Puasa Ternyata Bikin Awet Muda, Ini Penjelasan Pakar

Jakarta -

Sebagian orang mungkin menjalani puasa sebagai bagian dari diet untuk menurunkan berat badan. Namun, ternyata tak banyak yang tahu bahwa puasa dapat membantu seseorang terlihat awet muda.

Sebuah penelitian menunjukkan fasting-mimicking diet (FMD) atau diet seperti puasa dapat menurunkan resisten insulin, lemak hati, peradangan, dan penanda lain yang berkaitan dengan penuaan.

Apa itu FMD?

Dilansir dari laman healthline, FMD adalah diet yang dirancang untuk menghasilkan efek seperti puasa pada kadar glukosa, badan keton, dan molekul lain dalam darah, sembari tetap menyediakan kalori dan nutrisi serta membuatnya berpotensi lebih aman dan mudah untuk diselesaikan dibandingkan dengan puasa konvensional.

Salah satu keuntungan FMD, yaitu dilakukan lima hari berturut-turut selama sebulan dengan orang-orang mengonsumsi makanan normal selama sisa bulan tersebut. Dalam studi baru, peserta melakukan tiga hingga empat siklus FMD.

Apakah puasa bikin awet muda?

Dalam sebuah studi, para peneliti menganalisis sampel darah peserta dari dua populasi uji klinis yang telah dilakukan sebelumnya, dengan tujuan untuk mengungkap wawasan baru.

Peserta yang secara acak dimasukkan ke dalam FMD dalam setiap uji klinis mempraktikkan FMD selama lima hari setiap bulan, diikuti dengan diet normal mereka selama 25 hari.

Setelah tiga bulan, orang yang menjalani diet FMD memiliki lebih sedikit faktor risiko diabetes, termasuk resistensi insulin dan kadar HbA1c yang lebih rendah, demikian temuan para peneliti. HbA1c merupakan ukuran pengendalian glukosa darah jangka panjang

“Meskipun jumlah peserta studi yang diperiksa kecil, jika digabungkan dengan studi kami sebelumnya, hasil ini menunjukkan bahwa FMD dapat mengurangi resistensi insulin dan membantu memulihkan toleransi glukosa normal pada individu yang memiliki kadar glukosa puasa yang menunjukkan pra-diabetes,” tulis para penulis.

Orang yang menjalani FMD juga mengalami penurunan lemak perut dan lemak di dalam hati, sebagaimana diukur dengan magnetic resosnance imaging (MRI). Keduanya berkaitan dengan risiko sindrom metabolik yang lebih rendah.

Sindrom metabolik adalah sekelompok lima faktor risiko, yang jika tidak diobati, meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

Selain itu, para peneliti menemukan bahwa orang-orang dalam kelompok FMD memiliki tanda-tanda sistem kekebalan tubuh yang lebih muda, dan usia biologis yang lebih rendah, seperti yang ditunjukkan oleh seberapa baik sel dan jaringan berfungsi.

Manfaat puasa Ramadhan bagi kesehatan

Selain FMD, puasa Ramadhan juga sering kali dikaitkan dengan beberapa manfaat kesehatan tubuh. Berikut di antaranya:

1. Mengendalikan kolesterol jahat

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, banyak orang yang ingin menurunkan berat badan dengan berpuasa. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa puasa juga memengaruhi profil lipid. Hal ini mengakibatkan penurunan kolesterol darah, yang dapat mencegah serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya.

2. Detoksifikasi selama sebulan

Puasa tidak hanya menggunakan cadangan lemak, tetapi juga membersihkan tubuh dari racun berbahaya yang mungkin ada dalam timbunan lemak.

Dengan sistem pencernaan yang dirombak selama sebulan, tubuh secara alami melakukan detoksifikasi, memberikan Bunda kesempatan untuk melanjutkan gaya hidup yang lebih sehat setelah Ramadhan.

3. Nafsu makan terkendali

Menjalankan ibadah puasa juga akan mengubah gaya hidup dan sistem pencernaan menjadi lebih baik. Saat tubuh terbiasa makan lebih sedikit, sistem pencernaan mendapat kesempatan untuk beristirahat dan perut secara bertahap mengecil.

Hal ini akan mengurangi nafsu makan, dan hasilnya dapat bertahan lebih lama daripada banyak tren diet.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/fir)