TEMPO.CO, Yogyakarta - Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyatakan tetap tak akan memberi kesempatan bagi mereka yang memiliki rekam jejak tindak pidana untuk ikut menjadi peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (UTBK SNBT) 2025. Hari ini merupakan hari pertama pelaksanaan tes untuk masuk PTN tersebut.
"Kami tetap akan diskualifikasi jika ada peserta UTBK yang terbukti pernah terlibat tindak pidana itu seperti kejadian tahun lalu," kata Sekretaris UGM Andi Sandi di Kampus UGM Yogyakarta, Rabu, 23 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada seleksi tahun sebelumnya, menurut Andi, ada kasus seorang calon peserta UTBK UGM terbukti terlibat dalam kasus pengoplosan minuman keras. Kasus itu kemudian bergulir ke meja hijau dan calon mahasiswa itu sudah sempat dipenjara. Namun kemudian ia kembali coba registrasi untuk mengikuti UTBK.
"Kami gunakan hak kampus untuk menolak registrasinya, karena sejak awal sudah ada surat pernyataan bagi peserta calon mahasiswa tidak pernah terlibat pidana," kata Andi.
Meski begitu, Andi menuturkan jika dalam proses seleksi UTBK 2025 ini ditemukan kecurangan dari kalangan peserta, UGM tak akan membawa kasusnya ke ranah pidana, misalnya jika ada joki atau kecurangan lain. "Hanya akan kami diskualifikasi saja kalau terjadi kecurangan," ujarnya.
Pelasanaan UTBK SNBT 2025 digelar mulai 23 April hingga 3 Mei 2025. UGM menyiapkan 14 lokasi ujian yang totalnya terdiri dari 41 ruangan. Lokasi itu tersebar di berbagai fakultas seperti Fakultas Teknik dan Sekolah Vokasi UGM.
Andi menuturkan di lapangan, sudah ada tim pengawas hingga tim kesehatan yang menjaga para peserta selama proses ujian. "Para pengawas juga akan memfilter peralatan yang dibawa masuk peserta, mereka yang menggunakan semacam hearing aid diminta melepas untuk mencegah kecurangan," kata dia.