Jakarta, Pintu News – Harga Bitcoin kembali turun di bawah $100.000 (sekitar Rp1,61 miliar) pada 27 Januari 2025, dipicu oleh penurunan pasar saham AS dan ketidakpastian ekonomi global. Dengan volatilitas yang meningkat akibat kebijakan Federal Reserve dan kompetisi teknologi AI, Bitcoin menghadapi tantangan besar di tengah pasar yang bergejolak.
Penurunan Harga Bitcoin dan Sentimen Pasar
Bitcoin mencatat penurunan 4% selama awal perdagangan pada 27 Januari, menembus zona support 10 hari terakhir. Penurunan ini terjadi bersamaan dengan jatuhnya indeks saham berjangka AS, mencerminkan kekhawatiran investor tentang arah pasar.
Meskipun ada tekanan jual, beberapa analis melihat penurunan ini sebagai ujian likuiditas pasar. Zona support saat ini berpotensi memicu pemulihan harga jika berhasil dipertahankan. Namun, jika harga turun di bawah $90.000 (sekitar Rp1,45 miliar), kekhawatiran akan penurunan lebih lanjut semakin besar.
Selain itu, keputusan kebijakan Federal Reserve menjadi fokus utama pasar. Spekulasi yang beredar menunjukkan bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tidak akan mengubah suku bunga, mengingat inflasi tetap menjadi perhatian utama. Data ekonomi seperti angka Produk Domestik Bruto (PDB) dan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) akan memengaruhi keputusan ini.
Baca Juga: Ali Martinez Prediksi Dogecoin Mengulangi Lonjakan 10.000% di Tahun 2025
Dampak Kompetisi Teknologi AI pada Pasar Bitcoin
Kehadiran DeepSeek, startup AI asal China, memicu kekhawatiran di kalangan investor AS. Sebagai pesaing ChatGPT dengan model harga lebih terjangkau, DeepSeek mendapatkan adopsi pengguna yang signifikan. Perkembangan ini memengaruhi sentimen di sektor teknologi, yang pada gilirannya memberikan tekanan pada pasar saham dan Bitcoin.
Karena Bitcoin sering bergerak seiring dengan performa pasar saham, penurunan indeks seperti Nasdaq dan S&P 500 berdampak langsung pada nilai Bitcoin. Hubungan antara sektor teknologi dan cryptocurrency ini memperkuat volatilitas pasar.
Investor Jangka Pendek Menghadapi Kerugian
Investor Bitcoin jangka pendek, terutama mereka yang memegang BTC kurang dari tiga bulan, menghadapi potensi kerugian jika harga tetap di bawah $96.000 (sekitar Rp1,55 miliar). Sementara itu, investor dengan periode kepemilikan hingga enam bulan perlu mempertahankan harga di atas $90.000 untuk menghindari kerugian yang belum terealisasi.
Di sisi lain, investor jangka panjang cenderung menarik diri dari pasar, sementara aktivitas perdagangan oleh investor jangka pendek meningkat. Perbedaan strategi ini menambah kompleksitas proyeksi harga Bitcoin di tengah kondisi pasar yang sulit.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Bitcoin terus diawasi dengan ketat oleh analis pasar, yang memantau kebijakan makroekonomi dan sentimen investor untuk memprediksi arah harga. Meskipun tantangan saat ini signifikan, optimisme tetap ada di kalangan pendukung Bitcoin yang percaya pada ketahanan aset ini dalam jangka panjang.
Penutup
Harga Bitcoin di bawah $100.000 mencerminkan dinamika pasar yang kompleks, dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi, sentimen teknologi, dan perilaku investor. Dalam beberapa bulan mendatang, kebijakan Federal Reserve dan perkembangan teknologi AI kemungkinan akan memainkan peran penting dalam menentukan arah pasar Bitcoin.
Baca Juga: Inovasi Crypto: Cardano dan 1Fuel dalam Sorotan Pasar Kripto, Ada Apa? (28/1/25)
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau pilih Pintu Login Web jika sudah memiliki akun.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
- Crypto News Flash. Bitcoin Price Predictions Shaping BTC. Diakses tanggal 28 Januari 2025.
- Featured Image: Generated by AI