Puasa Bikin Susah Fokus, Mitos atau Fakta?

4 hours ago 2

Selama berpuasa, tubuh sering terasa lemas dan kantuk dapat muncul dari pagi hingga sore. Gejala ini sering mengganggu konsentrasi, terutama pada anak-anak yang masih beradaptasi dengan puasa di tengah kegiatan sekolah.

Di bulan Ramadan, tubuh mengalami penyesuaian signifikan akibat perubahan pola makan dan tidur. Perubahan ini dapat memengaruhi kadar energi, metabolisme, dan suasana hati, yang pada gilirannya dapat mengganggu kemampuan berkonsentrasi.

Namun, apakah puasa benar-benar menjadi penyebab utama kehilangan fokus dalam beraktivitas? Mari kita simak fakta-fakta dari berbagai sumber di bawah ini, Bunda!

Fakta di balik puasa menyebabkan susah fokus

Banyak orang beranggapan bahwa puasa Ramadhan 1446 H kali ini dapat melemahkan daya fokus, terutama bagi anak-anak yang sedang bersekolah. Namun, apakah anggapan tersebut benar?

Kekurangan asupan nutrisi selama puasa, terutama karbohidrat, dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah. Gula darah adalah sumber energi bagi tubuh, dan ketika kadarnya rendah, tubuh bisa merasa lelah, sehingga sulit untuk fokus dan berkonsentrasi.

Selain itu, kesulitan tidur dan kurangnya waktu istirahat karena harus bangun lebih pagi untuk sahur juga dapat mengganggu konsentrasi saat beraktivitas.

Namun, jika puasa dilakukan dengan cara yang tepat, justru dapat memberikan manfaat. Banyak anak-anak yang berpuasa mampu meningkatkan fokus dan konsentrasi mereka, lho, Bunda.

Profesor ilmu saraf di Universitas Johns Hopkins, Dr. Mark Mattson, dalam Alzheimer’s Disease Research Center menunjukkan bahwa puasa dalam rentang waktu tertentu dapat merangsang perkembangan sel saraf baru dan meningkatkan koneksi antar sel di otak.

"Selama puasa, sel-sel saraf mengurangi penyerapan dan produksi protein baru. Mereka beralih ke mode 'menghemat sumber daya' dengan menekan jalur MTOR, sehingga tidak tumbuh," jelas dr. Mattson.

Dia melanjutkan, "Namun, sel-sel tersebut meningkatkan proses autophagy, di mana sel mendaur ulang molekul dan mitokondria, kompartemen penghasil energi. Ketika periode makan tiba, sel-sel ini kembali ke mode pertumbuhan."

Dengan demikian, kemampuan otak dalam mengelola fokus, konsentrasi, memori, pemikiran, perencanaan, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan dapat mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa puasa dapat memberikan dampak positif pada fungsi kognitif.

Melansir dari laman Medical News Today, puasa juga dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit neurological seperti stroke, Alzheimer, dan Parkinson. Dengan demikian, puasa memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan otak jangka panjang.

Di samping itu, puasa juga berfungsi untuk menstabilkan kadar hormon kortisol. Hormon ini berperan penting dalam respons tubuh terhadap stres dan memperkuat sistem kekebalan agar dapat berfungsi lebih efektif dalam melawan virus dan bakteri penyebab penyakit.

Cara menjaga fokus saat puasa

Bunda, ingin menjaga fokus otak selama berpuasa di bulan Ramadhan ini? Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diterapkan, menurut Kementerian Kesehatan RI:

  • Saat sahur dan berbuka, pilihlah makanan bergizi yang mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
  • Minumlah 2–3 liter air mineral atau sekitar 8 gelas, yang bisa dibagi antara waktu berbuka dan sahur.
  • Pastikan diri mendapatkan cukup tidur di malam hari dan luangkan waktu untuk tidur siang maksimal 20 menit.
  • Pastikan untuk tidak terlambat berbuka dan jangan lewatkan sahur.
  • Kurangi konsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh, soda, dan minuman energi saat sahur dan berbuka, karena bisa menyebabkan dehidrasi.
  • Lakukan olahraga fisik ringan selama 30 menit setiap hari, 3–5 kali seminggu. Jalan santai bisa jadi pilihan yang baik.

