Kisah Bunda Melahirkan dalam Kondisi Koma Usai Alami Morning Sickness Parah

17 hours ago 4

Atlanta McIntyre tak pernah menyangka akan melahirkan anak keduanya dalam keadaan koma. Bunda 29 tahun ini mengalami koma setelah didiagnosis morning sickness parah atau mengalami hiperemesis gravidarum.

Awalnya, McIntyre yang mengalami muntah terus-menerus tak menyadari potensi komplikasi kehamilan yang dihadapinya. Ia muntah begitu banyak hingga dokter mengatakan bahwa cairan muntah itu telah masuk ke paru-parunya dan menyebabkan pneumonia.

Kondisi McIntyre pun semakin parah hingga mengalami koma yang diinduksi. Dokter pun harus melakukan tindakan persalinan segera setelah McIntyre mengalami koma. Saat itu, usia kehamilannya masih 29 minggu.

"Saya ingin membicarakannya karena saya merasa bahwa selama kehamilan, hal itu dianggap sebagai morning sickness biasa. Itu dimulai dengan cukup normal," kata perempuan asal Inggris ini kepada Wales Online, dilansir Manchester Evening News.

"Bau-bauan membuat saya merasa mual, tetapi kondisi ini terus berlanjut hingga pada titik di mana setelah delapan minggu, ini terjadi setiap kali saya makan. Setelah 14 minggu, saya makan makanan cair. Saya tidak bisa menelan apa pun dan harus keluar masuk rumah sakit setiap minggu karena dehidrasi dan pusing."

Morning sickness parah yang dialami McIntyre ini sampai membuat berat badannya turun lebih dari 1,2 kilogram (kg) selama kehamilan.

Alami pneumonia dan harus melahirkan dalam kondisi koma

Morning sickness yang dialami McIntyre tak kunjung berhenti. Hingga akhirnya ia tersedak karena muntah begitu banyak. Dokter pun terpaksa melakukan induksi koma karena ia sudah mengalami pneumonia.

"Mereka mengatakan saya tersedak muntahan dan itu berakhir di paru-paru saya. Jadi saya akhirnya terkena pneumonia aspirasi. Saya tidak bisa bernapas sendiri. Saya tidak ingat apa pun sebelum mengalami koma. Namun saya terbangun beberapa hari kemudian dan diberi tahu bahwa saya telah melahirkan bayi," ungkapnya.

Anak kedua McIntyre yang berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Poppy lahir sekitar 20 jam setelah sang Bunda ditempatkan dalam kondisi koma. Tindakan persalinan dilakukan lantaran detak jantung bayinya menurun dengan cepat, Bunda.

"Detak jantungnya turun menjadi sangat rendah dan begitu cepat, sehingga mereka memutuskan untuk melahirkannya saat saya dalam kondisi koma," ungkap McIntyre.

"Dari apa yang saya dengar, mereka bilang ke pasangan saya, 'Jika kita tidak melahirkannya sekarang, kamu bisa kehilangan keduanya.'"

Setelah koma, ingatan McIntyre kabur. Tetapi, dia masih ingat sedikit tentang proses persalinan anaknya.

"Saya samar-samar ingat mereka mengatakan bahwa saya telah melahirkan bayi ini," katanya.

McIntyre baru bisa bertemu dengan putrinya sekitar satu setengah minggu kemudian. Namun, ia belum bisa untuk menyentuhnya lantaran masih mengidap pneumonia, Bunda.

Morning sickness parah atau hiperemesis gravidarum

Ilustrasi Mual pada Ibu Hamil

Ilustrasi Morning Sickness Parah/ Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz

Hiperemesis gravidarum yang dialami McIntyre merupakan kondisi morning sickness parah atau mual dan muntah berlebihan yang dapat terjadi selama hamil. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), hiperemesis gravidarum terjadi pada tiga persen kehamilan. Kondisi ini dapat didiagnosis ketika ibu hamil kehilangan lebih 5 persen dari berat badannya, disertai dengan masalah lain yang berkaitan dengan dehidrasi dan kehilangan cairan tubuh, hingga mengakibatkan ketosis urine.

Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum membutuhkan perawatan medis, bahkan harus sampai dirawat di rumah sakit. Perawatan bertujuan untuk menghentikan muntah dan mengembalikan cairan tubuh yang hilang.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, Bunda. Namun, ada beberapa teori yang mengaitkan kondisi ini dengan kehamilan, yakni perubahan hormon, perubahan di sistem pencernaan, faktor genetik, dan defisiensi vitamin B6.

Melansir dari Cleveland Clinic, hiperemesis gravidarum biasanya terjadi selama trimester pertama, yakni dimulai sekitar usia 6 minggu kehamilan. Gejalanya dapat berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan sampai mendekati persalinan.

Berikut beberapa gejala dari hiperemesis gravidarum:

  • Mual yang parah
  • Muntah lebih dari tiga kali sehari
  • Kehilangan berat badan lebih lima persen
  • Dehidrasi atau kekurangan cairan
  • Sering merasa pusing
  • Volume urine berkurang atau menjadi kental
  • Kelelahan yang ekstrem
  • Pingsan
  • Tekanan darah rendah
  • Detak jantung menjadi cepat
  • Kulit kering
  • Kehilangan fokus atau seperti kebingungan
  • Suhu tubuh naik
  • Tidak bisa tidur
  • Kesulitan makan
  • Muntah darah

Demikian kisah Bunda melahirkan saat kondisi koma usai mengalami morning sickness parah, serta penjelasan terkait hiperemesis gravidarum.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Simak juga 7 buah yang dapat meredakan morning sickness, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/rap)

Loading...

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online