Kisah Fanny Kondoh 2 Kali Gagal Bayi Tabung hingga Tahu Hamil Setelah Suami Meninggal

1 month ago 27

Jakarta -

Fanny Kondoh adalah istri dari mendiang Hajime Kondoh, yakni Presiden Direktur Marugame Udon di Indonesia. Saat ini, Fanny tengah hamil anak pertamanya, Bunda.

Di balik kisah bahagia kehamilannya, terselip cerita sedih ketika Fanny mengetahui kabar tersebut setelah sang suami meninggal dunia karena kanker. Fanny hamil melalui program bayi tabung dan menjalani proses transfer embrio sebelum sang suami meninggal dunia.

Perjalanan Fanny dan mendiang suami untuk mendapatkan anak

Fanny resmi menikah dengan Hajime Kondoh pada tahun 2017. Dua tahun menikah, keduanya lalu menjalani program bayi tabung untuk mendapatkan momongan. Namun, Fanny mesti merasakan sedih karena dua kali gagal transfer embrio.

"Nikah 2017 habis nikah kok belum punya anak, akhirnya aku bayi tabung itu tahun 2019. Dua kali embrio transfer, sempat hamil terus keguguran," ungkapnya, dikutip dari YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo. HaiBunda sudah meminta izin untuk mengutip konten ini.

Fanny sempat merasa gagal menjadi istri karena tidak bisa memberikan keturunan. Namun, sang suami tak mau menyalahkannya. Suami Fanny malah sempat menyarankan untuk adopsi bayi. Namun karena satu dan lain hal, Fanny dan mendiang suami tak melanjutkan rencana adopsi.

Fanny diketahui mengidap sindrom polikistik ovarium (PCOS), sehingga sulit untuk hamil. Ia pun memilih bayi tabung karena cara ini dianggap tepat untuk membantunya mendapatkan anak.

"Aku terkena PCOS, sel telur aku kecil-kecil, tapi haid aku lancar. Jadi mau berhubungan (intim) seperti apa pun tidak akan hamil karena telur kecil-kecil. Makanya pilih bayi tabung," ungkap perempuan bernama asli Sherly Fanny ini.

Setelah dua kali gagal bayi tabung, Fanny lantas memutuskan untuk pindah klinik fertilitas. Di klinik yang baru, dokter menemukan bahwa Fanny juga mengalami pengentalan darah. Kondisi tersebut menyebabkan janin dalam kandungannya tak bisa bertahan setelah dilakukan transfer embrio, Bunda.

Fanny KondohFanny Kondoh/ Foto: YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo

Fanny putuskan transfer embrio untuk penuhi permintaan suami

Fanny sempat tak melanjutkan transfer embrio yang ketiga lantaran sang suami didiagnosis kanker. Saat itu, dokter juga memvonis suami Fanny hanya memiliki sisa waktu enam bulan karena kanker sudah menyebar ke tubuhnya.

Setelah mengetahui hal tersebut, suami Fanny berusaha membujuk istrinya untuk melakukan transfer embrio. Mendiang Hajime Kondoh ternyata ingin sang istri hamil agar sang anak yang lahir kelak dapat melindungi ibundanya.

"Selama enam bulan itu dia selalu bilang, 'Sayang, ayolah embrio transfer'. Waktu itu belum (embrio transfer), aku mikir masih muda 29 tahun, suami kanker, punya anak, sanggup enggak? Aku takut. Aku bilang ke dia (suami), 'Aku takut, bagaimana aku membesarkan anak ini tanpa kamu? Nafkahnya bagaimana?'," ungkap Fanny.

"Suami aku tetap mohon-mohon ke aku tiap bulan, sampai aku akhirnya luluh. Aku pikirnya, ya sudah transfer saja embrionya, enggak usah pressure ini harus hamil, yang penting melakukan apa yang dia minta. Siapa tahu kalau hamil, ada rasa ingin berharap hidup lebih, mungkin bisa sembuh."

