5 Fakta Mendikti Satryo Soemantri Heboh Didemo Pegawai Berujung Damai

6 hours ago 1

Kabar terbaru datang dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Bunda. Belum lama ini, para pegawainya melakukan demo besar terhadap sang Menteri, Satryo Soemantri.

Ratusan ASN dari Ditjen Dikti Kemendikbut Saintek menggelar demo yang diduga karena adanya pemecatan pegawai secara sepihak. Aksi ini dilakukan langsung di depan kantor Kemendiktisaintek Jakarta, Senin (20/1/2025) pagi.

Selama demo, para demonstran pun memamerkan beberapa tulisan yang menyentil Menteri Satryo. Ada pula karangan bunga dengan kalimat sindiran yang terpajang di depan pintu masuk.

Berbagai kalimat sentilan kepada Menteri Satryo ini diikuti dengan tagar #LAWAN! #MenteriDzolim#PaguyubanPegawaiDikti, Bunda. Contohnya seperti 'Berdiri Bersama Hari Ini Untuk Dikti yang Lebih Baik' hingga 'Pak Presiden, Selamatkan Kami dari Menteri Pemarah, Suka Main Tampar, dan Main Pecat'.

Fakta Mendikti Satryo Soemantri

Ada beberapa fakta tentang Mendikti Satryo Soemantri yang ramai diperbincangkan karena didemo pegawainya sendiri. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya seperti dilansir dari detikcom:

1. Diduga berhentikan ASN secara mendadak

Aksi demo untuk Mendikti Satryo Soemantri diduga dimulai karena adanya pemberhentian secara mendadak kepada pegawai Kemendiktisaintek bernama Neni Herlina, Bunda. Neni mengaku menerima perlakukan tidak menyenangkan dari Satryo ketika tengah menjalankan tugasnya.

Tidak hanya itu, Satryo sampai mengucapkan kalimat 'saya pecat kamu' kepada Neni. Dilansir dari laman Detiknews, Neni turut mengungkapkan kisahnya.

"Ketika saya menjalankan tugas, tapi ya perlakuannya sudah begitu. 'Ini kesalahan pertama ya' waktu pertama kali. 'Nanti kalau dua lagi, saya pecat kamu' dari pertama tuh udah begitu," katanya dikutip dari Detiknews.

Tidak hanya itu, Neni menyebut dirinya turut mengurusi berbagai macam pekerjaan yang tidak masuk akal. Salah satunya adalah pemasangan internet di rumah dinas sang menteri.

"Tapi ada kejadian lagi. Nah, kebetulan kejadian itu yang akhirnya, kan kita juga ada ketua tim rumah tangga tuh ada juga. Jadi suatu saat di rumah dinas itu pasang internet. Cuma ya, kok saya ke sana-ke sana gitu aja? Apa, terlalu malam atau apa?" tuturnya.

2. Didemo pegawai sendiri

Karena adanya pemecatan secara sepihak ini, para pegawai pun turut menunjukkan rasa amarahnya. Paguyuban Pegawai Kemendiktisaintek ikut ambil langkah nyata dan melakukan demo.

Demo ini dilakukan di lobi Gedung D Kemendiktisaintek, Jalan Raya Jenderal Sudirman Pintu I, Senayan, Senin (20/1/2025) pagi. Dikutip dari Detiknews, sebelum aksi pegawai ASN menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Bagimu Negeri, mereka juga membentangkan spanduk hingga menaruh karangan bunga yang menyentil Menteri Satryo.

"Mungkin ada kesalahpahaman di dalam pelaksanaan tugas dan itu menjadi fitnah atau suuzon bahwa Ibu Neni menerima sesuatu, padahal dia tidak melakukannya," kata Ketua Paguyuban Pegawai Dikti, Suwitno.

"Kami lebih kepada menyampaikan saja, terutama adalah kepada pejabat atau kepada Bapak Presiden yang sebenarnya mengangkat dan menunjuk beliau (Satryo Soemantri Brodjonegoro) sebagai menteri," imbuhnya.

Baca terus untuk mengetahui fakta lainnya ya, Bunda.

