INFO NASIONAL - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan pentingnya menjadikan desa sebagai sentra ekonomi yang hidup dan berdaya. Ia juga menyoroti peran strategis desa dalam pemerataan pembangunan dan mengurangi ketergantungan pada perkotaan.
“Kita harus menjadikan desa-desa ini sentra ekonomi yang betul-betul hidup. Jangan hanya mengandalkan kerja di kota saja. Pembangunan harus dirasakan merata, tidak hanya dinikmati oleh masyarakat kota,” ujar Tito dalam acara Temu Karya Nasional dan Penganugerahan Desa dan Kelurahan Berprestasi 2024 di Denpasar, Bali, Oktober 2024 silam.
Ia mengingatkan, penguatan desa adalah langkah penting untuk mencegah urbanisasi yang berlebihan. Tito mencontohkan pengalaman negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan, di mana urbanisasi masif menyebabkan ketimpangan demografi. "Jepang, 93 persen penduduknya sudah di kota. Desa-desa ditinggalkan, padahal desa punya potensi besar untuk berkontribusi dalam pembangunan,” kata Mendagri kelahiran Palembang itu.
Tito menegaskan desa dan kelurahan berada di garis depan pembangunan nasional. Kepala desa dan lurah, kata dia, memiliki tanggung jawab langsung untuk memahami dan menyelesaikan persoalan masyarakat. “Bukan bupati, wali kota, atau gubernur, melainkan kepala desa dan lurah yang menjadi ujung tombak pembangunan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Tito berharap desa dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan perekonomian lokal, dan berkontribusi pada visi Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai itu, kepala desa harus memiliki kemampuan kepemimpinan dan wirausaha yang mumpuni. “Kepala desa harus jadi pemimpin kuat, punya konsep, dan tahu bagaimana mengarahkan desanya ke arah yang lebih maju,” kata Tito.
Dengan dukungan pemerintah, Tito optimistis desa mampu menjadi sentra pertumbuhan baru yang tak hanya menopang pembangunan nasional, tetapi juga memperkuat Indonesia sebagai negara maju di masa depan. Visi ini, menurutnya, sejalan dengan komitmen Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari pinggiran. (*)