Fanny pun berkejar-kejaran dengan waktu untuk melakukan transfer embrio. Sebab, ia hanya bisa melakukan prosedur ini sebelum suaminya wafat.

"Aku tanya ke dokter, kalau suami meninggal bisa embrio transfer enggak? Kata dokter enggak bisa. Kalau suami meninggal atau cerai enggak boleh, karena harus dua-duanya bersama suami istri, itu aturan negara. Makanya aku ngejar-ngejar waktu, dokternya mengusahakan aku banget," ungkapnya.

Di bulan pertama, transfer embrio tidak bisa dilakukan lantaran rahim Fanny belum siap. Di bulan kedua, transfer pun dilakukan oleh dokter.

"Di bulan pertama dia (dokter) bilang rahim aku tidak capable untuk embrio transfer, akhirnya bulan depan diusahakan banget. Dokternya pun pas trensfer embrio tuh bilang, 'Bismillah semoga kamu gantiin papamu ya, jagain mama'," kata Fanny.

Fanny mengetahui kehamilan setelah suami meninggal

Fanny mengetahui kehamilannya setelah sang suami meninggal dunia, Bunda. Namun, sebelum meninggal, suami Fanny seolah-olah sudah mengetahui berita baik ini. Mendiang Hajime Kondoh bahkan sudah menyiapkan nama untuk calon anaknya.

"Ketika dia sakaratul maut, itu dari pagi, tensinya turun terus, dia pegang perut aku dan bilang, 'Ya Allah, lindungilah anak dan istriku, aku enggak apa-apa kalau pergi, tapi lindungi istri dan anak aku'. Padahal itu baru seminggu embrio transfer kan, belum tahu hamil atau enggak. Tapi dia tahu kalau ini akan hamil dan dia sudah menyiapkan nama yang pakai kanji," ujar Fanny.

"Jadi Senin embrio transfer, Selasa suami aku rawat inap, Selasa depannya dia wafat."

Kepergian sang suami membuat Fanny syok. Ia pun enggan makan hingga berat badannya turun sampai 10 kilogram (kg).

Akibat kondisi kesehatan yang terus menurun, Fanny dilarikan ke rumah sakit. Dari situ, ia inisiatif untuk melakukan tes darah beta hCG. Fanny ingin memastikan kehamilannya agar bisa memulihkan kesehatannya, Bunda.

"Aku yakin aku enggak hamil karena berat sudah turun 10 kilo, muntah-muntah terus karena syok. Sehari setelahnya aku masuk UGD karena GERD. Tapi aku ada feeling, akhirnya aku cek beta hCG," ungkap Fenny.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar beta hCG dalan tubuh Fanny tinggi, yang artinya sudah terjadi kehamilan. Namun, untuk memastikannya lagi, Fanny menunggu seminggu untuk cek ke klinik bayi tabung.

"Besoknya (setelah cek hCG), aku mencoba makan, minum, menunggu seminggu dan aku diminta cek darah," ujarnya.

Fanny pun dinyatakan hamil oleh dokter. Saat ini, usia kehamilan Fanny sudah masuk trimester ketiga dan kondisi janinnya dalam keadaan sehat.

Fanny tak ingin berkecil hati meski menjalani kehamilan tanpa suami. Ia ingin anaknya kelak juga tak merasa kekurangan kasih sayang karena tak memiliki ayah.

"Kazuki jangan berkecil hati kalau kamu terlahir yatim. Rasulullah lahir di dunia ini juga yatim, tapi Allah jaga. Nabi Isya juga lahir tanpa seorang ayah, Allah pelihara. Kamu jangan khawatir tangki kasih sayang kamu kurang karena papa sudah enggak ada, tapi papa itu selalu jagain kita dan papamu orang yang baik. Mama adalah istri yang sangat dicintai, mama adalah istri yang bahagia jadi insyaallah mama bisa jadi ibu yang bahagia untuk kamu. Jangan takut kekurangan, Allah bersama kita, Allah jaga kamu nak," kata Fanny.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online