Jakarta -
Bunda sebaiknya cermat memilih produk kosmetik dan skincare untuk digunakan selama hamil. Studi terbaru menemukan kandungan phthalate atau ftalat yang ada di produk kosmetik bisa berbahaya untuk bayi di dalam kandungan.
Para peneliti dari Emory University, The University of North Carolina di Chapel Hill, dan Columbia University menemukan bahwa paparan phthalate pada ibu selama kehamilan dapat memengaruhi metabolisme dan perkembangan otak bayi yang baru lahir. Phthalate adalah sekelompok plasticizer yang banyak digunakan dan umum ditemukan dalam berbagai kosmetik dan produk perawatan pribadi, seperti sampo, sabun, dan detergen, serta wadah makanan dan minuman plastik.
Penelitian yang diterbitkan pada tanggal 2 April 2025 di Nature Communications ini menjadi yang pertama kali mengeksplorasi dan menemukan bukti tentang bagaimana paparan phthalate pada ibu hamil memengaruhi metabolisme bayi saat lahir. Penelitian sebelumnya sempat menunjukkan bahwa phthalate dapat memengaruhi hormon dan mungkin terkait dengan dampak kesehatan pada ibu dan bayi.
"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa paparan phthalate pada ibu hamil dapat memengaruhi metabolisme bayi mereka dan juga yang pertama menunjukkan bahwa perubahan biologis ini dapat memengaruhi perkembangan bayi baru lahir," kata penulis pertama studi Susan Hoffman, PhD, dilansir laman resmi Emory University.
"Studi ini menjadi penting karena ada kepercayaan umum yang mengatakan bahwa plasenta dapat melindungi bayi dari banyak zat berbahaya. Tetapi, studi ini mendukung bahwa phthalate dapat melewati plasenta dan benar-benar bisa memengaruhi biologi bayi bahkan sebelum mereka lahir dan berdampak negatif pada perkembangan mereka seiring berjalannya waktu."
Penulis utama studi profesor madya di di Rollins School of Public Health, Donghai Liang, PhD, setuju dengan pernyataan Hoffman. Menurutnya, phthalate bahkan bisa menetap di tubuh bayi setelah lahir karena paparan yang didapatkan selama di dalam kandungan.
"Kami melihat bahwa begitu ibu hamil terpapar phthalate, zat kimia ini tidak hanya masuk ke dalam tubuh mereka dan mengganggu metabolisme ibu, tetapi paparan ini juga memengaruhi metabolisme dan fungsi saraf bayi yang baru lahir. Kami juga menemukan zat-zat ini tetap ada di dalam tubuh bayi setelah lahir, karena kami melihat beberapa indikasi gangguan biologis yang terjadi pada bayi yang berdampak lebih lanjut pada sistem perkembangan sarafnya," ungkap Liang.
Meski studi ini telah menemukan dampak buruk paparan phthalate selama hamil, penelitian di masa mendatang tetap dibutuhkan untuk menindaklanjuti paparan intrauterin yang terukur pada bayi hingga masa kanak-kanak. Hal tersebut dapat membantu para ilmuwan memahami apakah paparan dini terhadap bahan kimia seperti phthalate dapat memengaruhi perkembangan otak sepanjang masa kanak-kanak dan remaja.
Selain itu, penelitian lebih lanjut juga perlu memeriksa secara cermat molekul-molekul spesifik yang diidentifikasi di studi ini, seperti metabolit tirosin dan triptofan. Salah satu tujuannya adalah menemukan strategi intervensi untuk mengurangi dampak paparan intrauterin, Bunda.
Studi lain yang meneliti bahaya phthalate pada bumil
Studi yang diterbitkan di Environmental Research tahun 2019 juga pernah menemukan bahaya paparan phthalate pada ibu hamil. Studi ini menunjukkan bahwa anak-anak yang ibunya terpapar phthalate selama kehamilan lebih mungkin mengalami masalah dengan keterampilan motorik, yakni keterampilan yang digunakan bukan hanya dalam berolahraga tetapi juga dalam aktivitas sehari-hari.
Studi sebelumnya di JAMA Pediatrics tahun 2018 juga menemukan kaitan serupa, Bunda. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang terpapar phthalate selama kehamilan dapat melahirkan anak yang di kemudian hari mengalami masalah dengan perkembangan bahasanya.
"Jika membandingkan risiko keterlambatan bahasa pada ibu dengan paparan tinggi dengan paparan rendah, risikonya dua kali lipat. Anak yang lahir dari ibu dengan paparan tinggi dua kali lebih mungkin mengalami keterlambatan bahasa," kata salah satu penulis studi dan Department of Environmental Medicine and Public Health at Mount Sinai Icahn School of Medicine, Shanna Swan, dikutip dari CNN.
Demikian studi terbaru yang menjelaskan bahaya paparan zat phthalate selama kehamilan pada perkembangan otak janin. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)