Memasuki usia enam bulan, bayi mulai perlu mendapatkan tambahan nutrisi dari Makanan Pendamping ASI atau MPASI. Nah, seperti apa saja syarat pemberian MPASI pada bayi menurut Kemenkes RI?
Hal ini menjadi penting untuk menjadi patokan bagi Bunda dalam memberikan nutrisi yang sesuai dengan usia dan kebutuhan bayi. Dengan begitu, diharapkan tumbuh kembang bayi pun akan lebih optimal.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam laman resminya, setelah memasuki usia enam bulan, kebutuhan nutrisi bayi baik makronutrien maupun mikronutrien tidak dapat terpenuhi hanya oleh ASI. Di sinilah peran MPASI menjadi sangat penting.
Masa peralihan ini berlangsung antara usia 6 bulan sampai 23 bulan, yang merupakan masa yang rawan bagi proses tumbuh kembang anak.
Apabila dalam periode ini anak tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, baik kualitas maupun kuantitasnya, mereka rentan mengalami malnutrisi.
Syarat pemberian MPASI pada bayi
Lalu apa saja syarat-syarat pemberian MPASI pada bayi jika merujuk pada anjuran Kemenkes? Simak dalam ulasan berikut ini, Bunda:
1. Tepat waktu
Syarat pemberian MPASI pada bayi yang pertama yakni tepat waktu, yakni mulai usia enam bulan. Ini penting sebab pada usia tersebut, ASI sudah tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi bayi.
Menurut Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kemenkes RI, dr. Lovely Daisy, MKM, aturan usia pemberian MPASI ini juga diterapkan di sebagian besar Amerika dan Eropa.
Kendati demikian, bukan berarti lantas memperkenalkan MPASI lebih awal alias saat bayi belum mencapai usia enam bulan manfaatnya akan lebih besar ya, Bunda. Ini justru dapat berisiko bagi kesehatan bayi.
"Bila memperkenalkan MPASI terlalu dini akan meningkatkan risiko kontaminasi patogen. Sebaliknya, bila memperkenalkan MPASI terlambat akan menyebabkan bayi tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang," ungkap Daisy, dikutip dari laman rilis Kemenkes RI.
Hal tersebut juga sesuai dengan pedoman WHO Guideline for Complementary Feeding of Infants and Young Children 6-23 Months of Age tahun 2023. Dalam panduan tersebut, pemberian MPASI pada bayi berusia kurang dari enam bulan akan memiliki dampak buruk.
Alasannya adalah karena kesiapan tubuh bayi untuk mencerna makanan belum berkembang secara memadai, sehingga dapat meningkatkan risiko peningkatan morbiditas karena penyakit gastrointestinal. Termasuk di antaranya seperti penyakit diare dan risiko alergi.
2. Adekuat
Syarat kedua adalah adekuat, yang berarti makanan yang diberikan mampu memenuhi kecukupan energi bayi. MPASI perlu mengandung cukup protein, karbohidrat, lemak, serta mikronutrien untuk mencukupi kebutuhan tumbuh kembang optimal anak.
Pemberiannya juga harus mempertimbangkan usia, jumlah, frekuensi, tekstur, dan variasi makanan. Bunda perlu memperhatikan tekstur MPASI sesuai usia anak. Salah satu tujuannya untuk melatih kemampuan oromotor (pergerakan otot rongga mulut) anak.
Terkait jenis makanannya, MPASI harus menggunakan setidaknya mengandung 5 dari 8 kelompok makanan. Termasuk seperti makanan pokok, kacang-kacangan, daging-dagingan, telur, produk susu, sayur buah kaya vitamin A, dan lain-lain.
3. Aman
Pemberian MPASI harus aman, yang artinya proses persiapan dan penyimpanannya higienis agar aman dikonsumsi oleh bayi. Perhatikan bahan, alat, dan metode yang bersih dalam pembuatan MPASI.
Pisahkan penyimpanan makanan mentah dengan makanan yang sudah dimasak. Gunakan selalu makanan dari bahan segar dan masak sampai matang sempurna, misalnya dari daging, ayam, telur, dan ikan.
4. Diberikan dengan cara yang benar
MPASI harus diberikan dengan cara yang benar. Misalnya, berikan sesuai jadwal, dengan lingkungan yang mendukung, dan prosedur yang tepat.
Dalam sehari anak perlu makan 3 kali sehari, 1-2 kali makanan selingan (snack) dan ASI/susu 2-3 kali. Berikut contoh jadwal MPASI ideal bayi 6 bulan hingga 1 tahun:
Jadwal MPASI bayi 6-8 bulan
- Pukul 06.00 - ASI
- Pukul 08.00 - Sarapan dengan menu makanan yang lumat
- Pukul 10.00 - ASI atau makanan selingan, misal buah bertekstur lembut
- Pukul 12.00 - Makan siang dengan menu makanan lembut
- Pukul 14.00 - ASI
- Pukul 16.00 - Makanan selingan
- Pukul 18.00 - Makan malam dengan menu makanan yang lumat
- Pukul 20.00, 22.00, 24.00, dan 03.00 - ASI, dapat diberikan per jam, dan jumlahnya bergantung kebutuhan bayi
Jadwal MPASI bayi 9-11 bulan
- Pukul 06.00 - ASI
- Pukul 08.00 - Sarapan MPASI yang dicincang (halus/kasar), atau fingerfood
- Pukul 10.00 - ASI atau makanan selingan, seperti buah berukuran kecil dan cincang kasar
- Pukul 12.00 - Makan siang MPASI yang dicincang (halus/kasar), atau fingerfood
- Pukul 14.00 - ASI
- Pukul 16.00 - Makanan selingan
- Pukul 18.00 - Makan malam MPASI yang dicincang, atau fingerfood
- Pukul 20.00, 22.00, 24.00 - ASI
Sementara itu, untuk syarat lingkungan yang mendukung, hindari memaksa bayi untuk makan. Perhatikan tanda bayi lapar dan kenyang.
Pada bayi dan anak-anak, sangat penting untuk membangun pengaturan internal agar mereka mampu menyadari rasa lapar dan kenyang yang timbul pada dirinya sendiri.
Rasa lapar berkaitan erat dengan masa pengosongan lambung. Secara umum, waktu rata-rata pengosongan lambung pada anak-anak adalah 50 persen, dengan waktu 100 menit untuk makanan padat dan 75 menit untuk makanan cair.
Terkait prosedur makan yang tepat, ini misalnya makan dalam porsi kecil. Bayi juga perlu mendapatkan stimulasi tepat untuk belajar makan sendiri, dimulai dengan pemberian makanan selingan yang bisa dipegang sendiri.
Demikian ulasan tentang syarat-syarat pemberian MPASI pada bayi menurut Kemenkes RI. Ingatlah bahwa pedoman tentang pemberian MPASI tetap perlu menyesuaikan dengan kondisi masing-masing anak ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)