Jakarta -
Menjalani profesi atlet sekaligus ibu tentu tidaklah mudah. Simak pejuang ASI dua atlet ini tolak anjuran berhenti menyusui saat kembali berlaga, yuk.
Keinginan menyusui yang kuat biasanya menjadi dorongan energi yang menyukseskan proses menyusui itu sendiri. Termasuk juga bagaimana keberadaan support system yang baik di mana dapat melancarkan proses menyusui dengan sukses. Meskipun dalam perjalanannya, banyak sekali diwarnai drama, keberadaan support yang positif menjadi suntikan tersendiri untuk terus melaju dalam mengASIhi.
Kisah atlet tolak anjuran berhenti menyusui
Sering kali, perjuangan menyusui para perempuan di luar sana yang warna warni memang mengharukan ya, Bunda. Apalagi, kisah mereka tidak selalu berjalan mulus dalam memperjuangkan kesuksesan menyusui.
Seperti halnya profesi atlet yang menuntut tubuh bugar, prima, dan latihan padat yang harus dijalaninya. Dengan rentetan agenda tersebut, tentu saja agenda menyusui bisa jadi salah satu alasan yang membuat perjuangan menyusui tersebut tidak berjalan mulus.
Tak jarang, para pelatih menekankan atlet binaannya tetap disiplin latihan guna persiapan berbagai ajang kompetisi bergengsi sehingga tuntutan latihan pun semakin padat.
Saat menjalani dengan status lajang ataupun menikah dan belum ada anak, tuntutan tersebut mungkin masih bisa dipenuhi. Tetapi, ketika ada anak, biasanya perempuan mulai terbagi idealismenya. Mereka pun memperjuangkan hak-hak anak mereka termasuk pemenuhan nutrisi secara maksimal lewat ASI.
Sayangnya, tidak semua pelatih mendukung peran para atlet yang memiliki anak dan ingin mengASIhinya secara penuh. Bahkan, yang membuat miris, terkadang para atlet tersebut justru direkomendasikan untuk berhenti menyusui.
Di satu sisi, para atlet tersebut pun merasa tak berdaya karena kariernya seperti sedang dipertaruhkan dengan pilihan sulit yakni masa depan anaknya. Sementara, ketika ia tetap bersikukuh menyusui, tentunya akan memengaruhi aktivitas mereka termasuk agenda latihan yang semakin banyak dan sering kali tidak bisa dilewati dengan maksimal.
Apa pun kondisinya, setiap perempuan memang memiliki hak penuh untuk menyusui anaknya sejak lahir. Sehingga, Bunda bisa memilih untuk tetap menyusui dan berkarier dengan mengajak serta Si Kecil ke mana saja.
Seperti halnya dua atlet berikut juga berjuang untuk hal yang sama, Bun. Kedua atlet ini bersikukuh tetap menyusui meskipun sedang direpotkan dengan perannya sebagai ibu. Agar bisa mengambil inspirasinya, berikut ini nama atlet yang menolak anjuran berhenti menyusui:
1. Aliphiine Tuliamuk, pelari maraton
Memang, tidak semua atlet akhirnya memutuskan untuk berhenti menyusui sesuai saran yang diberikan coach. Seperti halnya Aliphine Tuliamuk. Pengalaman Tuliamuk di Tokyo 2020 merupakan pengalaman yang menyedihkan ketika ia harus bermalam di desa atlet tanpa putrinya yang masih berusia enam bulan bernama Zoe. Momen tersebut merupakan pengalaman perdananya bermalam jauh dari Zoe.
"Saya merasa penuh payudaranya. Saya memompa dan berpikir 'bayi saya tidak ada di sini bersama saya' lalu saya menelpon mereka dan ia menangis. Ia tidak mengerti mengapa ibunya tidak ada bersamanya,"katanya.
Pengenalan Olympic Village menandakan bahwa atlet seperti Tuliamuk dapat menghabiskan waktu berkualitas dengan anak-anak mereka yang masih kecil. Mereka juga akan ditawarkan kamar hotel yang aman dan nyaman di dekat desa untuk menyusui.
