Jakarta -
Pada masa pertumbuhan anak, orang tua penting memerhatikan kesehatan saluran cerna. Jika terjadi masalah pada pencernaannya, dapat mengganggu perkemhangan dan pertumbuhannya, Bunda.
Gangguan saluran cerna pada anak banyak terjadi akibat makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.
Pada saluran cerna anak yang sehat, fungsinya akan berjalan optimal. Makanan yang masuk, dapat dicerna dan diserap dengan optimal sehingga anak-anak tumbuh dengan baik.
"Berat badan naik, tinggi nambah, dan ketika masih bayi lingkar kepala bertambah," ungkap dokter anak sub spesialis gastrohepatologi, Dr. Himawan Aulia Rahman, SpA Subsp. GH dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk ketika mengisi acara Health Talk bertema Masalah Pencernaan pada Anak, Kenali Penyebab hingga Penanganan yang Tepat Sesuai Gejalanya, Sabtu (3/5/2025).
Lalu, bagaimana cara Bunda dan Ayah mengetahui tanda saluran cerna anak sehat? Simak yuk tanda-tandanya di bawah ini!
Tanda saluran cerna anak sehat
- Buang Air Besar (BAB) atau defekasi anak rutin terjadi setiap hari
- Nafsu makan Si Kecil terjaga dengan baik
- Tidak ada gejala pencernaan
- Proses tumbuh kembang berjalan baik
- Mood dan perilaku juga meningkat dengan baik. Biasanya pada saat beranjak remaja, anak-anak yang sering mengalami bad mood, salah satunya dapat disebabkan karena pencernaannya tidak bagus.
- Imunitas tubuh yang kuat
- Anak terlihat energik dalam kegiatan sehari-hari.
Setelah memahami tanda saluran cerna yang sehat, kini saatnya mengetahui pula gangguan saluran cerna pada Si Kecil
4 Gejala anak alami saluran cerna
Ternyata, ada empat gejala saluran cerna anak yang tidak boleh disepelekan. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan Si Kecil di masa depan, berikut di antaranya
1. Diare
Diare merupakan kondisi ketika frekuensi BAB anak lebih dari tiga kali dalam sehari, dengan konsistensi feses yang menjadi lebih sering dan lebih encer dari biasanya.
Diare tidak boleh disepelekan dengan anggapan akan membaik dengan sendirinya, Bunda. Diare yang normal pada anak seharusnya sembuh dalam waktu kurang dari tujuh hari.
"Diare dapat menyebabkan anak mengalami dehidrasi. Waspadai diare pada anak jika terjadi lebih dari tujuh hari," imbuh dr. Himawan.
Hal yang harus dilakukan jika anak alami dehidrasi saat diare
- Lihat tanda dehidrasi atau kekurangan cairan seperti anak terlihat lemas, kehausan, air mata berkurang, mata tampak cekung, air kencing berkurang dan berwarna pekat.
- Berikan cairan pengganti, salah satunya dengan memberikan oralit.
- Tetap berikan ASI/ makanan biasa dalam porsi yang lebih sedikit namun sering.
- Frekuensi diare semakin sering dan banyak
- Muntah berulang
- Anak tampak kehausan
- Tidak bisa minum
- Demam
- Diare disertai darah
Namun, diare adalah penyakit yang dapat dicegah. Caranya pun cukup mudah, yaitu dengan rajin mencuci tangan dan menjaga higienitas dalam menyiapkan susu, makanan, dan ketika mengganti popok Si Kecil. Serta cara yang tak kalah penting adalah dengan melakukan imunisasi, Bunda.
2. Sembelit
Gangguan pencernaan lain yang umum dialami anak-anak adalah sembelit. Meskipun umum dialami anak-anak, jangan pernah menyepelekan kondisi Si Kecil yang susah BAB ya.
Pada umumnya, sembelit memang tidak berbahaya. Namun, hal ini erat kaitannya dengan masalah perilaku anak-anak ke depannya.
Ketika mengurus anak sembelit, Bunda sebaiknya memahami timing atau stressor pemicu sembelit.
Timing yang memicu anak-anak mengalami sembelit
- Sembelit dapat terjadi di awal MPASI, yakni ketika anak berusia enam bulan.
- Konstipasi atau sembelit dapat terjadi kembali pada masa toilet training. Risiko terjadinya sembelit semakin meningkat apabila orang tua mencoba toilet training pada waktu usia anak semakin muda. Misalnya mencoba menerapkan toilet training ketika anak masih berusia 1-5 - 2 tahun.
- Sembelit juga sangat mungkin dialami anak-anak yang baru masuk TK atau SD karena pola tidur yang berubah, begitu pula dengan kebiasaan pagi hari yang ikut bergeser.
Gejala sembelit pada anak
- Frekuensi BAB jarang
- Konsistensi Bab keras sehingga anak kesakitan dan menangis saat defekasi
- Keluar tinja besar atau bulat kecil seperti kerikil
- Anak berperilaku suka menahan BAB (sembunyi dan memojok)
- Pada kasus berat ada riwayat kecepirit, yaitu kondisi ketika keluar kotoran tanpa disadari.
Tanda sembelit pada anak dapat menjadi masalah serius
- Sembelit terjadi di usia kurang dari enam bulan dan belum menerima MPASI
- Mekonium terlambat saat lahir, misalnya dua hari setelah lahir'
- Disertai demam/penurunan berat badan
- Perut tampak membuncit
- Muntah hijau
"Bagaimana jika anak saya sembelit? Segera ke dokter untuk mencari pertolongan, karena jika tidak segera ditangani sembelit akan lebih sulit diobati dan menyebabkan komplikasi. Seperti sakit perut berulang, nafsu makan turun jadi BB pun sulit naik, bahkan kecepirit di sekolah," ungkap dr. Himawan menambahkan.
3. Sakit perut
Sakit perut tentu sangat umum menimpa anak-anak. Namun, Bunda harus khawatir jika sakit perut pada anak disertai intensitas sakit perut berat atau bahkan disertai dengan muntah berwarna hijau.
Tanda sakit perut anak yang berbahaya
- Disertai gejala sulit atau nyeri saat menelan makanan
- Muntah berulang
- Disertai demam/penurunan berat badan
- BAB berdarah
- Sakit perut dirasakan terutama di perut kanan atas atau bawah.
"Sakit perut yang bahaya terjadi di sebelah kanan, kalau kanan atas bawah bisa menjadi gejala usus buntu yang tentu harus segera diperhatikan," terang dr. Himawan melanjutkan.
4. Masalah Kolik
Kolik merupakan gangguan saluran cerna yang biasanya menimpa bayi. Kondisi ini ditandai dengan bayi yang menangis terus-menerus dan sulit untuk ditenangkan.
Kolik lebih mungkin terjadi pada bayi yang berusia kurang dari lima bulan, Bunda. Anak yang mengalami kolik nampak kesakitan, namun tidak disertai dengan tanda sakit atau demam.
Lakukan 5 S untuk mengatasi bayi kolik
- Swaddling atau membedong bayi
- Side atau stomach position, meletakkan bayi dengan posisi tengkurap atau di atas bahu
- Shushing atau menenangkan bayi dengan bisikan "ssshhh, shhhh"
- Swinging atau mengayun pelan bayi untuk menenangkannya
- Sucking atau menawarkan bayi menyusu, karena gerakan sucking atau mengisap dapat menenangkan bayi yang rewel.
Demikian ulasan mengenai saluran cerna pada anak. Baik diare maupun sembelit pada anak adalah gangguan pencernaan yang tak boleh disepelekan karena ternyata dapat mengganggu kesehatannya di masa depan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)