Ini Alasan Embrio Gagal Berkembang saat Program Bayi Tabung seperti Kakak Oh Yi Young di Resident Playbook

19 hours ago 6

Jakarta -

Spin Off drama Korea Hospital Playlist yang berjudul Resident Playbook sedang tayang di tvN dan platform Netflix. Tak seperti dua musim drama sebelumnya, Resident Playbook menyajikan kehidupan empat residen dokter tahun pertama yang ditugaskan di Departemen Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) di Jongno Yulje Medical Center.

Dalam episode terbaru, Resident Playbook mengangkat kisah perjalanan program bayi tabung dari kakak pemeran utama Oh Yi Young, yakni Oh Ju Young yang diperankan oleh aktris Jung Woon Sun. Oh Ju Young diceritakan gagal menjalani program bayi tabung karena embrio gagal berkembang.

Meski telah gagal, Oh Ju Young tak mau menyerah. Ia kembali mencoba untuk menjalani program bayi tabung bersama suaminya.

Alasan embrio gagal berkembang saat program bayi tabung

Kisah Oh Ju Young tentang perjalanan program hamilnya banyak mencuri perhatian penonton. Pasalnya, kegagalan program bayi tabung karena embrio gagal berkembang memang bisa terjadi dalam prosedur ini, Bunda. Lantas, apa penyebabnya ya?

Perlu diketahui, program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) adalah Teknik Reproduksi Berbantu (TRB) atau teknik rekayasa reproduksi yang digunakan dalam penanganan pasien yang mengalami kesulitan dalam proses pembuahan atau mendapatkan momongan.

Program bayi tabung mempertemukan sel telur matang dengan sperma di luar tubuh manusia. Setelah terjadi pembuahan, embrio yang berkembang dan sehat akan ditanam kembali ke rahim.

Namun, ada kalanya embrio tidak berkembang sehingga program bayi tabung dinyatakan gagal. Bahkan, tidak semua embrio yang mencapai tahap blastokista (tahap perkembangan embrio awal) dianggap cocok untuk transfer embrio atau pembekuan. Embrio tersebut mungkin tidak memiliki semua komponen yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan yang sehat.

Berikut beberapa penyebab embrio gagal berkembang pada program bayi tabung:

1. Kualitas sel telur dan sperma

Dilansir laman Fertility, penyebab umum dari siklus IVF yang tidak berhasil adalah kualitas embrio yang buruk atau tidak berkembang. Kualitas embrio yang buruk dapat dipengaruhi oleh kualitas sel telur dan sperma.

Beberapa sel telur mungkin tidak dapat digunakan untuk pembuahan karena belum matang atau memiliki kelainan visual. Faktor-faktor seperti morfologi sperma yang buruk dan motilitas yang rendah juga dapat memengaruhi kualitas dan perkembangan embrio. Jika embrio memiliki kualitas buruk, maka ia tidak dapat berkembang menjadi bayi.

Ilustrasi USGIlustrasi USG/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat

2. Masalah kromosom

Dalam ulasan di International Journal of Fertility and Sterility tahun 2022, penyebab umum perkembangan embrio yang lambat mungkin melibatkan usia ibu yang sudah lanjut dan aneuploidi atau kelainan genetik.

Dikutip dari laman Newlife IVF, sekitar 70 persen embrio gagal berkembang karena masalah kromosom atau struktur seperti tali di dalam sel yang mengandung DNA. Ketika sperma dan sel telur bertemu, calon ibu dan ayah masing-masing mewariskan 23 kromosom, sehingga embrio yang dihasilkan memiliki total 46 kromosom.

Terkadang, kromosom dapat gagal bergabung sehingga menyebabkan kesalahan kromosom. Penyebabnya bisa karena jumlah kromosom yang tidak normal (aneuploidi), lebih dari satu set kromosom lengkap (poliploidi), atau kombinasi jumlah kromosom yang normal dan tidak normal (mosaikisme).

Selain itu, kesalahan kromosom juga dapat berkembang selama replikasi dan pembelahan sel dalam embrio. Jika embrio membelah secara tidak normal selama tahap awal perkembangannya, hal itu dapat menyebabkan distribusi kromosom yang tidak normal di antara sel-sel sehingga embrio gagal berkembang.

3. Kesalahan pembelahan sel

Biasanya, sel dalam embrio membelah dari satu sel menjadi dua dan mendistribusikan kromosom secara merata. Namun, dalam beberapa kasus, sel dalam embrio dapat membelah dari satu sel menjadi tiga atau disebut Direct Uneven Cleavage (DUC), Bunda.

Ketika DUC terjadi pada pembelahan sel pertama, maka ada kemungkinan embrio gagal berkembang. Peluang terjadinya hal tersebut juga dapat bergantung pada seberapa parah sel-sel tersebut terpengaruh.

Selain itu, kesalahan pembelahan sel lainnya dapat terjadi bila sel gagal membelah, tetapi nukleus (pusat informasi dari semua sel yang berisi kromosom dan DNA) terus bereplikasi. Hal tersebut dapat menyebabkan adanya lebih dari satu set kromosom lengkap di dalam satu sel.

Jika hal itu terjadi pada beberapa sel, maka perkembangan embrio akan terhenti. Namun, jika fenomena ini hanya terjadi pada beberapa sel, embrio masih memiliki potensi untuk mencapai tahap blastokista.

4. Perkembangan embrio yang buruk

Embrio juga dapat mengalami kematian sel atau dikenal sebagai apoptosis. Apoptosis merupakan mekanisme biologis yang bertujuan untuk membuang sel-sel yang tidak diinginkan atau rusak dari embrio pada tahap awal perkembangannya.

Jika apoptosis yang terjadi cukup banyak, maka embrio dapat gagal berkembang lebih lanjut.

5. Faktor usia ibu

Seperti dijelaskan sebelumnya, usia ibu juga dapat menjadi faktor penyebab embrio gagal berkembang dalam program bayi tabung. Seiring bertambahnya usia, kualitas sel telur menurun dan bisa mengakibatkan disfungsi mitokondria (organ kecil di dalam sel yang berfungsi pengendali energi).

Kandungan DNA mitokondria yang rendah atau rusak dikaitkan dengan kegagalan pembuahan dan perkembangan embrio yang abnormal. Pada dasarnya, jika sel telur atau embrio tidak memiliki cukup pasokan daya atau energi, maka proses perkembangan akan terhenti.

Demikian 5 alasan embrio gagal berkembang pada program bayi tabung. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online