Jakarta -
Ibu hamil mungkin merasa khawatir ketika melihat ada darah yang keluar saat hamil 2 bulan tapi tidak sakit. Berbahayakah? Kenali penyebab dan cara mengatasinya, Bunda.
Orang sering bilang darah keluar saat hamil itu salah satu gejala keguguran. Sebenarnya, keluar darah di kehamilan usia muda umum terjadi. Untuk mengatasinya, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter atau bidan jika mengalaminya agar segera mendapat perawatan yang dibutuhkan.
Perdarahan dan bercak dari vagina dialami 1 dari 4 (hingga 25 persen) dari semua ibu hamil. Perdarahan umum terjadi selama tiga bulan pertama (12 minggu). Dan kebanyakan bayinya lahir dengan sehat.
Dikutip dari March of Dimes, bercak atau pendarahan di awal kehamilan adalah hal yang normal. Pendarahan atau bercak pada trimester pertama mungkin tidak menjadi masalah.
Jika pendarahan terjadi pada awal kehamilan, dalam banyak kasus tidak menandakan ada masalah besar. Sedangkan jika pendarahan di akhir kehamilan bisa menjadi lebih serius. Hubungi dokter kandungan-ginekolog (ob-gyn) jika mengalami pendarahan kapan saja selama kehamilan.
Pendarahan dapat berkisar dari sedikit bercak coklat, hingga pendarahan merah terang, dapat berlangsung dari hari hingga minggu dan dapat disertai dengan kram ringan atau sakit punggung bagian bawah. Seringkali, pendarahan berhenti dengan sendirinya dan kehamilan berlanjut secara normal.
Penyebab keluar darah saat hamil 2 bulan tapi tidak sakit
Keluar darah saat hamil muda seperti pada usia 2 bulan, atau yang dikenal sebagai perdarahan implantasi, bisa terjadi karena beberapa alasan. Berikut beberapa penyebab umum yang perlu Bunda ketahui:
1. Perdarahan implantasi
Pendarahan implantasi terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi (embrio) menempel pada lapisan rahim (rahim) dan mulai tumbuh. Perdarahan ini biasanya ringan, berwarna cokelat atau merah muda, dan tidak disertai rasa sakit.
Menurut American Pregnancy Association, perdarahan implantasi terjadi sekitar 6-12 hari setelah pembuahan.
2. Perubahan hormonal
Perubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan perdarahan ringan. Ini umumnya tidak berbahaya dan tidak memerlukan penanganan khusus.
3. Infeksi atau iritasi
Setiap infeksi pada saluran kemih atau iritasi pada leher rahim (serviks) dapat menyebabkan perdarahan pada trimester pertama. Kondisi ini seringkali tidak disertai rasa sakit.
4. Hubungan seksual
Aktivitas seksual selama hamil dapat menyebabkan perdarahan ringan karena leher rahim menjadi lebih sensitif.
5. Hematoma subkorionik
Kondisi ini terjadi ketika darah terkumpul di antara dinding rahim dan plasenta. Meskipun bisa menyebabkan perdarahan, hematoma subkorionik seringkali tidak disertai rasa sakit dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Tanda bahaya keluar darah saat hamil muda
Perdarahan yang terjadi di usia kehamilan 2 bulan tidak selalu bahaya. Namun, Bunda perlu mengenali tanda bahaya yang perlu diwaspadai dilansir MSDManual:
- Perdarahan hebat seperti menstruasi atau lebih.
- Perubahan ortostatik pada denyut nadi atau tekanan darah.
- Darah berwarna merah terang serta ada gumpalan.
- Demam, menggigil, dan keputihan mukopurulen.
- Pusing atau lemas yang tidak biasa.
- Nyeri perut atau kram yang parah.
Jika mengalami gejala di atas, segera hubungi dokter karena ini bisa menjadi tanda keguguran, kehamilan ektopik, atau masalah serius lainnya.
Hal yang perlu dilakukan ketika keluar darah saat hamil muda
Mengutip laman Medline Plus, ada beberapa hal yang perlu Bunda lakukan ketika keluar darah saat hamil muda:
1. Hindari hubungan seksual sementara
Pasangan suami istri (pasutri) sebaiknya menghindari hubungan seksual sampai dokter memberi tahu aman untuk memulai lagi. Tubuh butuh waktu untuk pemulihan sehingga Bunda perlu menghindari aktivitas yang dapat memicu perdarahan.
2. Cukup istirahat
Bunda perlu mengurangi aktivitas atau usahakan beristirahat di rumah. Dokter akan berbicara dengan tentang jenis perubahan aktivitas spesifik yang mungkin perlu dilakukan.
3. Tetap tenang
Usahakan untuk tidak panik. Perdarahan ringan tanpa rasa sakit seringkali tidak berbahaya.
4. Pantau gejala
Bunda dapat mencatat jumlah darah yang keluar, warnanya, dan apakah ada gejala lain seperti nyeri atau pusing.
5. Konsultasi ke dokter
Jika perdarahan tidak berhenti atau disertai gejala lain, segera periksakan diri ke dokter. Bicarakan dengan dokter apa yang Bunda alami seperti jumlah darah serta warnanya. Dokter mungkin akan melakukan USG untuk memastikan kondisi janin.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)