7 Makanan sahur dan berbuka puasa untuk anak yang dapat tingkatkan konsentrasi

Dalam wawancara bersama HaiBunda, dokter spesialis anak di RS Hermina Jatinegara, dr. Mira Dewita, Sp. A, memberikan beberapa rekomendasi makanan yang dapat meningkatkan konsentrasi anak.

Berikut adalah pilihan makanan dan minuman yang bisa Bunda siapkan untuk Si Kecil selama sahur dan berbuka puasa, agar mereka tetap fokus dan siap beraktivitas!

1. Telur

Telur adalah salah satu makanan bergizi lengkap yang sangat baik untuk mendukung kesehatan otak anak, terutama saat mereka menghadapi ujian.

Telur mengandung nutrisi penting seperti kolin, vitamin B12, protein, dan selenium. Kolin, khususnya, merupakan vitamin B kompleks esensial yang sangat penting untuk perkembangan fungsi kognitif otak.

2. Air mineral

Saat berbuka puasa, banyak orang tua yang terbiasa memberikan es teh manis kepada anak. Namun, minuman ini mengandung kafein yang tidak baik untuk anak, terutama bagi mereka yang memiliki masalah asam lambung.

"Teh mengandung zat adiktif yang sama seperti kopi. Sebaiknya anak dihindarkan dari minuman-minuman seperti ini. Selain dapat menyebabkan ketergantungan, anak yang memiliki masalah asam lambung juga berisiko terpengaruh," jelas dr. Mira.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan anak mengonsumsi cukup air mineral selama berpuasa. Air membantu menyeimbangkan cairan dalam tubuh dan menjaga agar anak tetap terhidrasi.

3. Yoghurt

Yoghurt bisa menjadi pilihan camilan yang baik untuk mendukung kecerdasan dan fungsi otak anak setelah berbuka. Produk olahan susu ini kaya akan yodium, yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan fungsi kognitif.

Selain itu, yoghurt juga mengandung banyak nutrisi lain yang penting, seperti protein, seng, vitamin B12, dan selenium.

4. Jauhi makanan tinggi garam

Makanan yang tinggi garam sebaiknya dihindari saat sahur dan berbuka puasa. Contoh makanan yang mengandung banyak garam adalah mi instan.

Konsumsi garam berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, yang sangat penting untuk diperhatikan selama bulan puasa. Ketika anak mengalami dehidrasi, daya konsentrasi mereka dapat terganggu, sehingga memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar dan beraktivitas dengan baik.

5. Jangan berikan makanan terlalu manis

Saat sahur dan berbuka puasa, kita perlu menghindari makanan yang terlalu manis. Jika ingin memberikan makanan manis, dr. Mira merekomendasikan kurma yang kaya akan kandungan air.

"Makanan yang dianjurkan adalah buah-buahan seperti kurma. Selain kurma, anak juga bisa menikmati buah-buahan manis lainnya," ujarnya.

Dia menambahkan, "Namun, makanan manis yang dimaksud bukanlah yang mengandung kadar gula tinggi, seperti cokelat. Sebaiknya berikan anak kurma yang matang, karena mengandung kadar air yang tinggi."

6. Hindari makanan tinggi minyak

Saat sahur dan berbuka, sebaiknya anak menghindari makanan yang mengandung banyak minyak, seperti gorengan. Selain tinggi minyak, makanan ini juga kaya lemak.

"Saat puasa, perut dalam kondisi istirahat. Jika anak mengonsumsi makanan berlemak tinggi, usus harus bekerja lebih keras, padahal lemak sulit dicerna. Jika ini terus terjadi, anak bisa mengalami sakit perut," jelas dr. Mira.

7. Kurangi konsumsi makanan terlalu pedas

Walaupun beberapa anak dapat mentoleransi rasa pedas, sebaiknya makanan yang terlalu pedas dihindari saat sahur dan berbuka.

Dokter Mira menekankan, "Anak-anak boleh diberikan makanan pedas sebagai pelengkap nasi, tetapi penting untuk tidak memberikan makanan yang terlalu pedas. Rasa pedas yang berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut dan mengganggu proses pencernaan mereka."

Demikian informasi mengenai anggapan bahwa puasa Ramadhan membuat otak sulit fokus. Sebaliknya, berpuasa dapat meningkatkan kemampuan kognitif jika Bunda menerapkan pola sahur dan berbuka yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online