Ini Reaksi Janin saat Bunda Sering Emosi, Bisa Berisiko Melahirkan Anak ADHD?

1 day ago 1

Jakarta -

Bunda, tahu enggak? Saat hamil, janin di dalam perut itu tak cuma merasakan apa yang kita makan, tapi juga ikut mengetahui apa yang perasaan kita. Jadi, kalau Bunda lagi senang, Si Kecil di dalam perut juga ikut happy. Tapi, kalau Bunda lagi stres atau marah, Si Kecil pun bisa ikut terpengaruh, lho. 

Kok bisa? Yuk Bunda simak penjelasannya!

Bagaimana emosi Bunda memengaruhi janin?

Dilansir dari HealthyWA, sejak lahir, interaksi yang Bunda lakukan dengan Si Kecil membantu membentuk cara ia berpikir, merasa, dan berperilaku di kemudian hari. Interaksi ini juga membantu membentuk ikatan emosional yang penting antara Bunda dan Si Kecil. Kesehatan emosional yang baik juga membantu menjaga hubungan yang positif dengan Si Kecil yang lebih besar dan keluarga lainnya. 

Namun, saat Bunda merasa cemas, marah, atau tertekan, tubuh secara alami memproduksi hormon stres seperti kortisol. Hormon ini berfungsi untuk membantu tubuh menghadapi tekanan, tetapi ketika jumlahnya berlebihan, kortisol dapat melewati plasenta dan memengaruhi perkembangan janin.

Otak janin, yang sedang tumbuh dengan pesat, menjadi lebih sensitif terhadap paparan hormon ini. Akibatnya, bagian otak yang mengatur emosi, perhatian, dan perilaku mungkin berkembang kurang optimal.

Tak hanya itu, emosi Bunda juga bisa memengaruhi pola aktivitas janin. Misalnya, ketika Bunda stres, Si Kecil di dalam perut mungkin akan menjadi lebih aktif atau gelisah, bahkan pola tidurnya bisa terganggu. Hal ini menunjukkan betapa eratnya hubungan antara kondisi emosional ibu dengan respons janin di dalam kandungan.

Bagaimana janin merespons emosi Bunda?

1. Perubahan denyut jantung janin

Hormon stres seperti kortisol memengaruhi detak jantung Bunda dan secara tidak langsung juga detak jantung janin. Janin dapat merasakan perubahan ini, terutama jika stres berlangsung lama.

2. Gangguan pola tidur janin

Janin memiliki siklus tidur-bangun yang teratur di dalam kandungan. Ketika Bunda cemas atau stres, pola ini bisa terganggu karena perubahan hormon dan aliran darah yang memengaruhi kenyamanan Si Kecil.

3. Aktivitas janin meningkat

Emosi kuat seperti marah atau sedih dapat meningkatkan aktivitas janin. Si kecil mungkin bergerak lebih banyak, seperti menendang lebih sering, sebagai respons terhadap perubahan kondisi tubuh Bunda.

4. Perkembangan otak janin

Jika Bunda sering stres dalam waktu lama, perkembangan otak janin, terutama bagian yang mengatur emosi dan perhatian, bisa terpengaruh. Hal ini berpotensi meningkatkan risiko masalah emosi atau perilaku di kemudian hari.

Stres berkepanjangan dan risiko ADHD

Dilansir dari Webmd, penelitian telah menunjukkan bahwa kecemasan selama kehamilan merupakan faktor risiko kelahiran lebih awal. Sebuah penelitian tahun 2022 yang dipimpin oleh Dunkel Schetter menemukan bahwa ibu hamil yang mengatakan bahwa mereka cemas tentang kehamilan, bayi, dan proses melahirkan mereka cenderung memiliki kehamilan yang lebih pendek. Hasil ini menunjukkan bahwa kecemasan penting secara fisiologis dan dapat memengaruhi saat seseorang melahirkan, katanya.

Selain itu, penelitian lain menemukan bahwa orang tua yang melahirkan dengan kecemasan serius selama kehamilan dapat meningkatkan risiko masalah bagi anak di kemudian hari, seperti keterlambatan perkembangan, reaktivitas emosional, atau masalah perilaku.

“Yang saya inginkan adalah agar (para ibu hamil) mempertimbangkan sejak awal kehamilan mereka apakah mereka mungkin merasa cemas, atau cenderung cemas, atau khawatir tentang kehamilan ini, dan jika salah satu dari hal tersebut benar, mintalah saran dari penyedia layanan kesehatan mereka dan cari sumber daya daring,” kata Schetter.

Di sisi lain, menurut seorang peneliti dan asisten profesor kedokteran perilaku dalam bidang kebidanan dan ginekologi serta psikiatri di Columbia University Medical Center, Elizabeth Werner, PhD mengatakan, tekanan emosional yang serius dan dampaknya terhadap gaya hidup Bunda seperti nutrisi dan tidur dapat mengubah lingkungan di rahim Bunda.

Perubahan tersebut rumit dan masih dipelajari, tetapi tekanan dapat mengubah cara kerja plasenta, dan memengaruhi hormon Bunda yang merespons stres.

"Kami melihat petunjuknya, tetapi kami masih harus menempuh jalan panjang untuk benar-benar memahami secara mekanis hubungan yang rumit dengan bagaimana semua hal itu terjadi, juga mengingat bahwa lingkungan pasca persalinan sangatlah penting, dan otak sangatlah fleksibel, terutama otak bayi," kata Werner.

Bahkan jika orang tua bayi mengalami stres ekstrem selama kehamilan, masalah di kemudian hari bukanlah hal yang tak terelakkan. Penelitian menunjukkan bahwa paparan stres yang konsisten selama masa kehamilan dapat meningkatkan risiko anak mengalami ADHD. 

Gangguan ini ditandai dengan kesulitan berkonsentrasi, hiperaktivitas, dan masalah dalam mengontrol impuls. Walaupun begitu, Bunda perlu ingat bahwa ADHD tidak hanya disebabkan oleh stres saat kehamilan. Faktor lain, seperti genetik, pola asuh, dan paparan zat berbahaya seperti rokok atau alkohol, juga berperan besar dalam risiko ini.

Namun, kabar baiknya adalah kondisi ini tidak sepenuhnya pasti terjadi. Risiko dapat diminimalkan dengan menjaga keseimbangan emosi dan menciptakan lingkungan yang mendukung selama masa kehamilan.

Tips untuk Bunda agar bisa menjaga keseimbangan emosi

Yang paling penting adalah memberikan perhatian pada kesehatan mental dan fisik. Saat stres mulai datang, luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membuat hati Bunda tenang, seperti meditasi, yoga prenatal, atau sekadar mendengarkan musik favorit. 

Jangan ragu untuk berbicara dengan orang-orang terdekat, baik itu pasangan, keluarga, atau sahabat, untuk meringankan beban yang dirasakan. Jika Bunda merasa sulit mengelola emosi, konsultasi dengan dokter atau psikolog adalah langkah cerdas. Dukungan profesional bisa membantu Bunda menemukan cara terbaik untuk menjaga keseimbangan emosi.

Ingat ya Bunda, bahagia Bunda adalah bahagia Si Kecil. Dengan menjaga emosi tetap stabil, Bunda tidak hanya membantu tubuh sendiri merasa lebih nyaman, tetapi juga memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan janin dalam kandungan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online