TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan masyarakat mengantre untuk mendoakan mendiang Paus Fransiskus di Kedutaan Besar Vatikan untuk Indonesia di Jalan Merdeka Timur, Jakarta pada Rabu pagi, 23 April 2025. Satu di antaranya yang datang ialah Siti, 22 tahun, seorang muslim asal Jakarta.
Dia datang bersama bosnya, Brigita, 34 tahun, seorang penganut agama Katolik. Keduanya mengantre sejak pagi untuk ikut menuliskan pesan serta doa kepada Uskup Roma yang wafat pada 21 April lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siti dan Brigita berada di dalam Kedutaan Besar Vatikan selama beberapa menit. Mereka berkesempatan menyampaikan doa dan berbelasungkawa untuk mendiang Paus Fransiskus.
"Suasananya sangat khidmat. Kami semua jadi terharu," kata Brigita ditemui di depan Kedutaan Besar Vatikan, Jakarta pada Rabu, 23 April 2025.
Brigita mengaku banyak terinspirasi dari pribadi Paus Fransiskus. Kisah Uskup Roma itu kerap ia ceritakan kepada Siti. "Paus Fransiskus sosok yang sederhana, humanis, toleransi umat beragamanya baik, dan sangat dekat dengan kaum marginal," ujar Brigita.
Siti mengatakan cerita-cerita ihwal Paus Fransiskus yang didapat dari bosnya membuatnya tergugah. Siti menilai sosok Jorge Mario Bergoglio, nama lahir Paus Fransiskus, sebagai pribadi yang sederhana.
Kesederhanaan Paus, kata dia, tampak saat pemimpin umat Katolik itu berkunjung ke Indonesia pada September 2024. Dia sempat heran saat melihat Paus Fransiskus menaiki mobil biasa selama di Tanah Air. "Jadi aku kayak...Masya Allah," ujarnya menceritakan kembali pengalamannya mengenal kesederhanaan Paus Fransiskus.
Di dalam Kedutaan Besar Vatikan, Siti menuliskan ucapan belasungkawanya kepada Paus Fransiskus. Doa dari seorang muslim ini juga dipanjatkan untuk pemimpin umat Katolik itu. "Damai di surga, tenteram, dan sentosa," doa Siti kepada Paus Fransiskus.
Kedutaan Besar Vatikan membuka kesempatan bagi para warga Indonesia untuk berdoa kepada mendiang Paus Fransiskus, sejak 22 hingga 24 April 2025. Di hari kedua, ratusan masyarakat silih-berganti memasuki gedung tersebut.
Mereka berasal dari berbagai wilayah, profesi dan lintas agama. Masyarakat rela berpanas-panasan untuk mengantre, sebelum mendapat kesempatan mendoakan mendiang Paus Fransiskus.
Adapun Paus Fransiskus wafat di Casa Santa Marta pada 21 April 2025. Dia sempat dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli selama 38 hari sebelum akhirnya pulang untuk menjalani pemulihan. Ia wafat sehari setelah Hari Paskah dan tampil untuk terhir kalinya di hadapan umat.
Upacara pemakaman Paus Fransiskus akan dilaksanakan di Basilika Santo Petrus pada Sabtu pagi, 26 April 2025. Jenazah Paus Fransiskus akan dibawa ke Basilika Santo Petrus pada Rabu pagi 23 April 2025 pada pukul 9 pagi waktu setempat. Jenazahnya saat ini disemayamkan dalam peti jenazah di kapel kediaman Santa Marta, tempat ia tinggal selama 12 tahun masa kepausannya.
Berbeda dari tradisi, Fransiskus mengonfirmasi dalam wasiat terakhirnya yang dirilis pada Senin bahwa ia ingin dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma dan bukan di Basilika Santo Petrus. Pemakaman Paus Fransiskus akan dihadiri oleh para pemimpin dari seluruh dunia, menjelang konklaf bulan depan untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik Roma.