5 Fakta Tentang Gumoh pada Bayi 0-6 Bulan, Bunda Perlu Tahu

2 months ago 39

Jakarta -

Gumoh pada bayi 0-6 bulan sebenarnya wajar terjadi, tapi ada beberapa kondisi yang kadang perlu dikonsultasikan ke dokter. Ada beberapa fakta tentang gumoh pada bayi 0-6 bulan yang perlu Bunda ketahui.

Gumoh biasanya menjadi pertanda bahwa ada cairan atau makanan yang baru saja dikonsumsi bayi keluar kembali, sering kali mengenai wajah dan bahkan pakaian bayi.

Meskipun hal ini sering terjadi, terutama pada bayi 0-6 bulan, banyak orang tua merasa cemas dan bingung apakah kondisi ini normal atau ada sesuatu dengan kesehatan Si Kecil. 

Dikutip dari Pregnancy, Birth and Baby, gumoh kerap disebut juga sebagai refluks atau regurgitasi. Hal ini sangat umum dan normal terjadi pada bayi yang diberi susu formula maupun yang disusui ASI.

Jika bayi gumoh dan menolak menyusu atau berat badannya bertambah lambat, mereka mungkin mengalami kondisi refluks gastroesofageal. Ini perlu diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Fakta tentang gumoh pada bayi

Ada beberapa fakta tentang gumoh pada bayi yang perlu diketahui orang tua, agar tidak memicu kekhawatiran berlebih. Berikut penjelasannya seperti dilansir berbagai sumber:

1. Gumoh termasuk wajar terjadi

Gumoh pada bayi adalah kejadian di mana cairan atau makanan yang sudah masuk ke perut bayi kembali naik ke tenggorokan atau mulut.

Pada umumnya, gumoh adalah hal yang normal dan sangat umum terjadi pada bayi yang mengonsumsi ASI atau susu formula. Pada sebagian besar bayi, gumoh terjadi dalam jumlah yang tidak banyak dan biasanya hanya berupa aliran cairan yang keluar secara perlahan setelah menyusu.

Dikutip dari Healthline, meskipun jumlah cairannya bisa terlihat banyak, sebenarnya itu hanya sebagian kecil dari apa yang tertelan kok, Bunda. Bayi yang mengalami gumoh sering kali tidak terlihat terganggu setelahnya. 

Namun, apabila Si Kecil tampak menunjukkan tanda-tanda lain seperti penurunan berat badan atau tanda-tanda sakit yang lebih parah, Bunda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan apakah ada kondisi medis lain yang perlu diwaspadai.

2. Bisa disebabkan oleh fungsi otot yang belum maksimal

Gumoh pada bayi sering kali terjadi karena belum maksimalnya fungsi otot untuk menahan cairan dan makanan agar tidak naik kembali ke tenggorokan, terutama pada bayi 0-6 bulan. 

Otot-otot bagian tersebut dalam tubuh mereka belum berfungsi dengan sempurna, sehingga jika perut bayi terlalu penuh atau ada gerakan yang menyebabkan isinya terguncang, gumoh sangat mungkin terjadi. 

Selain itu, penyebab lain gumoh bisa jadi karena aerofagia (memasukkan udara lebih banyak dari biasanya) atau stimulasi berlebihan, seperti saat bayi terlalu banyak digendong atau digoyang setelah menyusu. 

3. Gumoh berbeda dengan muntah

Bunda kerap bingung membedakan antara gumoh dan muntah? Perbedaan utama antara keduanya adalah intensitas dan penyebabnya. 

Jika gumoh biasanya terjadi secara tiba-tiba dalam jumlah kecil dan relatif tenang, muntah justru seringnya menjadi gejala dari suatu penyakit.

Gumoh muncul tanpa disertai tangisan atau rasa sakit pada bayi. Setelah gumoh, bayi mungkin akan tampak tetap bermain dan tidak terlalu terpengaruh. Sementara itu, muntah biasanya disertai dengan gejala lain seperti demam, diare, atau tubuh yang lemas. 

Nah, apabila Si Kecil mengalami muntah yang disertai gejala lain seperti demam atau diare, segera periksakan ke dokter.

4. Gumoh juga bisa menjadi indikasi masalah kesehatan

bayi gumohIlustrasi bayi gumoh/Foto: Getty Images/iStockphoto/Ольга Симонова

Meskipun sebagian besar kondisi gumoh adalah hal yang normal, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai sebagai indikasi bahwa ada penyebab medis lain. 

Jangan tunda untuk cek ke dokter apabila gumoh pada bayi disertai dengan gejala-gejala berikut:

  • Penurunan berat badan

Bayi yang terus-menerus gumoh dan tidak naik berat badan dengan baik bisa menunjukkan adanya masalah kesehatan.

  • Bayi tampak sangat tidak nyaman

Bayi yang sering merasa rewel atau tampak sangat tidak nyaman sepanjang hari bisa jadi mengalami masalah lebih serius seperti penyakit refluks gastroesofagus (GERD).

  • Perubahan warna atau tekstur gumoh

Gumoh biasanya berwarna putih seperti susu. Apabila cairan gumoh berwarna merah muda, kuning pekat, atau kehijauan, ini bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius.

Dalam beberapa kasus, gumoh dapat berubah menjadi muntah yang serius, terutama jika bayi terlihat dehidrasi atau kesulitan bernapas setelahnya. Jika bayi gumoh disertai darah atau jika cairan gumoh yang keluar cukup banyak dan sering, segera hubungi dokter.

5. Gumoh bisa dicegah dan diberi perawatan rumahan

Guna membantu mencegah terjadinya gumoh pada bayi, serta perawatan rumahan jika bayi terlanjur kerap gumoh, berikut beberapa langkah yang dapat Bunda coba terapkan untuk mengurangi frekuensinya:

  • Atur jadwal sesi menyusu

Cobalah untuk mencari tahu seberapa banyak porsi menyusu yang dibutuhkan bayi, agar ia tidak sampai kekenyangan apalagi hingga gumoh. Bunda dapat menyusui dari satu payudara saja per sesi dan pompa ASI dari payudara yang lain. 

Jika bayi minum susu formula, pertimbangkan untuk memberikan susu dalam jumlah sedikit demi sedikit.

  • Posisi tegak setelah menyusu

Usahakan agar posisi tubuh bayi tetap tegak selama 20 hingga 30 menit setelah menyusu, untuk membantu kerja proses pencernaannya dan mencegah gumoh.

  • Berikan jeda saat menyusu

Pastikan bayi mendapat kesempatan untuk sendawa dan tenang terlebih dahulu setelah setiap beberapa menit makan. Jangan terburu-buru memberikan ASI atau susu formula kembali.

  • Perhatikan ukuran pakaian dan popok bayi

Hindari pakaian atau popok yang terlalu ketat, karena ini juga bisa memberi tekanan pada perut bayi dan membuatnya gumoh.

Jika bayi tampak baik-baik saja dan tidak ada masalah dengan kenaikan berat badannya meskipun mengalami gumoh, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Frekuensi gumoh biasanya akan berkurang dengan sendirinya seiring berjalan waktu, terutama setelah bayi mencapai usia 1 tahun.

Meskipun gumoh kadang membuat khawatir, hal ini sebenarnya adalah bagian dari perkembangan normal bayi. Tetap pantau kondisi kesehatannya dan jangan tunda untuk konsultasi ke dokter jika ada gejala yang mengkhawatirkan ya, Bunda. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online