Fakta Mendikti Satryo Soemantri

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro saat menerima wawancara khusus detikedu di kantor Kemendiktisaintek, Jakarta, Jumat (11/1/2024).

Satryo Soemantri/Foto: Ari Saputra/detikFoto

3. Menteri Satryo buka suara

Dikutip dari laman detikJabar, Mendikti Satryo pun angkat bicara usai didemo oleh karyawannya. Ia menjelaskan mengenai pemicu aksi demo yang dilakukan oleh para ASN.

Menurutnya, demo yang terjadi didasari karena adanya mutasi besar-besaran akibat kementerian dibagi menjadi tiga bidang.

"Demo itu terkait kami sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran karena pecahnya jadi tiga menteri, kita perlu banyak orang, kita ingin benahi sesuai amanat presiden harus hemat dengan anggaran pemerintah," kata Satryo usai menghadiri pelantikan Rektor ITB di Bandung, Senin (20/1/2025).

Ia kemudian mengungkap bahwa ada beberapa pihak yang tidak ingin dimutasi sehingga terjadi demonstrasi. Ia pun membantah disebut sebagai menteri yang pemarah dan suka menampar karyawannya.

"Kita melakukan mutasi yang cukup besar, karena memang ada pihak yang tidak berkenan," ungkapnya.

"Enggak ada, tidak benar (pemarah dan suka menampar)," sambungnya.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

4. Kasus berakhir damai

Sekjen Kemendiktisaintek, Togar M Simatupang, mengungkap bahwa kasus antara Neni dan Satryo ini berakhir damai. Mendikti telah bertemu berbagai pihak seperti Neni hingga Ketua Paguyuban Pegawai Dikti Suwitno.

Pertemuan ini dilakukan sekitar pukul 19.30 WIB di rumah dinas Mendiktisaintek, Senin (20/1/2025). Di sana, kedua pihak berbincang hingga akhirnya saling memaafkan.

"Di situ terjadi perbincangan dari mulai aspirasi perbedaan yang ada sampai rekonsiliasi. Saling menerima, memaafkan, dan juga meluruskan hal-hal yang perlu diluruskan," ungkap Togar kepada detikEdu.

Togar juga menegaskan bahwa Neni akan tetap bekerja di Kemendiktisaintek. Togar menekankan perselisihan antara Kemendiktisaintek dan pegawai telah berakhir damai dan menyebut ada miskomunikasi atau kesalahpahaman di antara kedua pihak.

"Iyalah (damai). Kita harus dewasa dalam menyikapi perbedaan. Kan ini ada perbedaan miskom, interkultural, perseptual, dan macam-macam. Ini kan biasa dalam pemekaran organisasi," jelasnya.

5. Anak Soemantri Brodjonegoro

Selain dikenal sebagai Mendiktisaintek, Satryo sendiri adalah seorang putra dari profesor ternama, Soemantri Brodjonegoro. Prof Soemantri juga pernah menduduki jabatan yang sama dengan sang putra yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Pembangunan II masa jabatan 28 Maret 1973 hingga 18 Desember 1972.

Keluarga Soemantri Brodjonegoro sangat erat dengan dunia pendidikan. Prof Soemantri juga pernah menempati dua kali masa jabatan sebagai rektor Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1964 hingga 1973.

Prof Soemantri lahir di Semarang, 3 Juni 1926. Ayahnya, Sutedjo Brodjonegoro, merupakan guru Hollands Inlandsche School (HIS) di Semarang yang selanjutnya diangkat menjadi Kepala Sekolah HIS di Solo.

Prof Soemantri juga merupakan mantan mahasiswa Technische Hoogescholl (THS) Bandung, lembaga pendidikan yang kemudian bernama Fakultas Teknik UI, dan selanjutnya bernama Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia juga sempat masuk Korp Mahasiswa di Jawa Tenah bernama Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) pada 1947 dan bertugas sebagai Perwira Staf Brigade XVII berpangkat kapten.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Jangan lupa intip juga video SD swasta vs SD negeri berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]

(mua/fir)

Loading...

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online