TEMPO.CO, Jakarta – Untuk pertama kalinya, redaksi Tempo mendapatkan teror dengan memakai hewan sebagai perantara pesan, seperti teror kepala babi dan enam bangkai tikus. “Sebelum-sebelumnya teror memakai serangan digital, penyadapan, intersepsi Pegasus, penggerudukan oleh massa, bahkan bom,” kata Bagja Hidayat, Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, pada 28 Maret 2025.
Pada 19 Maret 2025, Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco, menerima kiriman paket berisi kepala babi yang dipotong kedua telinganya. Dua hari kemudian, seseorang melemparkan kardus berisi enam tikus got yang dipotong lehernya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut kronologi detail teror kepala babi kepada redaksi Tempo:
19 Maret 2025 pukul 16.11 WIB. Petugas satpam Tempo menerima paket tak bernama pengirim dan penerima dari kurir ojek aplikasi. Kurir tersebut menuliskan nama Fransisca Christy Rosana (Cica)—hanya satu huruf salah tulis—di paket yang dililit solatif coklat itu ketika menyerahkannya kepada satpam. Selama 10 menit kurir berada di pos satpam setelah menyerahkan paket. Ia terlihat dua kali menelepon, duduk, dan membuka helm.
20 Maret 2025 pukul 15 WIB. Francisca tiba ke kantor Tempo setelah liputan revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia. Koleganya membuka paket tersebut di ruang redaksi. Begitu dibuka, baunya menyengat dan terlihat daging hewan. Petugas kebersihan membawa paket itu ke luar gedung dan membukanya.
21 Maret 2025 pukul 2 WIB. Akun @derrynoah mengirim pesan ancaman ke akun Instagram ofisial Tempo. Ia menulis: “Halo, kurang babinya? Entar kalau gedung kalian kebakar, dibilangnya anarkis, tapi tololnya ga nyadar kalian sedang dalam pantauan karena suka menyebarkan berita provokator agar rakyat dengan pemerintah saling bentrok. Teror akan terus berlanjut sampai mampus kantor kalian.” Diikuti emoticon kepala kucing tertawa-menangis.
21 Maret 2025 pukul 14 WIB. Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra melaporkan teror kepala babi ke Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Polri.
21 Maret 2025 pukul 18 WIB. Telepon seluler ibunda Francisca Christy Rosana diambil alih seorang laki-laki. Ia memakai nomor telepon tersebut menelepon dan mengobrol anggota keluarga Francisca.
22 Maret 2025 pukul 2.11 WIB. Dua orang berboncengan sepeda motor melempar kardus berisi enam tikus yang dipenggal kepalanya. Kepala dan badan tikus ditumpuk dalam satu kardus. Kardus tersebut dibalut dengan kertas kado bermotif mawar merah.
22 Maret 2025 pukul 8 WIB. Seorang petugas kebersihan Tempo menemukan kardus tergeletak di halaman kantor Tempo. Setelah dibuka, isinya enam ekor tikus got yang sudah dipotong kepalanya.
22 Maret 2025 pukul 18 WIB. Akun @derrynoah mempublikasikan informasi personal Francisca Christy Rosana di Instagram. Dia menulis “akan memberi efek jera lebih strong”.
Enam tikus merupakan jumlah penyiar siniar Bocor Alus. Francisca salah satu penyiar dan satu-satunya perempuan. Pekan ketika ia menerima paket kepala babi, ia sedang menulis laporan utama tentang aktor utama revisi UU TNI yang disahkan DPR pada 20 Maret 2025. UU TNI mengembalikan dwifungsi ABRI dengan penugasan tentara aktif di 15 lembaga negara.
Polisi baru memulai penyelidikan dengan memeriksa pelapor, mengecek CCTV, dan memeriksa barang bukti. Selain polisi, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia juga menelusuri teror kepada redaksi Tempo.
Bagja menyebut teror ini sebagai pengecut dan tak bermoral. “Ada orang yang coba menakuti orang lain dengan membunuh mahluk hidup,” katanya.
Editorial Tempo: Kami Tidak Takut