada bayi setelah mengonsumsi susu, cobalah untuk menghilangkannya dari diet selama beberapa hari untuk melihat apakah gejalanya membaik.
2. Kafein
Kafein dapat menyebabkan iritabilitas, insomnia, dan sakit perut pada beberapa bayi. Jika Bunda melihat gejala-gejala ini pada bayi Bunda setelah mengonsumsi produk berkafein, sebaiknya hindari saat menyusui.
3. Makanan pedas
Makanan pedas dapat menyebabkan mulas, gangguan pencernaan, dan gas pada beberapa bayi. Jika Bunda melihat gejala-gejala ini pada bayi Bunda setelah mengonsumsi makanan pedas, cobalah untuk menghindarinya atau makanlah dalam jumlah sedang saat menyusui.
4. Makanan yang menghasilkan gas
Makanan yang tinggi serat atau gula dapat membuat bayi kembung dan tidak nyaman. Makanan tersebut meliputi kacang-kacangan, brokoli, kubis, dan bawang. Jika bayi mengalami gejala-gejala tersebut setelah menyusu, pastikan Bunda menghindarinya, atau bayi Bunda mungkin menolak untuk menyusu.
5. Buah-buahan asam
Buah-buahan asam dapat menyebabkan mulas dan gangguan pencernaan pada beberapa bayi. Buah-buahan tersebut meliputi jeruk, jeruk bali, lemon, dan jeruk nipis. Jika bayi mengalami gejala-gejala tersebut setelah memakan buah-buahan asam, cobalah untuk menghindarinya atau memakannya dalam jumlah sedang.
Ketika Bunda mengalami keracunan makanan, ada baiknya mengonsumsi makanan yang memberikan nutrisi terbaik bagi tubuh agar Bunda lekas pulih dan bayi tetap ternutrisi dengan baik. Berikut ini panduan makanan yang bisa dijadikan makanan harian:
1. Konsumsi buah dan sayur segar
Buah dan sayur segar merupakan cara yang bagus untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu Bunda pulih dari keracunan makanan. Buah dan sayur segar juga kaya akan vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk menyembuhkan diri. Mengonsumsi makanan yang kaya probiotik, seperti yogurt, juga membantu mengembalikan keseimbangan bakteri baik di usus seperti dikutip dari laman Foodpoisoningnews.
2. Makan makanan ringan
Saat mengalami keracunan makanan, perut biasanya sangat tidak nyaman. Jadi, sebaiknya makan makanan ringan dan hambar hingga Bunda merasa lebih baik. Gunakan makanan diet BRAT seperti pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang untuk membantu menenangkan perut. Cobalah untuk menghindari makanan pedas atau berlemak, karena makanan ini dapat memperburuk perut Bunda.
3. Makan porsi kecil
Jika Bunda kesulitan menelan makanan, cobalah makan makanan kecil secara berkala. Dan, pastikan Bunda minum banyak cairan di antara waktu makan.
4. Pastikan kebersihan makanan
Saat Bunda mengalami keracunan makanan, penting untuk menjaga kebersihan dengan baik guna mencegah penyebaran infeksi. Cuci tangan Bunda secara menyeluruh dengan sabun dan air setelah menggunakan kamar mandi atau menangani produk makanan mentah. Pastikan juga Bunda membersihkan semua permukaan yang bersentuhan dengan makanan. Selain itu, jaga dapur Bunda tetap bersih dan steril.
5. Menjaga lingkungan bayi tetap bersih dan bebas dari infeksi
Pastikan Bunda mendisinfeksi semua permukaan di kamar mereka secara teratur dan mencuci pakaian serta seprai mereka dengan air panas.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSc-okWTDzj2ZWIh3BNIRis8OTfk0O6_rvQzSmvXHNX3uyE3PA/viewform?pli=1
(pri/pri)