"Saya sangat senang bahwa hanya dalam waktu empat tahun dari saat saya tidak bisa bersama bayi saya, kini tempat tersebut telah diubah menjadi tempat yang menyediakan fasilitas untuk mereka. Dan itu sunguh luar biasa,"ujarnya.
2. Clarisse Agbegnenou - atlet judo
Clarisse Agbegnenou, atlet dari Prancis tersebut telah membuktikan bahwa menyusui dan tetap kompetitif merupakan hal yang mungkin, dan menjelang kualifikasi Paris 2024, ia sering berhenti untuk menyusui putrinya Diaula Judo.
Dalam perbincangannya dengan Olympics.com pada 2023, atlet Olimpiade tersebut menegaskan kembali keinginannya untuk mengubah persepsi tentang atlet yang menyusui.
"Saya sakit hati mendengar orang berkata 'Kita hanya bisa melakukan satu hal dalam satu waktu, Kalian tidak bisa berkembang dalam pekerjaan kalian atau kalian tidak bisa menjadi atlet tingkat tinggi saat menjadi seorang ibu," tuturnya.
Meskipun realita tersebut sangatlah menyakitkan, ia tidak merasa menyerah untuk tetap menyusui sambil terus menjalani perannya sebagai atlet. "Saya memutuskan untuk tidak berpisah dari putri saya. Ini akan menjadi Olimpiade ketiga saya dan saya tahu seperti apa rasanya," ucapnya.
Ditambahkannya bahwa keinginan untuk tidak berpisah dengan anaknya memang menjadi keinginan kuat yang terus diwujudkannya.
"Kami semua adalah perempuan. Jadi saya tidak ingin mengganggu mereka, tetapi saya tidak dapat membayangkan melakukan Olimpiade ini tanpa putri saya tahu bahwa saya masih menyusui dia,"ujarnya seperti dikutip dari laman Olympics.
Melihat kasus tersebut, kenyataannya bukan hanya profesi atlet saja untuk saat ini yang memperjuangkan perubahan, Bunda. Karena, ada juga profesi di bidang lainnya yang bersikukuh memperjuangkan untuk menyusui anaknya untuk sebuah perubahan.
Mantan pelari cepat, Allyson Felx mengatakan bahwa ia ingin mengadvokasi para ibu dan keluarga setelah kariernya di lintasan, dan di Paris 2024. Ia berujar kalau dirinya lelah melakukan itu.
Peraih tujuh medali emas ini diangkat menjadi anggota IOC Athletes Commision setelah pensiun dan telah memperkenalkan sejumlah inisiatif yang membantu para atlet menyeimbangkan karier dan perannya sebagai ibu.
Felix kemudian bermitra dengan salah satu merek popok guna menciptakan ruang keluarga pertama di Olympic Village demi kepentingan para atlet di Olimpiade tahun ini.
"Ini benar-benar dimaksudkan agar terasa seperti di sebuah ruang di rumah Bunda," kata Felix.
Agar tidak monoton dan membosankan, Bunda dapat memanfaatkan fasilitas seperti area playground untuk bersantai dan bermanfaat bagi Si Kecil.
"Ada tempat-tempat empuk untuk bayi bermain. Ada mainan, buku, dan tempat khusus untuk menyusui. Tempat ini terasa sangat nyaman untuk bersantai dan berkumpul dengan keluarga,"katanya.
Atlet Olimpiade dari seluruh dunia sudah memanfaatkan tempat Felix dan banyak yang mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas tempat aman di dalam desa.
"Orang-orang pada umumnya sangat bersyukur,"kata atlet lintasan dan lapangan sekaligus sosok perempuan yang paling berprestasi.
Dikatakannya lebih lanjut bahwa dirinya ingin terus mengembangkannya. Namun sekarang, tempat ini terasa seperti rumah, dan memang seharusnya begitu.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)